Monday, August 31, 2009

(ArBer) “I’am Thinker and u’r Tanker”


“I’am Thinker and u’r Tanker”


“Budi adalah seorang yang beriman serta memiliki jiwa pemimpin didalam lingkungan remaja gereja, sedangkan si Andy adalah tipe pemuda yang jarang memberikan ide namun mudah untuk dimintai tolong. Suatu hari disebuah rapat penitia komisi remaja, semua terlihat takjub dengan ide-ide brilian yang dipaparkan Budi. Ide brilian tersebut sudah pasti diterima rekan-rekannya, namun anehnya kemudian Budi sebagai pemberi ide yang paling paham akan pelaksanaan ide tersebut malah mengusulkan Andy sebagai ketua pelaksananya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, Andy pun mnerimanya. Budi mengusulkan Andy bukanya tanpa maksud, si budi sudah paham benar dengan sifat Andy yang mau melakukan apa saja dan mudah diperintah, olerh karena itu dengan demikian Budi tetaplah yang “mengendalikan” Andy. Beberapa hari kemudian, kegiatan yang direncanakan bersama pun mulai dikerjakan bersama. Dalam kegiatan tersebut si Budi terlihat sibuk sekali memerintah rekan-rekannya, bahkan Andy yang seharusnya memimpin rekan-rekannya juga, terlihat sibuk melaksanakan perintah Andy. Lucunya pada saat Andy tidak mampu mengerjakan idenya, Budi sendiri tidak mampu untuk mengerjakannya atau paling tidak memberikan contoh sebelum memerintahkan rekan-rekanya untuk melakukan idenya.


Coba kita renungkan sejenak, sebenarnya berapa banyak diantara kita yang sering melakukan hal serupa dengan Andy? Banyak diantara kita sering memiliki ide brilian, namun jarang diantara kita yang mau ikut serta aktif dalam mewujudkannya. Kebanyakan dari kita hanya mengimani akan ide tersebut serta lebih suka memerintah ini dan itu, demi tercapainya ide kita. Apabila kita di minta bantuannya, kita terkaang malas membantu dangan dalih “sory I’an Thinker and u’r Tanker”(maaf saya pemikir dan kamu tangker(mobil tank)). Maksudnya kitalah yang merancang ide, sedangkan yang lain adalah pekerja lapangan yang mewujudkan ide kita.


Suatu organisasi akan sulit berkembang jika tidak memiliki orang-orang yang bisa memberikan ide cemerlang, akan tetapi yang lebih penting adalah selain memberi ide, orang tersebut juga harus memimpin dalam pelaksanaannya. Gereja adalah suatu bentuk orgnisasi, oleh karenanya dibutuhkan orang-orang bertanggung jawab untuk membangun eksistensinya. Lalu kemudian pertanyaanya kembali kepada diri kita masing – masing yaitu : Apakah kita mau memberikan ide – ide membangun untuk kemajuan gereja dan umat Tuhan, dan apakah kita sendiri mau ikut serta aktif untuk mewujudkan ide – ide kita yang telah disetujui bersama tersebut?


Janganlah memilih untuk menjadi “thinker” ataupun “tanker” saja, tetapi pilihlah keduanya untuk mewujudkan kemajuan bersama!


“Kamu lihat, bahwa iman bekerja sama dengan

perbuatan-perbuatan dan

oleh perbuatan-perbuatan itu

iman menjadi sempurna”

Yakobus 2: 22


GOD Bless u

Sunday, August 30, 2009


Beda pendapat atau beda pendapatan?


Wajar saja setiap orang mempunyai pendapat masing-masing dalam melihat sebuah hal. Pemikiran setiap tidak selamanya sama, seandainyapun sama, bisa saja mereka mempunyai maksud yang berbeda pula. Beda pendapat sangatlah manusiawi, namun terkadang perbedaan tersebut justru kita jadikan topeng untuk mengungkapkan ketidak sukaan kita terhadap seseorang.


Biasanya kita merasa tidak suka terhadap seseorang, namun kita menggunakan banyak cara untuk menutupinya. Salah satunya mungkin saja kita mengatakan bahwa kita bukannya tidak suka, namun hanya memang tidak sepaham ataupun beda pendapat. Padahal sebenarnya rasa iri tersebut datang bukan karena beda pendapat, tapi bisa jadi karena beda pendapatan. Kenyataan yang ironis pada kehidupan perkotaan adalah kehidupan yang berkelompok. Biasanya orang kaya sangat menerima atau percaya dengan orang miskin yang baru mereka kenal. Sebaliknya juga demikian, kebanyakan orang miskin memandang mereka yang kuat secara finansial sebagai sosok yang pelit ataupun galak. Apabila timbul konflik antara si miskin dan si kaya, pastilah orang-orang miskin lainnya akan berpihak kepada si miskin, serta begitu juga dengan orang-orang kaya yang hanya berpihak kepada kelompoknya


Sebagai anak Tuhan, kita harus sadar bahwa benih kebencian terkadang justru timbul dari salah persepsi terhadap orang lain. Belum tentu segala persepsi buruk dan keberpihakan kita tersebut benar, oleh karenanya perlu untuk diuji kebenarannya. Mintalah kepada Tuhan agar kita mampu melatih pikiran untuk bergaul dengan orang lain tanpa harus melhat status sosialnya. Ingatlah setiap prasangka negatif kita terhadap orang lain yang belum teruji adalah penghalang bagi berkkat Tuhan! Siapa tahu berkat Tuhan justru tersalur berlimpah melalui orang yang kita sangka buruk.


