Thursday, February 26, 2009

(ArBer) Jangan terlalu pinggir...


Jangan terlalu pinggir…



Tidak orang tua yang tidak kuatir jika melihat anaknya yang baru belajar berjalan. “Jangan cepat – cepat nak, jangan terlalu tengah, jangan terlalu pinggir, hati – hati, jangan melompat” dan masih banyak lagi teguran dari orang tua untuk anak – anak mereka. Mereka sangat menyayangi anak – anak mereka, sehingga selalu mengawasi dan sering sekali memberi arahan pada saat melihat buah hati mereka yang masih kecil ingin berjalan sendiri. Anak – anak adalah tanggung jawab orang tua, apalagi bila sang anak masih terhitung balita, dan belum bisa melangkah dengan pasti.


Kehidupan keimanan kita mungkin masih sama seperti anak – anak kecil, sering sekali kita terpeosok dalam dosa. Walaupun akhirnya kita sadar dan bertobat, namun tidak jarang kita masih jatuh dan jatuh lagi pada kesalahan yang sama. Hari ini mungkin bisa tahan terhadap godaan – godaan Iblis, namun kemungkinan esok lusa kita sudah jatuh lagi dalam dosa. Kita tidak mungkin terus hidup seorang diri, dan bertahan dari godaan – godaan Iblis yang menawarkan dunia kenikmatan dunia. Kita membutuhkan Tuhan


Tuhan selalu mengawasi, memperhatikan,menasehati kita dan memperingati kita setiap saat. Tapi kenapa sering sekali kita tidak sadar? Jawabannya adalah karena kita merasa apa yang kita lakukan itu benar, dan kita tidak takut karena kita merasa sudah mampu “berjalan” sendiri. Firman Tuhan diberikan kepada kita untuk dibaca, direnungkan dan di lakukan. Kita sering bersekutu dengan saudara seiman, dan mungkin melalui kotbah yang kita dengar dari hamba Tuhan juga menegur kita, tetapi semuanya kembali kepada kita. Iman yang masih “balita” sangat rentan akan kejatuhan, oleh sebab itu belajarlah peka terhadap perintah Tuhan kita, jangan keraskan hati apabila kita sudah mengerti akan firman – firmannya, itu adalah teguran paling ringan dari Tuhan agar kita tidak “berjalan” terlalu tengah, terlalu cepat, atau terlalu pinggir.


“Seperti bapa sayang anaknya,

demikianlah TUHAN sayang

kepada orang – orang

yang takut akan Dia”

Mazmur 103:13

GOD Bless u

Wednesday, February 25, 2009

(ArBer) Siapakah saudara mu?


Siapa saudara mu?


Setiap hari kita bertemu sekali banyak orang, namun tidak semua orang yang kita temui berinteraksi bersama kita. Biasanya kita berinteraksi dengan orang yang kita kenal, sedangkan dengan orang – orang yang tidak kita kenal, biasanya kita hanya cuek saja. Kita cenderung tidak perdulu, bahkan kita jarang sekali tersenyum kepada rang lain, apalagi mengajak mereka bicara. Manusia dikatakan makluk sosial karena membutuhkan manusia lainnya dalam menjalankan kehidupannya.


Sebenarnya kita tidak terlalu sosial, karena sebenarnya kita membutuhkan orang lain oleh karena justru untuk memuasakan egois kita sendiri. Pada saat kita ingin minta tolong pastilah ada sesuatu yang ingin kita harapkan dari orang lain agar keinginan kita tercapai. Jarang sekali kita berinteraksi dengan orang lain yang tidak kita kenal, jika kita tidak membutuhkan pertolongan dari mereka. Manusia juga cenderung hidup berkelompok. Idealnya jika kita sudah merasa aman dan nyaman dengan beberapa orang disamping kita(bisa teman, sahabat, pacar atau saudara), maka kita agak tertutup terhadap orang lain serta mulai tidak memikirkan orang lain selain mereka yang dekat dengan kita.


Tuhan Yesus pernah ditanya tentang siapa saudara – Nya. Walaupun sebenarnya Dia sangat mengasihi saudara dan keluarga – Nya, namun Dia justru memilih mengingatkan kita bahwa orang – orang sekitar kita juga adalah saudara – saudara kita.(Markus 3:30-35) Kita dapat mengambil pelajaran dari Yesus, dengan hidup penuh kasih, bukan saja terhadap orang yang kita kenal tetapi juga mereka yang tidak kita kenal, atau bahkan mereka yang kita kenal namun kita membencinya, karena sebenarnya mereka juga saudara kita. Ingatlah bahwa Yesus rela mati bukan saja untuk kita yang mengasihi – Nya bahkan buat semua umat manusia termasuk mereka yang berdosa bahkan membencinya.


Mulailah berinteraksi dengan orang yang belum kita kenal dengan senyuman, karena senyuman adalah bentuk kasih terbesar kita terhadap orang yang belum kita kenal.


“Barangsiapa melakukan kehendak Allah,

dialah saudara - Ku laki – laki,

dialah saudara – Ku perempuan,

dialah ibu – Ku.”

Markus 3:35

GOD Bless u

(ArBer) semuanya akan berlalu




Semuanya akan berlalu


Bumi sudah menjadi sumber kehidupan bagi manusia selama berjuta – juta tahun. Bumi mungkin sudah mulai kehabisan energinya untuk dipakai semua mahkluk hidup didalamnya. Sebuah sumber menyatakan bahwa penduduk dunia dalam 3 sampai 4 tahun kemudian akan berjumlah 7 milyar, ini akibat keberhasilan dalam bidang teknologi di dunia kedokteran, yaitu tranplantasi organ. Dengan semakin popular transplantasi organ maka banyak penyakit yang bisa disembuhkan. Semakin banyaknya penduduk maka akan semakin banyak pula kebutuhan hidupnya, kemudian sudah pasti bumi dengan segala sumber energinya akan semakin berkurang.


