Wednesday, November 26, 2008

Arber


(ArBer)
Tidak Cukup…..

Karunia Tuhan selalu berbeda kepada tiap – tiap individu, ada yang bisa mempergunakannya, ada yang belum bisa menggunakannya, ada yang belum tahu bagaimana cara menggunakanya, dan ada lagi yang tidak mau menggunakannya. Bagi mereka yang punya karunia. Ada seorang remaja yang mempunyai karunia biasa – biasa saja, bahkan dia tidak terlalu sadar. Suatu hari, saat dia menghadiri sebuah kebaktian, seorang penyambut tamu(ushere) menyambutnya sambil mengucapkan Shaloom , sang remaapun membalasnya dengan kata yang sama sambil tersenyum. Remaja tersebut tahu kalau penyambut tamu itu tidak lain adalah gembala Gereja setempat. Minggu berikutnya ada sebuah kebaktian remaja dan kebetulan Bapak gembala membawakan firman yang interaktif berupa tanya jawab dan Sharing. Pimpinan Gereja tersebut mengatakan bahwa semua remaja diruangan itu pastilah mempunyai karunia yang Tuhan berikan untuk melayaniNYA. Selanjutnya adalah sesi Sharing dimana semua remaja bebas mengutarakan pendapatnya, sang remaja pun tidak mau ketinggalan untuk bertanya sebenarnya apa karunia Tuhan pada dirinya. ”Saya tidak cukup mempunyai karunia untuk melayani, saya tidak bisa bermain alat musik, suara saya juga tidak bagus untuk menjadi singer atau ikut padauan suara, ya kalau buat salaman saja untuk menyambut tamu sih bisa tapi masa karunia saya hanya menjabat tangan doang?” tanyanya. Gembala gereja tersebut hanya tersenyum lalu mengajak mereka semua membuka Alkitab, kemudian dia membacakan beberapa ayat pada saat YESUS diatas gunung dan diikuti banyak orang, pada saat itu DIA ingin memberikan makan pada banyak orang yang mengikutiNYA, tapi murid- muridnya hanya mempunyai dua ikan dan lima roti, lalu DIA membawanya segala yang ada kehadapan BAPA, kemudianlah terjadilah mukzijat. Ribuan orang yang mengikuti YESUS akhirnya bisa makan sampai kenyang serta sisanyapun cukup banyak. Remaja itu masih bingung dan belum mengerti apa hubungannya dengan pertanyaanya. Melihat sang remaja kebingungan, Bapak gembala tersebut memberikan jawabannya yang tertunda ”Apa yang ada padamu walaupun sedikit bawalah kepada Tuhan dahulu, semuanya akan ditambahkannya padamu. Apapun kemampuan kita walaupun hanya menjabat tangan, bawalah kepada TUHAN, karena DIA pasti akan akan menunjukkan bahwa segala ciptaaNya adalah spesial. Walaupun hanya menjabat tangan, tapi hal tersebut diperlukan untuk menyambut jemaat dengan penuh kehangatan.” jelasnya. ”sama seperti makanan yang sedikit tersebut, jika itu diperlukan untuk orang banyak maka Tuhan pasti akan memakainya dan menjadikannya berguna untuk kepentingan banyak orang dengan cara – caraNYA yang ajaib.”kata san gembala selanjutnya. Remaja tersebut mulai tersenyum, gembala itu terlihat senang melihat senyuman sang remaja, sambil mengatakan ”inilah yang ku tunggu dari tadi” katanya bahagia. Ternyata Gembala itu pernah menjadi penyambut tamu akibat ada pelayan yang berhalangan, kemudian menyambut sang remaja dan mendapatkan senyuman darinya. ”Menurut saya pribadi kau mempunyai senyuman yang hangat, kenapa tidak kau pakai untuk menyambut jemaat dengan senyumanmu?, walaupun hanya senyuman kalau itu berguna bagi banyak orang pastilah Tuhan akan memberkatinya, apalagi Tuhan adalah Gembala yang baik yang mengenal domba – dombanya, dan tentunnya juga mengenalmu serta seluruh kemampuanmu” Ucap Bapak gembala, yang kembali disambut dengan senyum oleh remaja tersebut. Dua minggu berikutnya remaja tersebut sudah mulai melayani menjadi penyambut tamu, denagn senyumnya dia menyambut setiap jemaat dengan penuh kehangatan.
Satu hal yang harus selalu kita ingat apapun yang kita miliki, adalah sesuatu yang besar dihadapan Tuhan, jangan merasa kurang karena DIA adalah Gembala yang baik yang mengenal domba – dombanya, jika kita ingin menggunakan karunia yang kita miliki bawalah kepadaNYA, DIA yang mengenal kita akan memberkati karunia kita untuk kepentingan banyak orang serta untuk pekerjaanNYA.