“…Bertindaklah dalam segala sesuatu

tanpa memihak

janganlah engkau terburu-buru

menumpangkan tangan atas seseorang…”

1 Timotius 5 : 21-22


GOD Bless u

Friday, August 28, 2009


Jangan fokus kepada yang kecil.


Gambar di atas adalah salah satu gambar ilustrasi. Gambar tersebut ingin menunjukkan gambar seorang bayi, namun secara kasat mata akan sulit dicari. Jika kita mencoba mencari gambar seorang bayi dengan memfokuskan pada gambar dua orang yang sedang memandangi sebuah danau pastilah kita tidak akan menemukan gambar yang ingin kita cari. Coba kita fokuskan sudut pandang kita secara keseluruhan gambar maka kita dengan mudah menemukan gambar seorang bayi.


Sepertinya kita terbiasa dengan memfokuskan diri dengan hal kecil yang lebih mencolok, dibandingkan dengan hal besar yang masih tidak begitu nyata. Kita sering mengeluh dengan hal kecil. Misalnya pada saat bangun pagi, kita mungkin sudah mengeluh karena sudah harus berangkat beraktivitas lagi. Pada saat beraktivitas kita terkadang juga mengeluh bosa dengan kegiatan yang selalu sama sepanjang harinya. Pada saat pulang kita juga tidak lupa mengeluh, karena sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk rutinitas kita. Sebenarnya jika kita sadar dengan apa yang ingin kita capai, maka keluhan – keluhan tersebut tidak akan muncul. Segala aktivitas keseharian kita berasal dari keinginan kita sendiri, namun heranya setelah kita menjalaninya kita malah tidak bersemangat.


Cobaan – cobaan dan halangan memang sangat dibutuhkan untuk menguji keseriusan kita dalam menggapai impian kita. Rasa malas, bosan, dan lelah sebenarnya hanyalah masalah kecil di sebuah “bingkai” kehidupan yang besar. Masalah kecil tersebut memang harus selalu ada, karena hal tersebut adalah bagian kecil yang mendukung terlihatnya sesuatu yang besar. Sama seperti gambar diatas, jika kita fokuskan pada keseluruhan gambar yang besar maka kita akan dengan mudah menemukan apa yang kita ingin cari. Dalam bingkai kehidupan ini yang kita perlukan adalah berfokus kepada hal – hal besar serta mulia yang masih belum terlihat jelas. Berusahalah dan selalu berserah kepada Tuhan agar fokus kita kepada sesuatu yang besar dapat terlihat secara nyata.


“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan

sebab apabila ia sudah tahan uji,

ia akan menerima mahkota kehidupan

yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa

yang mengasihi Dia”

Yakobus 1:12

GOD Bless u

Wednesday, August 26, 2009

(ArBer) Berdoa sebelum makan.


Berdoa sebelum makan.


Suatu hari ada seorang misionaris yang tersesat di hutan. Setelah berputar-putar selama beberapa jam untuk mencari jalan keluar akhirnya dia kelelahan juga. Baru beberapa saat dia duduk, bahaya besar datang mengancam. Seekor beruang yang kelaparan muncul dan langsung mengejarnya. Sisa-sisa tenaganya hanya mampu membawanya berlari puluhan meter saja. Akhirnya diapun menyerah dan pasrah menunggu ajalnya. Kemudian dia berdoa sambul menungu malaikat menjemput jiwanya. Beberapa menit berlalu dia masih bisa merasakan keringatnya mengucr dari tubuhnya, kemudia dia pun berdoa lebih bersungguh-sungguh lagi meminta pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosanya selama dia hidup. Puluhan menit berlalu dia masih bisa merasakan hembusan angin, karena curiga dengan keberadaan binatang buas itu, kemudian dia memberanikan diri untk membuka matanya. Setelah matanya terbuka, dia melihat ternyata sang beruang juga sedang berdoa. Kemudian dia mengucap syukur kepada Tuhan, dan mengira berkat sikapnya yang sedang berdoa, akhirnya sang beruangpun ikut berdoa. Akan tetapi sesaat kenudian si beruang membuka matanya dan berkata “aku tidak mengikutimu berdoa, tetapi sejak kecil orang tuaku selalu mengajarkan berdoa dahulu sebelum makan…..”