Bumi yang kita tinggali sekarang ini perlu untuk kita rawat. Manusia adalah makhluk paling sempurna yang dilengkapi akal dan pikiran, oleh karenanya kelestarian bumi adalah tanggung jawab kita semua. Alangkah baiknya jika kita memanfaatkan sumber energi yang disediakan bumi ini dengan penuh tanggung jawab. Kita jangan hanya menguras segala energi yang disediakan bumi, tapi juga mulai belajar untuk menjaga, merawat dan memanfaatkanya secara proporsional.


Memang apa yang kita lakukan tidak menjamin Bumi tempat kita tinggal ini akan terus ada sampai beribu – ribu tahun berikutnya, namun dengan ikut melestarikan bumi ini, setidaknya akan memperpanjang umur bumi, atau paling tidak mencegah bumi ini hancur dari dalam(akibat yang disebabkan dari dalam bumi). Banyak yang memprediksikan bumi beberapa puluh tahun berikutnya akan tertabrak oleh benda – benda angkasa(asteroid, komet atau benda2 angkasa lainnya)serta badai matahari(Sun Flare). Saat itulah yang disebut hari kiamat. Semuanya memang akan terjadi, tapi kita harus tetap yakin jika semua itu terjadi, itu sudah menjadi kehendak – Nya. Sebagai manusia kita hanya bisa terus menjaga buni ini, hal lain tentang bencana – bencana dari luar bumi bukanlah prioritas kita, sebab jika Tuhan berkenan pastinya Dia akan menyelamatkan bumi dari benturan benda – benda angkasa tersebut.


Semua kehidupan dalam alam semesta ini pasti akan berlalu, maka hiduplah setiap hari dengan penuh rasa syukur, dan tangung jawab terhadap semua ciptaan – Nya yang diberikan untuk kita nikmati. Rasa cinta kita terhadap ciptaan – Nya adalah salah satu bentuk kasih kita kepada Dia sang Pencipta.


“Langit dan bumi akan berlalu,

tetapi perkataan – Ku

tidak akan berlalu”

Matius 24:36

GOD Bless u

Monday, February 23, 2009

(ArBer) Awal kiamat kah??



Awal kiamat kah???


Secara ilmiah maupun ramalan – ramalan berbau super natural dikatakan bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat. Tepatnya pada tanggal 21 Desember 2012, disebutkan pada tanggal tersebut akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini. Tanggal 21/12/2012 juga merupakan titik balik musim dingin tahunan ketika belahan Utara Bumi berada di titik terjauh dari Matahari sehingga siang sangat pendek. Untuk pertama kalinya dalam 26.000 tahun, energi yang mengalir ke Bumi dari titik pusat Bimasakti akan sangat terganggu pada 21/12/2012, tepatnya pukul 11.11 malam. Semua itu disebabkan guncangan kecil pada rotasi Bumi. (sumber kompas)


Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju sepertinya manusia sudah bisa memprediksi datangnya hari yang dikatakan kiamat tersebut. Tahun 2012 seperti yang diprediksikan dengan tepat baik melalui ramalan maupun kajian ilmiah belumlah menjelang dan setidaknya masih ada 3 tahun . Lalu setelah kita mengetahui apa yang akan terjadi kelak apa yang akan kita lakukan dan bagaimana sikap kita? Akhir – akhir ini setelah berkembangnya isu tersebut, banyak orang mulai merasa ketakutan dan hidup dengan kekuatiran, merekamengangap bahwa ramalan – ramalan para peramal jternyata adalah benar dan sudah dibuktikan secara ilmiah. Lalu selanjutnya mereka justru datang lagi berbondong – bondong kepada para peramal tersbut untuk menanyakan bagaiman amenghindari bencana tersebut, dan akhirnya mereka sangat ketergantungan kepada para peramal terebut.


Siap ataupun tidak hari tersebut akanlah datang dimana manusia akan akan dihakimi, dan sebenarnya sama sekali tidak ada yang tahu kapan hariitu akan datang, bahkan malaikat di Sorga, Yesus sendiripun mengatakan hanya Bapa yang tahu. Mungkin hari ini atau esok hari tetapi baikalh kita hidup sebaik mungkin serta menutup setiap hari dengan penuh syukur karena Bapa masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berada didunia ini. Selanjutnya pergunakanlah hidup kita untuk menghargai semua ciptaan – Nya, karena fokus kita hanya terhadap manusia, maka alam sekitar kita sering kita abaikan. Janganlah lupa bahwa Tuhan Allah membentuk kita dari debu dan tanah(kej 2:7) yang notabennya juga berasal dari alam.


Cintailah alam sekitar kita, jangan takut akan datangnya hari kiamat sedangkan kita sekarang ikut merusak alam kita atau membiarkan orang lain merusaknya, dan atau justru kita sendiri terlalu sibuk dengan memenuhi kebahagian kita pribadi sehingga lupa ikut melestarikan alam. Tuhan menciptakan alamini untuk manusia, bukan berarti kita bebas memanfaatkanya, alam juga butuh kasih yang sama seperti manusia yang sangat dikasihi Tuhan, oleh karenanya sebaiknya kita juga mengasihi ciptaan – Nya yang lain.


Janganlah takut akan datangnya hari kiamat atau hari penghakiman, jika kita sendiri justru selalu egois memanfaatkan alam untuk kepentingan dan kebahagian manusia. Sebenarnya pada saat kita melupakan alam, kita sudah memualai awal kiamat dan mengundang lebih cepat datangnya hari tersebut.


“Hati – hatilah dan berjaga –jagalah!