”Akulah gembala yang baik, dan Aku mengenal domba – domb-Ku
dan domba – domba-KU mengenal Aku”
Yohanes 10:14

GOD Bless you



Sunday, November 23, 2008


(ArBer)

Alkisah ada 5 orang maliakat berkumpul dan berdiskusi tentang manusia yang mereka amati masing – masing di bumi. Mereka membicarakan ucapan syukur dari manusia yang mereka amati. Malaikat pertama mengatakan petani yang dia amati, sangat mencintai TUHAN, hal ini terbukti dari ucapannya yang penuh rasa syukur ketika manusia tersebut menerima hasil panen sayur – syuran dari perkebunannya kata manusia itu ”aku dan keluargaku bersyukur kepada TUHAN yang telah memberikan kesuburan bagi ladangku sehingga kami memperoleh hasil kebun yang baik serta berlimpah dan nantinya akan mudah menjualnya kepada pedagang di pasar.”. Lalu malaikat ke-2 yang mendapat giliran bercerita, menceritakan bahwa pedagang sayur yang diamatinyapun selalu mengucap syukur pada saat sayur – sayuran yang dibawa petani dari desa untuk dijualnya sangat segar, sehingga dagangnya bisa cepat laku habis. Tukang sayur itu berkata ”terima kasih TUHANku, Engkau telah memberkati sayur – sayur daganganku yang selalu segar, sehingga cepat sekali sayuran ini terjual habis sehingga aku cepat memperoleh keuntungan”. Berikutnya malaikat ke-3 bercerita, bahwa manusia yang dia amati sebagai koki sebuah restoran, juga selalu mengucap syukur pada saat dia mengolah sayur – sayuran segar yang dibelinya dari pasar menjadi sebuah masakan. Sang koki berkata ”aku bersyukur kepada TUHAN, karena sayuran – sayuran segar ini berasal dari TUHAN, dan dengan demikian aku dapat mengolahnya menjadi masakan yang enak lalu pengunjuk restoranku akan makin bertambah”. Malaikat ke-4 ikut bercerita bahwa, manusia yang diamatinya adalah keluarga yang selalu bersyukur, karena diberikan kesempatan untuk menikmati makanan yang bergizi serta bermanfaat bagi kesehatan mereka. Kata sang Ayah pada saat memimpin doa di restoran yang menyajikan masakan sayuran yang lezat adalah ”Terima kasih TUHAN atas makanan yang tersedia diatas meja ini, makanan yang ini sungguh sempurna dan memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan kami,terpujilan namaMU, Amin”. Setelah ke – 4 malaikat itu bercerita lalu malaikat yang ke lima berkata ”semua manusia yang kalian ceritakan memang mengucap syukur, namun itu terlebih karena mereka mendapat berkat melimpah dari TUHAN, namun aku mengamati manusia yang menjadi pengemis, disaat tidak mendapatkan apa – apapun dia tetap bersyukur. Malaikat terakhir lalu bercerita ada seorang pengemis cacat yang selalu mengharapkan belas kasihan dari oarang – orang yang didepannya dan memberi makanan kepadanya. Suatu waktu sang pengemis itu sudah hampir dua hari belum makan sedikitpun, dia berusaha merangkat ke tong sampah, namun di tong sampah pun dia tetap mendapatkan sedikit makanan sisa, lalu akhirnya denagn segala kekuatannya dia merangkak ke depan sebuah restoran, dan seketika dia tersenyum sambil mengucap syukur, katanya ”terima kasih TUHAN, dia akhir hayatku ini Engkau masih memberikan kesempatan bagiku, untuk mencium aroma masakan yang sedap dari makanan diatas meja yang dinikmati keluarga itu” , lalu seketika itu pula dia berpulang ke Bapa di Sorga.....
Cerita diatas mengilustrasikan berbagai macam cara mengucapkan syukur dan berbagai alasan untuk mengucapkan syukur, namun diantara mereka semua hanya, seorang pengemis yang tidak mendapatkan apa – apa, tetapi dia tetap mengucap syukur dengan tidak meminta lebih. Pengemis memang berbeda dalam pengucapan syukurnya, dia seharusnya mengucap syukur pada saat ada yang memberinya makanan, bahkan sedikit saja karena dia sudah tidak makan hampir dua hari. Namun justru pada saat makanan yang diharapkan tak kunjung datang dan dia hanya dapat melihat sebuah keluarga menikmati makanan lezat diata meja, dia tetap mengucap syukur karena dia masih sempat mencium aroma masakan yang lezat tersebut walaupun tetap tidak mendapatkan makanan sampai akhir hidupnya. Kita sebagai manusia selulu mudah mengucap syukur pada saat kita mendapatkan sesuatu yang kita impikan, bahkan jika perlu kita memberikan korban bakaran dalam tanda kutip, misalnya perpuluhan atau menyantuni anak – anak fakir miskin. Pertanyaan sesungguhnya adalah apakah kita tetap mengucap syukur apabila apa yang kita inginkan tidak tercapai, atau apa yang ada pada kita hilang begitu saja? Apakah kita senantiasa mengucap syukur tanpa melihat apa yang kita dapatkan, berapa banyak yang kita dapatkan atau bahkan pada saat tidak ada yang kita dapatkan.......

”Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu
 dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita”
Efesus 5:20
GOD Bless u :-) :-)


Wednesday, November 19, 2008



Artikel berkat (Arber)

Edisi : Kesabaran

Terkadang ketidak sabaran dapat membawa sisi positif. Alkisah asa Seseorang yang tidak sabar berdoa kepada Yesus agar dia diberi kebasaran hati dan bisa bersabar. Hampir setiap hari doanya selalu seperti itu, dia sadar bahwa dia adalah seorang yang pemarah, cepat menuduh, dan selalu mengambil keputusan tanpa kompromi. Setelah banyak berdoa, lalu kenyataan yang didapatkannya ternyata berbeda dengan doa yang selalu dipanjatkannya. Hari demi hari dia malah makin banyak bertemu dengan orang – orang yang membuatnya kesal. Lalu dia mencoba merenungkan sikap dan tindakan orang – orang sekitarnya, akhirnya dia mengambil kesimpulan sebagian besar sikap orang – orang sekitarnya yang membuatnya kesal adalah ketidak sabaran.

Ketidak sabaran membuat dia harus bekerja cepat, hal tersebut tentu saja lambat laun akan mengurangi kualitas dari segala yang dikerjakannya. Ada juga mereka yang cepat menuduh serta selalu ingin cepat bila memutuskan sesuatu hal, selalu mengutamakan solusi tanpa antisipasi, selalu bekerja tanpa perencanaan yang penting cepat keluar hasilnya setelah itu baru ambil solusi jika terjadi kesalaahan atau kekurangan.

Perlahan dia pun mulai sadar bahwa orang – orang sekitarnya adalah orang yang tidak sabaran, padahal justru kesabaran tidak menunda waktu, tapi malah akan membuat sempurna pada saat yang tepat. Bagaikan seseorang yang ingin mengetahui kualitas pupuk yang diberikan pada pohon yang ditanamnya, sebelum buah dari pohonya matang, buah itu sudah dipetik untuk mengetahui apakagh buah tersebut enak atau tidak, jika tidak mereka bisa mengganti pupuk tanaman tersebut dengan yang lainnya, karena semakin cepat mengetahui pupuk yang baik, maka akan lebih cepat juga baginya mendapatkan hasil buah yang baik untuk diperjualkan. Motede tersebut tidaklah benar, karena jika buahnya saja belum matang bagaimana mungkin dapat mengambil kesimpulan kalau pupuknya salah sehingga hasil buahnya tidak enak. Butuh kesabaran untuk mendapatkan suatu hasil yang baik. 

Akhirnya dia berdoa kepada Yesus dan mengucap syukur, karena telah menempatkan orang – orang yang tidak sabar disekitarnya sehingga dia bisa melihat dampak buruk ketidak sabaran, serta dapat belajar sesuatui untuk dapat menghadapi mereka yang tidak sabar, yaitu dengan kesabaran dalam memberikan pengertian dan nasihat.

”orang yang sabar besar pengertianya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan”
Amsal 14:29 

God Bless You