Sebagai umat kristiani mungkin terkadang kita jarang berdoa pada saat makan, atau lebih buruk lagi hanya berdoa pada saat makan. Tuhan memang tidak mengatur secara khusus waktu-waktu yang harus kita sediakan untuk berdoa. Kita dibebaskan untuk berdoa kapan saja sesuai dengan kehendak kita. Kenyataan yang terjadi tidak adanya atran khusus berdoa, malah membuat kita hanya berdoa di saat-saat tertentu.


Berdoa adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan. Bukan saja pada saat kita ingin meminta pertolongan, saat bahagia kita juga perlu bersyukur dengan berdoa kepada-Nya, bahkan disaat kita ingin mulai melakukan rutinitas sehari-hari. Jika kita ingin hidup selalu dalam perlindungan-Nya, maka jangan hanya berdoa pada saat kita makan, karana bukan hanya disaat makan kita memerlukan Penyertaan-Nya. Berdoalah disetiap waktu jika ingin selalu mendapat penyertaan Tuhan!


“Dalam segala doa dan permohonan

Berdoalah setiap waktu

Di dalam Roh….”

Efesus 6:18


GOD Bless u

Tuesday, August 25, 2009

(ArBer) Melayang sampai lupa daratan


Melayang sampai lupa daratan


Setiap orang tentunya senang dipuji, apalagi manusia itu adalah seorang wanita. Wanita sangat senang untuk dipuji, sedangkan pria cenderung suka mengeluarkan kata-kata pujian yang manis bagaikan madu. “Rambutmu sangat bagus, pakaianmu sungguh pas dengan badanmu, hari ini kau cantik seperti seorang puteri”. Siapapun wanita yang mendengar kata-kata tersebut pastilah akan merasa senang, bahkan bisa jadi kata-kata pujian tersebu akan membuatnya terbang melayang.


Pujian sangat diperlukan untuk meningkatkan percaya diri seseorang, namun jika pujian tersebut berlebihan, bisa jadi kita malah menjeremuskan orang tersebut ke dalam kesombongan. Pujian dapat membuat seseorang menjadi “melayang”, lalu jiaka sudah melayang, pastinya dia akan memandang rendah orang lain. Bibit dosapun akan cepat bertumbuh pada saat diri kita mulai sombong. Jangankan pendapat orang lain, mungkin pendapat orang terdekat kitapun, tak akan kita dengarkan disaat kita merasa paling hebat. Kita harus mengembalikan segala pujian kepada Tuhan, karena sehebat, sepintar ataupun secantik apapun itu semua adalah anugrah Tuhan. Hanya Dialah yang patut dipuji dan menerima segala puji-pujian.


Biasakanlah diri untuk berhat-hati dalam memberikan pujian, karena bagi mereka yang tak bermental kuat, pujian justru akan membuat mereka lupa “daratan”. Kemudian bagi kita yang sering menerima pujian, ingatlah akan satu hal bahwa setiap pujian yang ditujukan kepada kita adalah utang kita dalam memuji Tuhan.


“Tidak baik makan banyak madu;

sebab itu biarlah

jarang kata-kata pujianmu”

Amsal 25:27


GOD Bless u

Monday, August 24, 2009

(ArBer) Pemakan segalanya.


Pemakan segalanya.


Dilihat konsumsi makanannya, manusia dikatagorikan dalam Omnivora(pemakan daging dan tumbuhan). Tidak seperti macan yang hanya mengkonsumsi daging, atau kuda yang hanya mengkonsumsi rerumputan, manusia bisa mengkonsumsi keduanya. Dengan demikian, sebenarnya manusia tidak perlu kuatir akan kehabisan makanan, karena Tuhan menyediakan banyak sumber makanan, baik melalui daging binatang sampai sayur-sayuran dari tumbuhan.


Alam semesta ini sungguh luas dan menyimpan banyak kebutuhan manusia, terutama dalam hal sumber makanan. Bumi menyimpan banyak sumber makanan bagi segala makhluk hidup tidak terkecuali manusia, namun bukan berarti kita bumi sendiri kita konsumsikan. Contoh nyata kita mengkonsumsi bumi ini adalah, pada saat kita tidak sadar dalam memanfaatkan kekayaan alam didalam bumi. Penebangan pohon yang terus menerus, penangkapan ikan dengan menggunakan bom, atau pemborosan energi seperti memakai air yang berlebihan adalah cara-cara halus untuk menghabisi bumi. Bumi dengan segala kekayaan alamnya memang menyimpan makanan yang belum pernah habis disepanjang peradaban, akan tetapi jika bumi tersebut kita eksplorasi habis-habisan, pastilah secara langsung akan mempengaruhi ketersedian sumber makanan dalam bumi.