Sebab kamu tidak tahu

Bila manakah waktunya tiba”

Markus 13:33

GOD Bless u

Sunday, February 22, 2009

(ArBer)


SATU GELAS SUSU


Suatu hari, seorang bocah miskin sedang berjualan dari

rumah ke rumah demi membiayai sekolahnya. Ia merasa

lapar dan haus, tapi sayangnya ia hanya mempunyai

sedikit sekali uang. Anak itu memutuskan untuk meminta

makanan dari rumah terdekat. Tetapi, saat seorang gadis

muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya.

Akhirnya, ia hanya meminta segelas air putih untuk

menawarkan dahaga. Gadis muda itu berpikir, pastilah

anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas

besar susu untuk anak tersebut. Ia meminumnya

perlahan, kemudian bertanya, “Berapa saya berhutang

kepada anda?”. “Kamu tidak berhutang apa pun kepada

saya,” jawabnya. “Ibuku men gajarkan untuk tidak

menerima bayaran untuk perbuatan baik yang kami

lakukan”. Anak itu menjawab, “Kalau begitu, saya hanya

bisa men gucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang

terdalam.” Saat Howard Kelly, anak kecil yang miskin

itu, meninggalkan rumah tersebut, dia bukan hanya

merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada

Tuhan dan sesama manusia menjadi lebih kuat.

Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir

menyerah.Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari wanita muda ter-

sebut men galami sakit parah. Dokter yang menanganinya

merasa bin gung dan akhirnya men girim wanita itu ke

kota besar untuk mendapatkan pertolongan spesialis. Dr.

Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi. Ketika ia

mendengar nama kota tempat asal si pasien, ia segera

pergi ke kamar tempat di mana wanita tersebut dirawat.

Ia langsung men genali dan memutuskan untuk melakukan

hal terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya.

Sejak hari itu, ia memberikan perhatian khusus pada

kasus ini. Setelah melewati perjuangan panjang,

peperangan pun dapat dimenangkan. Dr. Kelly dipanggil

oleh pihak administrasi untuk menandatangani biaya

yang harus dibayarkan oleh si wanita kepadanya. Ia

melihat kuitansi tersebut, dan kemudian menuliskan

sesuatu. Kuitansi tersebut lalu dikirim ke kamar

perawatan si wanita itu. Wanita tersebut merasa takut

untuk membukanya, karena ia merasa yakin bahwa ia

tidak akan mampu membayarnya. Akhirnya den gan

menguatkan hati, ia melihat ke kuitansi tersebut. Sebuah

tulisan pada kuitansi tersebut telah menarik

perhatiannya. Ia membaca tulisan itu: “Telah Dibayar

Penuh Den gan Satu Gelas Susu”. Tertanda, Dr. Howard

Kelly. Air mata mengalir dari matanya saat hatinya yang

bahagia mengucapkan doa dan pujian:”Terima kasih

Tuhan, kasihMu telah memancar melalui hati dan tangan

manusia”

(Unknown)

Cerita bijak diatas mempunyai sebua pesan unik bahwa, segala kebaikan yang kita kerjakan kepada orang lain suatu saat pasti akan mendapat balasa dari Tuhan sesuai dengan waktu – Nya. Janganlah menuntut balasan atas perbuatan baik yang telah kita kerjakan tetapi pujilah Tuhan yang mau memakai kita untuk membantu ciptaan – ciptaan – Nya. Ingatlah satu hal bahwa Tuhan akan memperhitungkan segala kesalahan kita sekecil apapun, demikan juga dengan segala kebaikan kita sekecil apapun akan selalu diingat – Nya.


“Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan

oleh karena buah perkataan,

dan orang mendapat balasan

dari pada yang dikerjakan tangannya.”

Amsal 14:12

GOD Bless u

Thursday, February 19, 2009


(ArBer)


Iblis ada di mana – mana…



Pada sebuah persekutuan kaum Ibu, terlihat sekelompok ibu – ibu saling berbisik. Ibu – ibu tersebut ternyata ukan membicarakan acara seminar yang akan dimulai sebentar lagi tetapi, mereka sibuk membicarakan seorang Ibu rumah tangga yang sedang mempunyai masalah. Ibu tersebut sedang bersedih karena suaminya ditahan oleh pihak kepolisian terkait penipuan. Ibu –ibu lain yang mengetahui kejadian tersebut ulai membicarakan keluarga Ibu tersebut. “Ga nyangka ya, padahal di Gereja suaminya ikut pelayanan sekolah minggu”ungkap seseorang, “iya masa sih dia tidak tahu kalo suaminya menipu?”, tambah seseorang lagi, “wah kalo beneran terbukti, Gereja kita bisa tercoreng nih” lanjut seorang Ibu lagi yang membicarakan masalah Ibu itu lagi.


Mudah sekali kita membicarakan dampak permasalahan seseorang dibandingkan mendengar dahulu apa penyebabnya. Seharusnya Ibu – ibu tersebut menemani Ibu yang sedang sedih tersebut. Setiap orang yang mempunyai masalah biasanya ingin sekali ada oran yang mau sabar mendengarkan keluh kesahnya. Ibu – ibu pada komisi wanita tersebut justru saling mengeluarkan pendapat pribadi, akan permasalahan Ibu. Bila dua orang membicarakan orang lain saja opini yang berkembang sudah tidak obyetif, apalagi jika beberapa orang berkumpul membicarakan orang lain?, sudah pasti pembicaraan tersebut sudah menjadi komentar subyektif atau gosip.


Hati – hati Iblis selalu setia setiap waktu kepada orang – orang yang lemah imannya. Bahkan di Gereja sekalipun banyak sekali Iblis bergentayangan. Ibu – ibu yang membicarakan saudara seimannya sendiri adalah contohnya. Iblis selalu mengintip setiap kesempatan, pada saat kita mulai membicarakan orang lain dibelakang kita maka itulah kesempatan emas sang iblis. Dengan segala cara pastilah iblis akan mempengaruhi pemikiran kita yang sudah tidak obyektif, dan lama – kelamaan kita akan mulai memfitnah, membenci bahakan menjauhi saudara seiman kita tanpa mendengar dahulu kejadian sesungguhnya.


Pikirkanlah hal – hal yang baik setiap hari,karena setiap pikiran kita yang negatif akan memberi kesempatan iblis untuk “menambahinya” menjadi semakin negatif oleh karenanya tutuplah segala kesemptan untuk berpikir negatif.


“Dan jangan beri kesempatan

kepada iblis”

Efesus 4:27

GOD Bless u

Wednesday, February 18, 2009


(ArBer)


Semuanya untuk anda gratisss



Siapa yang tidak mau dengan sebuah istana mewah? Ditambah lagi mobil – mobil eropa yang serba canggih?. Setiap manusia berusaha untuk bertahan hidup didunia ini. Manusia bekerja setiap hari agar bisa mencukupi kebutuhannya setiap hari. Apabila keutuhan susah tercukupi, kita biasanya memikirkan kebutuhn – kebutuhan yang lebih mahal serta lebih bersifat prestise. Celakanya justru kebutuhan mahal tersebut yang sekarang ini justru menjadi simbol status seseorang dilingkungannya.


Perkembangan diberbagai bidang teknologi membawa manusia hidup dalam persaingan. Setiap ada teknologi terbaru dan termuktahir, maka smua berebut untuk mendapatkannya. Belum tentu juga barang tersebut benar – benar bermanfaat, tetapi status sosial tetaplah harus menjadi yang utama. Setiap dari kita sudah “terjebak” dalam lingkungan sosial yang penuh persaingan, celakanya bukan persaingan yang baik, melainkan persaingan untuk mencapai status sosial tertentu, misalnya siapa yang paling mewah rumahnya, yang punya mobil keluaran terbaru atau barang – barang mewah dan mahal lainnya. Kita bahkan terus bekerja sekeras – kerasnya untuk mencapai status sosial tersebut. Sangat ironis jika hasil kerja kita hanya untuk mendapat penilaian dari orang lain.


Tuhan tidak pernah melarang kita untuk memiliki semuanya itu, tapi janganlah tujuan hidup kita semata – mata hanya mencari pujian dengan status sosial kita di lingkungan tempat tinggal kita. Jika sudah terjadi hal demikian maka lama – kelamaan harta benda kita akan terus kita sembah dan akhirnya kita hidup dan berbakti pada harta benda tersebut. Tuhan Yesus sendir bahkan pernah ditawari semua kenikmatan dan penghargaan dunia secara gratis, namun Dia tahu bahwa semua yang ada didunia ini tidak bisa ditukarkan dengan kemulian kita di Sorga. Tuhan memerintahkan kita untuk bekerja dan menaklukan dunia ini, namun kita janganlah lupa jika Tuhan membrikan berkat lebih pergunakanlah untuk hal – hal baik untuk kepentingan orang banyak. Berkat Tuhan bukan semata – mata agar kita dihormati serta dikagumi banyak orang akan jerih payah kita, tapi setiap berkat Tuhan mengandung kemulian – Nya


“Maka berkatalah Yesus kepadanya

enyalah iblis! Sebab ada tertulis :

Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu

dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Matius 4:10

GOD Bless u

Tuesday, February 17, 2009


(Arber)


Maksud hati ingin…

Apa daya…



Ada pribahasa kuno yang berbunyi “maksud hati ingin memeluk gunung apa daya tangan tak sampai”. Pribahasa tersebut sering dipakai banyak orang apabila tujuan atau keinginannya tidak tercapai. Tujuan dan visi dalm hidup memang haruslah lebih besar dari kemampuan kita sekarang ini, karena jika visi kita adlah sesuatu yang bisa kita kerjakan dalam waktu yang pendek maka kita sendiri tidak akan berkembang karena kita tidak perlu memperbaharui atau berusaha lebih baik lagi. Pada saat segala usaha sudah kita lakukan, namun ternyata apa yang kita tuju masih belum tercapai, bagaimanakah cara kita menyikapi hal tersebut?.


Kekuatan manusia tidak mungkin cukup untuk menaklukan dunia ini, dan perlu kuasa Tuhan Sang Pencipta untuk campur tanga dalam segala kehidupan kita. Tuhan sangat mengasihi ciptaan – Nya, jadi mana mungkin apa segala cita – cita hidup kita yang baik, dibiarka - Nya berlalu dari hidup kita. Ada beberapa syarat agar apa yang kita impikan akan terwujud. Pertama adalah pastikan apa yang ingin kita capai dalam hidup kita adalah untuk menuju kebahagian bersama atau banyak orang, janganlah mengimpikan segala kebahaigan untuk diri kita sendiri, tetapi pikirkanlah sesuatu yang indah yang akan kita rih bisa bermanfaat juga bagi banyak orang. Kedua berusahalah sebaik dan sekuat mungkin untuk mencapai impian tersebut, karena jika impian tersebut hanya ada di benak kita, maka selamanya impian tersebut akan selalu dibenakkita sebab kita tidak berusaha mewujudkannya. Selanjutnya adalah andalkanlah kekuatan Tuhan dengan berdoa serta hidup berkenan dihadapan – Nya, karena kekuatan kita sendiri tak akan mampu meraih apa yang kita impikan. Sekalipun impian itu teraihpun sifatnya hanya sementara jika Tuhan tidak berkenan terhadap apa yang kita raih.