Tuhan menyerahkan alam ini untuk kita manfaatkan dan bukan untuk kita habiskan. Memanfaatkan berarti menggunakan dengan bijak sesuai dengan kebutuhan, serta bukan saja menggunakan melainkan juga merawatnya. Alam ini bukan hanya untuk generasi kita saja, jika kita memilih untuk menghabiskan semua potensi alam dan sumber makanan kita, maka hal tersebut sama saja dengan menghabisi genarasi penerus kita. Selama bumi masih ada maka semua kebutuhan makhluk hidup akan tercukupi, oleh karenanya lakukanlah hal sederhana untuk menyelamatkan bumi! karena itulah hadiah terbesar bagi generasi penerus kita


“Selama bumi masih ada

takkan berhenti-henti musim

menabur dan menuai….”

Kejadian 8:22


GOD Bless u

Sunday, August 23, 2009

(ArBer) Tepuk tangan dengan sukacita.



Tepuk tangan dengan sukacita.


Kapan terakhir kita bertepuk tangan dengan sukacita?Mungkin tadi pagi, mungkin kemarin sore, atau minggu lalu? Bagi mereka yang baru saja mengahadiri sebuah pertunjukkan, atau baru saja mengikuti kebaktian mungkin masih mengingat moment-moment yang membuat mereka sampai bertepuk tangan. Banyak sebab yang menyebabkan seseorang bertepuk tngan. Dalam suatu pertunjukkan mungkin kita bertepuk tangan karena rasa kagum kita akan suatu hal yang baru saja kita saksikan, sedangkan dalam gereja, mungkin saja kita bertepuk tangan pada saat menyanyikan lagu puji-pujian pada sebuah kebaktian. Sekarang coba kita telaah secara mendalam, apa yang menyebabkan kita bertepuk tangan?


Sebuah pagelaran ataupun pertunjukkan tentu saja menempilkan hal-hal istimewa yang tetntunya luar biasa dan belum tentu bisa dilakukan para penontonya. Bisa jadi kita memberikan tepuk tangan karena memang kita kagum dengan apa yang kita lihat. Sedangkan disaat kebaktian tentu saja kita bertepuk tangan oleh karena aba-aba dari wl(Worship leader).


Tepuk tangan dengan penuh suka cita mungkin sudah lama kita ekspresikan sebagai wujud syukur kita kepada Tuhan. Tepuk tangan terkadang malah banyak kita tunjukkan kepada bintang-bintang idola kita didunia ini, sedangkan pada saat memuji Tuhan dalam sebuah kebaktian, sepertinya tepuk tangan kita hanya sebagai pelengkap iringan sebuah lagu pujian. Bertepuk tanganlah dengan penuh sukacita! Tepuk tangan pada saat memuji nama-Nya juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan. Jangan menunggu berkat Tuhan besar dari Tuhan, baru kita mau mengekspresikan sukacita kita, karena bisa jadi berkat besar datang justru dari seberapa besar ekspresi sukacita kita pada saat kita bertepuk tangan.


“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia,

namun kamu mengasihi-Nya

Kamu percaya kepada Dia, sekalipun

Kamu sekarang tidak melihat-Nya

Kamu bergembira karena sukacita

Yang mulia dan yang tidak terkatakan”

I Petrus 1:8

GOD Bless u

Friday, August 21, 2009

(ArBer) Terang yang unik.


Terang yang unik.


Binatang katak pada gambar diatas sepertinya menemukan caranya tersendiri untuk menjadi terang. Kejadian tersebut dengan cepat tersebuar di dunia maya, bahwa ada sekor binatang ampihibi yang tanpa diketahui sebabnya memakan sebual lampu yang berkilau. Selanjutnya yang terjadi bukannya kodok tersebut tersengat aliran listrik dan meninggal akan tetapi tubuh kodok tersebut malah menjadi terang aibat nyala lampu tersebut. Bisa jadi katak itu malah ingin menjadi terang seperti lampu-lampu disampingnya.


Apabila katak saja ingin menjadi terang, lalu mengapa kita tidak berusaha menjadi terang? Tentu saja kita tidak perlu mengikuti jejak katak kuba tersebut untuk menelan lampu kecil yang sedang menyala, melainkan hidup dengan memberikan teladan yang baik bagi orang-orang sekitar lingkungan kita. Sebenarnya menjadi terang tidaklah sulit, har terberat justru adalah hasil atau dampak yang terjadi setelah kita memberikan contoh baik. Sudah menjadi kebiasaan buruk bagi kita, jika hal baik yang kita kerjakan tidak mendapat presiasi sepatasnya dari ligkungan sekitar kita. Contoh konkretnya, jika di lingkungan sekolah, kita tidak menyontek sedangkan teman – teman menyontek malah kita akan dikatakan sok suci atau sok pintar.


Terkadang mental kita untuk menjadi terang lebih kecil dari keinginan kita menjadi terang. Mungkin disaat orang lain melakukan dosa kita berani berkata tidak, namun masalahnya justru pada saat kita mengatakan tidak, orang-orang disekitar kita akan memberikan komentar – komentar pedas. Komentar-komentar tersebutlah yang selalu menjadi patokan kita dan akhirnya melemahkan mental kita. Apapun penilaian lingkungan kita seharusnya bukan menjadi prioritas sikap mental kita. Tujuan kita menjadi terang bukanlah semata – mata untuk menyadarkan banyak orang dilngkungan kita, melainkan adalah kewajiban kita sebagai anak-anak Tuhan.