Ketiga hal tersebut akan menjadi percuma juga apabila, kita merasa jumawa atau sombong pada saat semua impian kita tercapai. Ingatlah apa yang kita capai bukanlah buah dari kekuatan kita sendiri, tetapi oleh karena kehendak- Nya. Ingatlah selalu memuliakan Tuhan, karena atas ijin Dia apa yang kita impikan bisa teraih. Nah selanjtunya jangan memikirkan “tangan” kita yang tak mampu memeluk gunung, tetapi pikirkanlah dukungan dari kekuatan Tuhan yang menciptakan gunung itu


“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,

yang menaruh harapannya

pada TUHAN”

Yeremia 17:7

GOD Bless u

Monday, February 16, 2009


(ArBer)


Terlalu banyak aturannya…



Macet selalu terjadi di jalan – jalan raya Jakarta. Pemerintah akhirnya menerapkan aturan baru berupa mempercepat jam masuk sekolah menjadi jam 6:30. Awalnya mungkin berjalan efektif, namun lama- kelamaan macet kembali terjadi. Rencananya akan dibuat lagi aturan – aturan agar mengurangi kemacetan di Jakarta. Coba bayangkan jika tidak ada aturan, mungkin kita akan bertindak semau kita dan idak perduli orang – orang sekitar kita Aturan sepertinya membelenggu kita, namun kenyataannya itulah yang membuat kita teratur dan bebas menjalani kehidupan. Contohnya bila tidak ada lampu lalu lintas maka semua akan bergerak semaunya dan akan terjadi hal – hal yang tidak dinginkan, misalnya macet akan bertambah parah karena tidak ada yang mau mengalah, dan lebih fatalnya lagi mungkin akan terjadi kecelakaan.


Sebagai orang Kristen kita juga sering mengeluh banyak sekali peraturanya untuk hidup sebagai anak – anak terang. Kita sepertinya kehilangan kesempatan untuk menikmati dunia ini karena aturan – aturan dalam Injil. Bahkan apabila kita berpikir ingin lebih dekat lagi dengan – Nya pastilah akan semakin bertambah aturan – aturan yang harus kita taati. Sama seperti orang Israel yang keluar dari Mesir yang ingin hidup bebas, namun mereka bingung bebas yang mereka dapatkan malah membelenggu mereka. Mereka merasakan aturan – aturan dari Musa membelenggu mereka, padahal justru dengan aturan – aturan tersebut mereka akan lebih dekat dengan Tuhan dan terbebas dari dosa, bahkan jika mereka mengikuti aturan – aturan tersebut serta tidak keras kepala, mereka akan lebih cepat bebas menikmati tanah yang dijanjikan-Nya.


Aturan diperlukan karena dengan adanya peraturan tersebut kita sebenarnya dibebaskan dari kejadian – kejadian tidak perlu dalam hidup kita. Bangsa Israel tak perlu terlalu lama hidup di gurun pasir apabila mereka menuruti aturan – aturan Tuhan. Sama halnya dengan kita jika kita menuruti firman Tuhan, sebenarnya kita malah bisa hidup bebas karena tidak aada perasaan – perasaan bersalah dalam hidup kita yang biasanya menyebabkan stress. Jadi berpikirlah 2 kali jika ingin melanggar peraturan, pikirkan apabila melanggar peraturan apakah anda akan hidup lebih bebas? Atau sebaliknya justru hidup anda akan terperangkap pada sanksi serta hukuman?


“Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan – ketetapan-Ku

dan tetap berpegang pada peraturan-Ku

serta melakukannya, maka kamu akan

diam ditanahmu dengan aman tentram”

Imamat 25:18

GOD Bless u


(ArBer)

Lebih baik sekor kucing daripada sebuah patung singa


         Sebut saja bapak A, beliau cukup disegani dilingkungan tempat tinggalnya. Pak A mempunyai badan yang gagah dan besar, serta kumis tebal. Warga sangat segan terhadapnya, karena penampilan fisik yang gagah, ketika berbicara matanya selalu melotot tajam. Suatu hari warga memutuskan untuk mengadakan siskamling bergilir untuk menjaga keamanan wilyah tersebut yang akhir – akhir ini banyak sekali terjadi kasus pencurian. Suatu malam pada saat giliran bapak A menjaga bersama beberapa anak muda lainya, terdengar suara mencurigakan di sebuah rumah lalu mereka bertiga mencari datangnya suara tersebut. Tidak lama kemdian terlihat pintu sebuah rumah terbuka, lalu terlihat dua orang keluar dengan pakaian hitam sambil mendorong sebuah motor. Ternyta kedua orang tersbut adalah pencuri yang selama ini meresahkan warga. Melihat kedua orang asing itu mendorong motor, bapak A berteriak dengan kencangnya tampa bergerak sedikitpun”tolonggg ada malingggggg…malingg…” teriaknya, sedangkan kedua pemuda yang ikut ronda justru berlari mengejar sang pencuri tersebut.
        Tak lama kemudian warga berhamburan keluar rumah dan bertanya dimana malingnya, lalu bapak A, hanya bisa memberitahu bahwa malingnya sudah kabur, dan sekarang sedang dikejar pemuda – pemuda yang menemaninya ronda. Mulai saat itu warga sudah tidak menaruh respect kepada bapak A, yang dinilai penakut, walaupun berbadan besar namun tidak berani menangkap pencuri, dan hanya bisa berteriak minta tolong.
        Dalam kehidupan kita, sering sekali kita hidup dalam “topeng”. Sering sekali kita menasehati sesama untuk saling memaafkan, namun kita sendiri pendendam. Kita sering berbicara dengan kasih namun kita justru mengusir pengemis tua di pinggir jalan, bahkan kita bisa sangat rajin melayani di Gereja, namun di rumah kita sering membentak pembantu yang terkadang telat melayani kita. Hidup kita bisa diatur sedemikian mungkin agar image kita selau positif dimata orang lain, namun image kita dihadapan-Ny adalah justru pada saat kita menghadapi masalah. Biasanya jika kita menasehati seseorang, justru kitalah yang akan pertama kali merasakaanya. Tuhan ingin melihat apakah nasehat kita sudah kita terapkan dalam kehidupan kita sendiri.
         Seekor kucing yang mengong tentu lebih baik dari sebuah patung singa yang tak dapat mengaum, sikap yang baik lebih berguna dari nasehat yang indah.

“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat,
juga orang yang berpengetahuan-
dari pada orang yang tegap kuat “
Amsal 24:5


GOD Bless u


Friday, February 13, 2009


(ArBer)


Kasih seringan awan



Hari ini seluruh dunia memperingatinya sebagai kasih sayang. Hari Valentine yang dikenal sebagai hari kasih sayang bukanlah ajang tahunan untuk perlombaan dalam menunjukkan kasih sayang. Ttapi kita tidak bisa menampik bhwa dengan adanya satu hari spesialini, banyak sekali umat manusia yang mau belajar mengasihi. Sebagai anak – anak Allah kita tidak dilarang untuk ikut merayakannya. Justru seharusnya sambil ikut merayakannya kita juga bisa memanfaatkannya untuk membuat acara yang bertemakan tentang kasih sayang. Biasanya Gereja modern juga merayakan moment ini, terutama pada komisi remaja atau pemuda. Kita harus berpikir dewasa tentang makna hari ini, di satu sisi memang perayaan ini bersifat duniawi karena berhubungan dengan pemborosan uang(untuk membeli bunga, coklat atau barang2 lain untuk pasangan)dan hura - hura(acara pesta yang diadakan kelompok tertentu atau tempat hiburan). Akan tetapi jika semuanya itu dikemas dengan baik maka akan membawa dampak yang besar dalam perubahan pola pikir kita. Contohnya Gereja bisa membuat acara kinjungan ke panti asuhan, sehingga para remaja bisa merayakan hari kasih sayang dengan orang – orang justru tidak kenal mereka. Jika biasanya mereka mencurahkan kasih sayang untuk orang yang dikenal, kali ini mereka akan belajar mengenai ruang lingkup kasih yang lebih luas. Ajaklah mereka untuk menyumbangkan sedikit apa yang mereka miliki untuk anak – anak panti asuhan, serta membuat acara hiburan untuk menghibur anak – anak panti yang jauh dari kasih sayang orang tua. Maknailah hari kasih sayang ini dengan tindakan nyata. Janganlah terlalu memikirkan mereka yang sudah pasti dan akan selalu menyangi kita karena sudah menjadi tugas kita menyanyangi dan mengasihi mereka setiap waktu, tetapi cobalah menjadi saluran kasih justru bagi mereka yang tidak mengenal kita, namun hidup jauh dari kasih sayang(anak – anak jalanan, yatim piatu,orang – orang jompo atau merek yang sedang menderita penyakit mematikan seperti HIV/AIDS. Kasihilah mereka dengan sungguh – sungguh karena belum tentu mereka merasakan kasih lagi dilain waktu.

Hiduplah dengan kasih seringan awan, yang selalu ringan dan mudah ditiup angin kemanapun diseluruh langit, kasih janganlah terbatas oleh ruang dan waktu tetapi apapun, siapapun dan dimanapun kita bisa mengasihi maka bersungguh – sungguhlah dalam mengasihi. Selamat mengasihi di hari kasih sayang ini.


“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh – sungguh

seorang akan yang lain,

sebab kasih menutupi banyak sekali dosa”

1 Petrus 4:8

GOD Bless u

Wednesday, February 11, 2009


(ArBer)


Rumah diatas batu…



Semenjak kita sekolah minggu, kita sudah sering mendengarkan lagu tentang orng bodoh dan orang pintar. Pada lirik lagu tersebut dikatakan orang bodoh membangun rumahnya diatas pasir, sedangkan orang pintar yang dikatakan bijaksana membangun rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan menyebabkan banjir, rumah yang dibangun diatas pasir roboh akibat hujan tersebut, namun rumah yang dibangun diatas batu tetap kokoh. Ilustrasi tersebut memang sangat masukakal serta mampu diterima akal sehat kita. Jika membangun rumah diatas pasir permukaanya tidaklah padat dan gangguan angina serta goyangan kecil maka rumah akan mudah roboh, sedangkan membangun rumah diatas batu, pondasi tentunya akan lebih kuat, karena permukaan yang lebih padat.

Artikel ini tentunya tidak membahas lebih lanjut secara spesifik pembangunan rumah, namun dengan ilustrasi kita dapat mempelajari satu hal dalam kehidupan rohani kita, yaitu dimanakah iman kita akan Yesus di bangun?. Membangun rumah dipasir adalah ibarat kita yang selalu rutin mendengarkan firman Tuhan serta mempelajarinya. Kita dikatakan membangun rumah pada saat kita percaya dan ingin lebih mengenal Yesus lebih dan lebih lagi setiap hari. Kenyataanya, ternyata mendengar serta mempelajari saja tidak cukup, jikakita tidak mempraktekannya secara nyata dalam kehidupan kita setiap hari. Percuma kita hafal akan sepilih perintah Tuhan serta hukum kasih, apabila kita membenci saudara seiman kita. Suatu saat akan adatang “hujan dan badai” berupa akar kepahitan yang akhirnya menyebabkan kita dendam lalu berbuat dosa. Hal itulah yang akhirnya “merobohkan rumah” kita. Sebaliknya jika selain mempelajari kita juga mempraktekan dalam tingkah laku kita setiap hari pada saat “badai dan hujan” itu datang, “rumah kita” akan tetap kokoh karena dasar iman kita yang kuat. Mempelajari kasih yang Yesus ajarkan memang baik tapi itu akan lebih berguna jika dipraktekkan, karena mengasihi buknlah kasih jika hal tersebut disimpan dalam hati.

Setiap badai kehidupan tidak akan merobohkan kita sebab kita hidup penuh kasih, sehingga setiap pencobaan yang datang, pastilah juga mengundang bantuan serta perhatian dari orang sekitar kita, karena kita hidup dalam kasih yang nyata.