Walaupun terang pada perut katak tersebut tidak seterang lampu disampingnya, tetap saja katak tersebut sudah menebarkan cahaya tersendiri. Teruslah berusaha untuk menjadi terang!, dan berdoalah setelah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, karena Tuhan pasti akan menjadikannya cahaya yang unik.


“Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:

Aku telah menentukan engkau menjadi terang

Bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,

Supaya engkau membawa keselamatan

sampai ke ujung bumi”

Kisah Para Rasul 13:47


GOD Bless u

Thursday, August 20, 2009

(ArBer) Macet total.


Macet total.


Macet adalah suatu kondisi yang paling dibenci semua pengguna kendaraan. Ironisnya walaupun dibenci, keadaan ini tetap harus menjadi santapan semua pengguna kendaraan hampir setiap hari. Setiap hari walaupun macet, tetap saja banyak pengendara melewati jalur/jalan tersebut. Kemacetan memang memakan banyak waku, akan tetapi herannya, semakin hari, volume kendaraan bukanya semakin berkurang malah semakin bertambah.


Terkadang pemikiran kita juga sampai pada kondisi seperti itu, macet total. Semakin kita pikirkan malah semaikn membuat kita pusing. Apapun yang kita pikirkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, bukannya membuat kita lebih tenang, malah justru sebaliknya kita menjadi stress sendiri. Sama halnya dengan kemacetan yang kerap kali terjadi, pikiran kita juga terkadang kita latih untuk dipaksakan memikirkan banyak perkara.


Sadar ataupun tidak, terkadang kita terslalu sering memikirkan perkara-perkara yang terlalu tinggi. Masalah yang sederhana janganlah kita pikirkan secara berlarut – larut, sehingga volume apa yang kita pikirkan menjadi lebih banyak dari seharusnya. Jika sudah demikian maka “kemacetan” di otak kita tidak terhindari lagi. Selama manusia masih bernafas masalah akan selalu datang, satu-satunya cara adalah mempercayakan kesemuannya itu pada kuasa Tuhan. Berserahlah kepada Tuhan jika memang kita telah berusaha untuk berbuat yang terbaik.

Percayakanlah “rambu-rambu lalulintas”Nya untuk mengatur pemikiran kita.


Biasakanlah diri untuk tidak meikirkan perkara tinggi yang terlalu rumit akan tetapi berdoalah dan selalu berserah kepada-Nya agar pikiran-pikiran yang masuk ke otak kita, tidak menyebabkan terjadinya “macet total” dalam otak!

“…..Janganlah kamu memikirkan

perkara-perkara yang tinggi,

tetapi arahkanlah dirimu

kepada perkara-perkara yang sederhana…”

Roma 12:16


GOD Bless u

Wednesday, August 19, 2009

(ArBer) Hormat grak!!!


Hormat grak!!!


Setiap pelajaran baris berbaris pastilah mengajarkan, sikap siap, istirahat di tempat, jalan ditempat, dan lain – lain termasuk juga sikap hormat. Walaupun kelihatannya sikap hormat sangatlah mudah untuk dilakukan, namun tetap saja ada aturan untuk cara berdiri, sikap hormat yang benar samapai pada tatapan atau pandangan pada saat melakukan hormat.


Hormat kepada Tuhan memang tidak memerlukan gerakan khusus anggota tubuh kita seperti mengangkat tangan dan meletakkan secara miring telapak tangan disamping mata. Hormat kepada Tuhan lebih, dititik beratkan pada sikap hati kita dan bukan badan atau gerakan angggota tubuh kita. Sikap hormat kepada-Nya secara fisik dan penampilan memang cukup pening, misalnya saja pada saat kita bedoa, tentulah kita harus dengan sikap menunduk, atau pada saat mengikuti Ibadah, kita juga harus berpenampilan rapih serta tidak memakai pakaian santai(kaos ataupun celana pendek). Namun dibalik itu semua tetap saja sikap hormat kita yang paling penting. Sikap yang selalu merindukan kehadiran-Nya dan sikap untuk mengendalikan kata-kata serta perbuatan kita sesuai dengan firman-Nya adalah sikap hormat yang sesungguhnya kepada Tuhan.


Sikap hormat kepada bendera kebangsaan mungkin tidak kita lakukan sepanjang hari, namun sikap hormat akan Pencipta kita haruslah kita lakukan setiap hari serta tidak perlu menunggu aba-aba “Hormat Grak!!!” dari orang lain.


“Berkatalah Yosua kepada Akhan:

Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel…”

Yosua 7:19


GOD Bless u

Monday, August 17, 2009



“Sekali Merdeka tetap Merdeka”, yakin?


Tanpa bermaksud menjelekkan lirik dalam lagu “hari kemerdekaan”, tetapi kalimat “Sekali Merdeka tetap Merdeka” harus dikaji lebih mendalam kebenarannya. Medeka berarti bebas dari belenggu, tekanan, ataupun penjajahan. Namun kemudian pertanyaannya adalah apakah benar, jika sekali merdeka kita akan terus merdeka?

Dilihat dari sudut pandang penjajahan fisik mungkin bisa dikatakan Indonesia sudah bebas dari penjajahan. Hal tersebut juga harus sedikit dipaksakan, karena kita sama – sama mengetahui bahwa Indonesia masih sempat beberapa kali mendapat serangan dari bangsa asing(Agresi militer 1, ke 2 dll). Sednagkan dari berbagai sudut lainnya seperti masalah sosial, moralitas, ataupun belenggu kebodohan kita masih jauh dari kata merdeka.


Sekali Merdeka kita belum tentu bebas dari penjajahan, karena kan selalu ada godaan, dan gangguan yang menyerang. Jika kita memang merdeka secara fisik atau katakanlah bebas dari peperangan, maka pastilah “penjajah” berikutnya yang akan menyerang kita bukanlah jajahan secara fisik lagi. Saat ini Indonesia justru menghadapi banyak masalah moralitas kaum muda, perang berbau S.A.R.A, sampai pada perang melawan keinginan egoisme pribadi untuk memperkaya diri sendiri dengan memanfaatka segala potensi alam Indonesia. Masalah – masalah itu juga akahirnya yang menjadi penjajah – pnjajah kasat mata yang tentunya lebih suli dihadapi dibandingkan penjajahan langsung secara fisik. Bukan saja menjajah, tapi lambat laun kita justru sudah menjadi hamba dari segala permasalahan- permasalahan tersebut.


Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengisi kemerdekaan yang telah di raih para pahlawan perjuangan dengan terus memerdekakan diri sendiri. Berdoalah senantiasa, agar kita sebagai umat kristiani di Indonesia bisa memberikan sumbangsih kita untuk Negara tercinta kita. Hal kecil saja seperti membebaskan diri kita dari perbudakan dosa, akan membawa perubahan besar bagi bangsa ini, karena apa yang kita lakukan bisa menjadi cermin positif bangsa Indonesia yang kuat serta mampu merdeka dari segala jenis penjajahan. Teruslah berjuang untuk mendapatkan KEMERDEKAAN sejati!!!


“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka

Kristus telah mendapatkan kita.

Karena itu berdirilah teguh

Dan jangan mau lagi dikenakan

Kuk perhambaan”

Galatia 5:1

GOD Bless u

Friday, August 14, 2009

(ArBer) Disiplin sejak dini


Disiplin sejak dini


Tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari pramuka. Pramuka sendiri adalah suatu wadah berupa suatu lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan serta mendidik kedisiplinan dari usia dini. Lalu kemudian mungkin akan muncul pertanyaan apakah anak – anak sangat memerlukan disiplin, padahal mereka sendiri masih belum menghadapi banyak permasalahan dan tanggung jawab?


Sebenarnya memang anak-anak belum banyak menghadapi banyak masalah, atau masih belum banyak dihadapkan pada pilihan sulit. Biasanya anak – anak berusia 7-13 tahun masih dibawah bimbingan dan pengawasan orang tua, sehingga setiap keputusan yang diambil masihlah keputusan orang tua mereka. Walaupun demikian, bukan berarti mereka bebas deri pembentukan karakter. Disiplin bukan saja mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik yang harus dilakukan secara teratur dan konsisten, namun juga melatih mental anak-anak untuk rajin dengan segala usahanya dalam mencapai cita – cita mereka.


Disiplin juga sangat kita perlukan sebagai seorang yang beriman. Sejak kita mengenal dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, disiplin sudah seharusnya menjadi kesukaan kita. Disiplin dalam membaca firman-Nya, dalam beribadah, dan bahkan sampai kepada persekutuan – persekutuan antar jemaat akan membentuk karakter iman kita yang kuat serta tahan uji. Kedisplinan tersebut selain dapat mempererat hubungan kita dengan – Nya, juga bisa menularkan contoh baik ecara konkrit bagi jemaat lain yang mungkin saja mengalami pertumbuhan rohani yang agak lambat.


Semakin dini kedisiplinan tersebut dilatih, maka pertmbuhan iman akan semakin kuat. Selain baik bagi diri sendiri dan sesama saudara seiman, kedisiplinan yang dilakukan dengan rajin dan sunguh-sungguh juga menandakan ketaatan kita kepada perintah-Nya.


“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,

biarlah rohmu menyala-nyala

dan layanilah Tuhan”

Matius 11:28


GOD Bless u

Thursday, August 13, 2009

(ArBer) Obat pegal - pegal.


Obat pegal - pegal.