Kasih yang nyata adalah buah hasil dari iman kita kepada Yesus.


“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,

ia sama dengan orang bijaksana,

yang mendirikan rumahnya

di atas batu.”

Matius 7:24

GOD Bless u

Tuesday, February 10, 2009


(ArBer)


Gak kelihatan…


Suatu hari di sekolah minggu pada suatu Gereja. “Tuhan Yesus memang sudah naik ke sorga tapi bukan berarti kita sekarang sendiri, Tuhan masih menyertai kita melalui Roh Kudus” jelas seorang guru sekolah minggu pada saat ada anak yang bertanya mengapa Tuhan meninggalkan manusia untuk naik ke Sorga seorang diri. “hah siapa roh kudus itu bu?kaya Tuhan juga? Kok ga keliatan?ga pernah di foto kaya Tuhan Yesus ya?” tanya anak itu lagi bertubi – tubi. Guru sekolah minggu itu hanya tersenyum lalu mendekat k sang anak dan menjelaskannya dengan penuh kesabaran.
Anak – anak sekolah minggu memang cenderung memusatkan segala hal melalui penangkapan panca indera mereka. Apa yang dilihat biasanya itu yang mereka percaya, mereka masih belum bisa menerima sesuatu yang berhubungan dengan perasaan, logika ataupun penalaran. Kita sebagai orang – orang dewasa juga tidak jarang memiliki pandangan seorang anak kecil. Terkadang kita harus melihat bukti dahulu baru percaya. Kualitas keimanan kita justru dilihat dari kemampuan kita dalam menerima hal – hal yang diluar logika serta penalaran kita, makanya Yesus sendiri berkata bahwa jika saja ukuran Iman kita sebesar biji sesawi, maka sebenarnya gunungpun mampu kita pindahkan(Matius 17:20) Yesus tahu akan kelamahan manusia pada umumnya, yaitu selalu ingin merasakan atau meihat sesuatu yang nyata, oleh karena itu pengukuran iman terhadap manusia hanya sebesar biji sesawi. Kita memang harus menguji segala sesuatu dan jangan dengan mudah menerima atau mempercayai suatu hal. Pengujian memang diperlukan tapi hasil pengujian tersebut tidaklah harus sesuatu yang bisa kita lihat atau terima melalui panca indera kita. Percaya kepada Yesus adalah sebuah hasil dari pengujian kita terhadap Yesus itu sendiri, karena tidak mungkin kita beribadah dan percaya kalau kita tidak mengetahui serta mencari tahu siapa Dia. Jika demikian seharusnya hasil pengujiannya yaitu berupa percaya kepada-Nya serta hidup menurut ajaran-Nya, dan bukan percaya tapi mengharapkan hasil seperti hidup berkecukupan karena Yesus sumber berkat, hidup sehat karena Yesus Maha penyembuh, dan lain sebagainya yang intinya suatu kepuasan kedagingan.
Lalu masikah kita percaya kepada-Nya, jika kebahagian serta kepuasan hidup kita tidak kita rasakan atau tidak kelihatan sekarang ini???

“sebab hidup kami ini adalah
hidup karena percaya,
bukan karena melihat”
II Korintus 5:7

GOD Bless u

Monday, February 9, 2009



(ArBer)


Saling menolong…



Minggu ini komisi remaja sebuah Gereja mengadakan seminar tentang bahaya narkoba. Panitia yang sudah dibentuk bekerja keras menyiapkan segala perlengkapan serta menata ruangan yang akan digunakan. Oleh karena pembicara yang diundang adalah bapak – bapak dari kepolisian serta pakar psikotropika maka mereka bekerja keras untuk menyiapkan segalanya sebaik mungkin. Undangan sudah dibagikan ruangan serta semua persiapan seminarpun sudah disiapkan, kini mereka hanya tinggal berdoa bersama dan menyerahkannya kepada Tuhan.. Samapai pada hari H, semua berjalan dengan lancar para remaja juga banyak yang dating, dan acara dimulai tepat waktu. Setelah acara dimualai, seorang panitia baru menyadari bahwa banayak peserta yang dating bukan dari remaja. Ternyata undangan yang dihias begitu rupa menarik juga jemaat umum lainnya sehingga peserta membludak dan memenuhi ruangan. Panitia memang berhasil mengantisipasi dengan menyediakan tikar – tikar agar para remaja bisa duduk dibawah, namun permasalahannya adalah konsumsi untuk makan siang jumlahnya terbatas. Disaat yang bersamaan dating juga beberapa orang dari komisi dewasa, mereka lalu menawarkan diri kepada panitia untuk membantu mereka membelikan konsumsi, karena jumlah panitia komisi remaja terbatas dan harus menetap pada ruangan. AKhirnya dengan bantuan dari komisi dewasa konsumsi untuk peserta seminar tercukupi dan acara berjalan lancar sesuai dengan waktunya. Komisi remaja sangat bersuka cita, atas bantuan yang mereka terima, sebaliknya komisi dewasa juga merasa seminar tersebut juga sangat bermanfaat bagi jemaat lainnya sehingga mereka ikut berpartisipasi.

Sunguh indah bila dalam rumah Tuhan ada kerja sama. Setiap bagian dalam Gereja memang mempunyai fungsi dan target masing – masing, namun dalam mencapai target tersebut mereka membutuhkan bantuan dari bagian lainnya. Mungkin bisa saja berupa bantuan perencanaan, bantuan anggota atau bahkan bantuan nasehat dan pengalamanpun akan sangat berarti. Kerja sama sangatlah penting bahkan seorang rasul Petruspun mempunyai banyak sahabat. Selain dia meminta dari doa para sahabatnya, dia juga meminta bantuan dari mereka. Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan yang indah, apalagi bila dikerjakan bersama maka ada kesempatan kita untuk menolong sesama serta merasakan sukacita bersama.