Semakin hari dunia ini akan semakin sibuk. Setiap orang berlomba – lomba untuk menyibukkan diri demi mencapai suatu tujuan. Bekerja setiap hari samapi 8 jam, jika masih kurang ada juga yang bekerja samapai 12 jam bahkan lebih. Setelah sibuk dengan aktivitas pekerjaan, sesampainya di rumah harus disibukkan lagi dengan urusan – urusan rumah tangga. Setelah itu istirahat, namun tidak sampai 6 jam sudah harus bersiap lagi untuk menghadapi aktivitas harian.


Terkadang kita merasakan lelah, bahkan bukan saja fisik kita yang mengalami kelelahan serta pegal – pegal, kondisi psikis kita juga akan merasakan hal sama. Khusus untuk tubh, mungkin banyak cara untuk memulihkan kondisinya. Ada berbagai suplemen dan vitamin untuk memulihkan energi tubuh, bahkan jika memang pegal, sekarang sudah banyak sekali bentuk pemijatan dari pijat refleksi sampai dengan shiat shu, namun kembali kita harus menyediakan materi yang tidak sedikit pula. Sedangkan cara untuk memulihkan kondisi psikis sulit sekali di cari penanggulangannya.


Banyak tawaran dunia untuk memulihkan stress akibat pengaruh kelelahan psikis jiwa kita, namun kesemuannya itu hanya sementara dan memupuk dtress yang lebih berat. Sebagai contoh, temat – tempat hiburan malam sebenarnya tidak menenangkan pikiran kita sepenuhnya, mungkin dalam beberapa jam kita cukup terpuaskan, tetapi sebenarnya tidak menyentuh beban pikiran psikis kita. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, bisa dikatakan kita beruntung. Tuhan sudah menjanjikan memberikan kelegaan bagi setiap orang yang letih lesu dan berbean berat.


Datanglah kepada-Nya karena Tuhan akan memulihkan kita dengan cara-cara-Nya yang ajaib. Sediakanlah waktu untuk selalu menengkan pikiran di dalam rumah-Nya, dengan berdoa, memuji serta menyembah-Nya. Jika kita bersedia menguras tenaga fisik kita untuk mendapatkan materi dunia yang sementara ini, mengapakah kita justru tidak mau meluangkan waktu untuk bersukacita dalam rumah Tuhan serta mendaptkan ketenangan sorgawi yang abadi. Datanglah keda-Nya jika kita memang lelah akan dunia ini, karena Dia adalah “obat pegal-pegal” paling murah serta mudah dicari!


“Marilah kepada-Ku,

semua yang letih lesu dan berbeban berat,

Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”

Matius 11:28


GOD Bless u

Wednesday, August 12, 2009

(ArBer) Fungsinya atau keindahannya?


Fungsinya atau keindahannya?


Sebagus – bagusnya sebah keyboard tidak akan berguna jika tidak bisa dipakai untuk mengetik pada komputer. Monitor, CPU dan Keyboard adalah tiga elemen penting terpisah yang disatukan dahulu, baru bisa disebut sebagai komputer. Masing – masing mempunyai fungsi tersendiri, namun ketiganya bisa di modifikasi secara terpisah sesuai dengan keinginan penggunanya. Baru – baru ini bahkan ada sebuah keyboard yang terbuat dari bahan emas murni 24 karat. Jika dilihat dari sudut pandang estetika, keyboard tersebut memang sanagt bernilai seni tinggi, namun dari segi fungsi, keyboard tersebut tetaplah hanya sebagai salah satu bagian yang berfungsi sebagai papan untuk mengetik pada komputer.


Seorang pelayan Tuhan yang baik juga tidak perlu seorang yang gagah atau cantik atau seorang dengan gelar sarjana atau dengan gelar Doktor. Melayani Tuhan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sadar sepenuh hati dan tanpa paksaan. Talenta bukanlah suatu yang diprioritasakan dalam melayani Tuhan, namun tugas atau fungsi pelayanan yang dilakukan dengan penuh kasih serta keberserahan untuk menjadi hamba Tuhanlah yang paling utama. Tidak ada salahnya jika kita mempergunakan segala kelebihan kita untuk melayani-Nya, akan tetapi jika motivasi kita hanya untuk memarkan kelebihan serta melayani tanpa kasih, maka sebagus apapun hasilnya, itu akan menjadi sia-sia di mata Tuhan.


Menjalankan tugas pelayanan sesuai dengan firman dan kehendak-Nya lebih baik, dari pada memikirkan bagaimana pelayanan kita dapat diterima banyak orang. Jangan terlalu berfokus akan hasil pelayanan kita, karena hal tersebut adalah kehendak Tuhan. Berfokuslah untuk melakukan fungsi pelayanan kita dengan sebaik-baiknya.


“Aku telah menjadi pelayan jemaat itu

sesuai dengan tugas yang dipercayakan

Allah kepadaku untuk meneruskan

Firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu”

Kolese 1:25


GOD Bless u

Tuesday, August 11, 2009

(ArBer) Buka dulu topengmu!!!


Buka dulu topengmu!!!


“Tapi buka dulu topengmu…buka dulu topengmu…biar kulihat warnamu…biar kulihat warnamu…”, kata – kata tersebut terdapat sebuah lirik lagu yang dinyanyikan band “peter pan”. Kata-katanya emang cukup sederhana, namun sangat dalam sekali arti dari kata-kata tersebut.


Hampir setiap manusia terbiasa untuk memakai “topeng”. Biasanya seseorang merasa bangga jika kepribadianya sulit untuk di tebak. Lebih parah lagi manusia memakai “topeng” justru untuk kepentingan – kepentingan tertentu(munafik). Sebagai contoh, Sebut saja pak.Andi yang sudah lama menjadi jemaat suatu gereja. Bukan saja menjadi jemaat, jika ada waktu dia juga mengikuti hampir setiap kegiatan komisi dalam Gereja. Pak Andi memang mempunyai usaha pembuatan kue, dengan usahanya dia membuka peluang bagi jemaat lain yang belum bekerja untuk bekerja pada perusahaanya. Sejenak memang terlihat sangat mulia sekali tindakannya, namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Walaupun terkenal ramah pada setiap jemaat lain dalam gereja, sifatnya sangat berbeda dalam memperlakukan para karyawannya. Hampir dua bulan sekali selalu terjadi pergantian karyawan, dan menurut mereka(karyawan) siatnya sangat diktator dalam memperlakukan karyawannya. Pernah mantan karyawannya yang juga sesama jemaat, meminta gembala gereja untuk menegur beliau agar memperlakukan karyawan lebih baik, akan tetapi teguran tersebut malah di jawab dengan enteng “karyawan saya bebas saya perlakukan sepeti apapun karena mereka bekerja untuk saya, sedangkan di gereja saya hanya berusaha ramah, karena bisa jadi mereka menjadi konsumen usaha saya”


Sangat ironis jika kita hanya berpura – pura untuk kepentingan bisnis saja. Setiap pekerjaan memang menuntut profesionalisme, namun bukan berarti kita memprioritaskan kepentingan pekerjaan dengan memekai “topeng” kasih. Memang tidak semua orang bisa mengetahui sifat dan karakter kita dibalik suatu topeng, namun tentu saja Tuhan mengetahuinya. Janganlah hidup sepertiorang-orang farisi yang terlihat suci, namun sebenarnya jauh dari hal tersebut. Mulai hari ini berdoalah agar kita mengasihi dan melakukan sesuatu kepada orang lain dengan sepenuh hati dan bukan dengan maksud tertentu alias memakai topeng(munafik)!!!


“Celakalah kamu….

….disebelah luar tampaknya benar di mata orang

tetapi disebelah dalam

kamu penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan”

Matius 23 : 27-28


GOD Bless u

Monday, August 10, 2009

(ArBer) Hidup di dalam Aquarium


Hidup di dalam Aquarium


Sebuah film animasi berjudul “finding nemo yang ditayangkan di layer lebar beberapa tahun silam menceritakan suatu fakta unik. Dalam film tersebut terdapat plot/alur cerita yang menceritakan nemo si tokoh utama tertangkap dan dimasukkan ke dalam aquarium. Faktanya adalah ternyata ikan yang biasa hidup bebes di dalam lautan, sangat tidak suka berada dalam aquarium, karena selain tepatnya yang sempit, mereka juga tidak suka segala gerak-gerik mereka menjadi tontonan manusia. Segala carapun akhirnya dilakukan agar bisa keluar dari aquarium tersebut.


Sebagai orang-orang yang beriman sebenarnya kita ditantang untuk bersedia hidup di dalam aquarium. Maksudnya tentu saja bukan bersedia hidup dalam air, namun bersedia hidup untuk menjadi tontonan bagi semua orang seperti kita hidup dalam aquarium. Hal tersebut memang sepertinya sulit untuk diwujudkan karena tidak semua orang beriman berani untuk di expose. Alasan-alasan seperti low profile selalu menjadi alaibi kita, padahal sebagai terang dunia sudah seharusnya terang kita bersinar di tempat yang tinggi agar bisa terlihat, dan bukannya justru bersinar di tempat rendah.


Sejatinya semakin kita beriman semakin baik pula tingkah laku serta perbuatan kita. Jika tingkah laku kita baik dan sesuai dengan kehendak-Nya, maka kita tidak perlu takut akan menunjukkan sikap serta perbuatan kita sehari-hari. Janganlah merasa risih jika setiap gerak – gerik kita selalu menjadi pusat perhatian semua orang, serta berdoalah selalu agar setiap gerak – gerik yang berdasarkan iman serta dilihat/diperhatikan orang lain akan selalu membawa dampak positif bagi mereka dan bukan dampak buruk apalagi menyebabkan dosa. Jadi, beranikah sekarang anda hidup dalam “aquarium”?


“Tetapi barang siapa yang bimbang….

….karena tidak melakukannya

berdasarkan Iman.

Dan segala sesuatu yang tidak berdasaran iman

Adalah dosa”

Roma 14:23


GOD Bless u