“Bertolong – tolonglah menanggung bebanmu!

demikianlah kamu

memenuhi hukum Kristus”

Galatia 6:2

GOD Bless u




(ArBer)

Malaikat juga tahu

Siapa yang jadi juaranya...



Lagu yang dibawakan Dewi ’dee’ Lestari, yang berjudul malaikat juga tahu, mendapatkan sambutan luar bisa dari para pecinta musik tanah air. Lagu tersebut berisikan lirik – lirik yang menentuh hati. Lagu tersebut bercerita tentang kasih seseorang yang tidak disadari oleh orang yang dikasinhinya. Bahkan menurut lirik lagu tersebut jika ditanyakan kepada malaikat, maka sebenarnya malaikat tahu bahwa kasih serta perhatian seseorang tersebut lebih besar dari malaikat, dan jika dibanding derngan Malaikat, maka orang tersebut akan menjadi juaranya(dalam hal mengasihi)

Mungkinkah ada kasih seorang manusia yang lebih besar dari kasih malaikat? Jawabanya adalah mungkin saja. Manusia adalah ciptaan-Nya yang unik, kita diberi kehendak bebas untuk memilih apa yang ingin kita lakukan, dan hal ini tidak bisa disamakan dengan Malaikat, karena mereka makhluk ciptaan Tuhan yang sudah memiliki tugas dan fungsinya masing – masing.

Seseorang dikatakan mengasihi, haruslah ditunjukan dalam bentuk nyata melalui sikap dan perbuatan. Alllah pencipta manusia juga sudah memberikan contoh teladan kepada kita semua. Dia Sang Pencipta justru mau berkorban demi ciptaan – Nya. Kehadiran Tuhan Yesus dalam dunia ini, adalah contoh nyata yang konkret tentang apa itu kasih. Selain mengajarkan kasih, Tuhan Yesus juga menunjukkan kasih melalui perbuatan nyata dengan merelakan dirinya dicaci maki, disiksa, diludahi dan disalib. Kasih yang perlihatkan-Nya sungguh nyata bahkan saat – saat menjelang kematian-Nya, Dia tetap berdoa kepada Bapa agar mengampuni mereka yang menyiksannya. . Sebagai makhluk ciptaan – Nya yang bebas maka sebaiknya kita manfaatkan kebebasan tersebut untuk memilih hal yang terbaik. Kasihilah sesama kita dengan sukacita dan seperti kita mengasihi diri kita sendiri, karena mengasihi bukanlah tugas Malaikat. Mengasihi adalah tugas dan tanggung jawab manusia di bumi ini. Allah sendiri sudah mencontohkan diri melalui Yesus Kristus yang juga seorang manusia biasa, maka kita sebagai manusia haruslah mencontoh teladan serta perbuatan seorang mannusia yang bernama Yesus Kristus.


”jauh lebih tinggi dari pad malaikat – malaikat

sama seperti yang dikaruniakan kepada – Nya

jauh lebih indah dari pada nama mereka.”

Ibrani 1:4

GOD Bless u

Thursday, February 5, 2009



(ArBer)


Tidur di atas awan




Andi dipanggil wali kelasnya hari ini ke ruang guru. “Andi kenapa akhir – akhir ini kamu selalu telat masuk sekolah?” tanya bu Rani. “Iya bu, semenjak jam sekolah dimajukan, saya kesulitan bangun pagi” jawab Andi. “Mengapa kamu tidak menyalakan alarm lebih pagi lagi agar bisa bangun” tanya bu Rani lagi, “sudah bu, biasanya saya bangun pas alarm berbunyi tapi karena saya baru mendapatkan tempat tidur baru, ya saya tidur lagi deh, habis tempat tidurnya empuk seperti tidur di atas awan” jawab Andi dengan semangat.

Cerita sederhna diatas masih sering terjadi pada kita semua. Setiap hari mungkin kita bisa bangun pagi karena harus bekerja karena tuntutan profesionalisme serta mengngat berapa banyakmateri yang akan hilang apabila kita tidak cepat – cepat bekerja. Namun pada hari libur seperti sabtu dan minggu kita selalu “balas dendam” terhadap waktu tidur kita. Menjelang weekend biasanya rencana pertama dalam hidup kita adalah hidup bermalas – malasan(sebab kita sudah rajin setiap hari kerja) serta memperpanjang waktu tidur, bahkan tempat tidur seperti apapun akan terasa nyaman bagaikan tidur di atas awan. Memang tidak ada larangan untuk beristirahat atau tidur, tapi jika itu berlebihan pastilah ada dampak negatifnya. Bahkan kadang – kadang kita juga malas mengikuti kebaktian pagi yang diadakan Gereja pada hari minggu, dan kita cenderung dating pada kebaktian siang ataupun petang. Untuk menjaga fisik sebaiknya kita tidak menambah jam tidur kita sewaktu weekend , bangun di jam yang sama lalu biasakan diri berolah raga, dengan demikian fisik kita akan lebih bugar dan siap berktivitas kembali di awal pekan setiap minggu. Jika hari minggu sebaiknya ikutlah kebaktian pagi hari jika memungkinkan, karena pada pagi hari pikiran kita masih segar, dan itulah waktu yang terbaik untuk menghadap Tuhan di rumah-Nya. Pertimbangan lainnya juga agar pikiran kita tidak terfokus ke hal- hal lainnya seperti rekreasi atau tempat makan yang akan kita kunjungi bersama keluarga di hari minggu. Kita perlu memanjakan tubuh kita dengan beristirahat agar kita mendapatkan kesegaran jasmani, namun jangan lupa kita juga memerlukan kesehatan rohani.

Tidur memang akan menyegarkan tubuh, namun Tuhanlah yang menyegarkan jiwa kita.


“Seperti pintu berputar pada engselnya,

demikianlah

si pemalas di tempat tidurnya.”

Amsal 26:14

GOD Bless u