Monday, May 31, 2010

(ArBer)Narsis kah???


Narsis kah???


Bisa saja kita memotret wajah kita sendiri, namun sepertinya akan sangat sulit jika kita harus melukiskan wajah kita sendiri pada sebuah kanvas. Jikapun bisa kita harus membutuhkan foto wajah kita agar bisa dijadikan contoh untuk dilukis dalam sebuah kanvas. Seandainya kita bisa melukis dengan jelas wajah kita sendiripun, sepertinya beberapa orang yang melihat tidak akan memujinya, melainkan akan menilainya narsis(sifat yang selalu membanggakan diri sendiri).


Setiap orang boleh saja membanggakan dirinya, karena seseorang yang membanggakan dirinya berarti mengetahui potensi terbaik yang dimilikinya. Pertanyaanya kemudian adalah apakah potensi tersebut mutlak untuk dibanggakan diri sendiri, atau membiarkan saja orang lain yang menilai potensi seseorang?


Potensi dalam diri kita wajib kita kembangkan bahkan diwujudkan dalam tindakan nyata. Akan tetapi bukan berarti hal tersebut menjadi prioritas utama kita agar bisa eksis atau diperhatikan banyak orang(pamer). Biarlah kita mengembangkan segala potensi kita dengan alami, yaitu dengan berusaha menjadi yang terbaik tetapi tetap dalam sikap yang rendah hati. Kebiasaan kita untuk menggembor-gemborkan kelebihan dan potensi kita bisa menjadikan boomerang yang akan menjatuhkan kita. Semakin seseorang merasa heba, maka semakin sombong sikapnya. Apabila kesombongan sudah menguasai diri kita, maka setiap orang pun akan kita remehkan dan kita pandang rendah.


Tuhan Yesus dengan segala kelebihan-Nya selalu berusaha untuk tidak menyombongkan diri, bahkan pada saat melakukan mukjijatpun, Dia meminta banyak orang untuk tidak memberitahukannya atau menyebarkannya. Dalam hidup ini ada baiknya kita mengeksplorasi segala kemampuan kita semaksimal mungkin, namun biarlah kelebihan kita dinilai oleh orang lain. Kita pastilah akan sangat subyektif dalam menilai diri sendiri, namun sebenarnya penilaian orang lain yang lebih obyektif tersebut yang terkadang bisa membangun diri kita.

Biasakanlah untuk cepat mengucap syukur atas segala kelebihan kita dari pada memuji diri sendiri atas segala kelebihan kita.


“Biarlah orang lain memuji engkau

Dan bukan mulutmu

Orang yang tidak kau kenal

Dan bukan bibirmu sendiri”

Amsal 27:2


GOD Bless u

Saturday, May 29, 2010

(ArBer)Makan gak makan yang penting ngumpul.


Makan gak makan yang penting ngumpul.


Kira – kira itulah pribahasa yang banyak dipakai dalam budaya kita. Bagi sebuah keluarga, tidak perduli apapun keadaan dan kesulitan yang dialami, berkumpul bersama dengan sanak keluarga adalah kewajiban. Bahkan sekalipun tidak makan, seluruh anggota keluarga wajib berkumpul bersama.


Percaya atau tidak peribahasa diatas sepertinya tidak cocok dengan kehidupan mereka dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan kesibukan masing – masing anggota keluarganya. Setiap hari sibuk dengan aktivitas masing-masing(ya sekolah, kuliah, ataupun kerja). Setelah akhir pekan datang, mereka sibuk menyusun acara dengan kerabat mereka masing-msing, sehingga buat anggota keluarga mereka sudah tidak memmiliki waktu lagi. Apabila tatap muka antar anggota keluarga sudah jarang terjadi, maka sebenarnya mereka sudah tidak mempriositaskan keluarga sebagai wadah sosialisasi primer lagi. Jika demikian maka selanjutnya peran-peran penting seperti orang tua, anak ataupun saudara akan tergantikan oleh peran teman, sahabat, atau kolega yang tidak mempunyai hubungan darah.


Sebagai keluarga Kristen kita harus menjalani kehidupan berkeluarga yang berkualitas. Tuhan mengajarkan agar kita harus menanamkan saling menghormati dan mengasihi, baik antara anak dengan orang tua, suami isteri dengan mertua, ataupun sesama saudara. Menghormati dan mengasihi yang dimaksud adalah dalam hal praktis, misalnya menyediakan waktu berkualitas bersama untuk saling sharing serta berdoa dan tidak perlu harus disertai kegiatan gathering atau pesta makanan.. Karena sebanyak apapun materi ataupun makanan yang bisa kita berikan kepada orang tua atau anak-anak kita tidak akan senilai dengan waktu berkualitas kita untuk duduk diam disamping mereka untuk menjadi pendengar bagi keluh kesah mereka. Selama kita masih bisa melihat mereka(anggota keluarga kita secara lengkap) alangkah baiknya kita menghabiskan waktu bersama mereka lebih lagi, karena jika Tuhan sudah memanggil mereka, kita sudah tidak lagi dibutuhkan waktunya oleh mereka.(terutama orang tua kita)


Keluarga yang lebih sering menghabiskan waktu bersama biasanya adalah keluarga yang tahu betul makna hukum kasih Tuhan kepada jemaat-Nya.


“Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu

Dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan

………...

Maka Aku akan menyertai engkau dan Aku

Akan membangun bagimu suatu keluarga yang Teguh

………...”

1 Raja-raja 11:38


GOD Bless u

(ArBer)Orang-orang tertentu.


Orang-orang tertentu.


Selalu ada kelas VIP, dalam setiap pertunjukan. Kelas VIP ini adalah kelas paling depan(kursi atau area) dari keseluruhan area atau tempat yang disediakan panitia untuk penonton suatu pertunjukkan ataupun kegiatan. Ada lagi kelas VIP dalam sebuah penerbangan, hotel, rumah makan ataupun tempat-tempat umum lainnya, yang memang sengaja diadakan untuk orang-orang tertentu.(bisa mereka yang mempunyai banyak harta, mempunyai kedudukan tertentu, atau tamu khusus maupun undangan khusus). Kemudian ada sebagian orang yang rela mengeluarkan atau mengorbankan sesuatu untuk bisa menjadi “orang-orang tertentu” yang dianggap VIP(Very Important Person )tersebut(misalnya dengan memberikan tips atau menyuap seperti pada gambar diatas).


Sejatinya memang merupakan suatu kebanggaan apabila kita menempati kursi VIP, dalam sebuah pertunjukkan. Dalam transportasi dan perhotelan, standard pelayananyapun berbeda apabila kita menempati ruang VIP. Akan tetapi tentunya kita tidak usah memaksakan diri untuk menjadi VIP hanya karena ingin pamer, apalagi sampai menyuap atau memberikan imbalan tertentu agar bisa menjadi “orang penting” dalam suatu kegiatan. Jika hal tersebut berlaku didunia ini, lalu apakah kerajaan Sorga juga mengenal adanya VIP?


Jawabanya tentu saja hanya Tuhan Yesus saja yang berhak mendapat “tempat” VIP dalam kerajaan Allah Bapa. Akan tetapi kita semua manusia ciptaan-Nya tidak akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan Yesus dalam kerajaan Sorga. Kita semua akan merasakan sukacita dalam tubuh sempurna nan abadi. Satu hal yang pasti kita tidak perlu repot-repot memberikan imbalan tertentu untuk merasakan dan menikmati kerajaan Sorga. Oleh karena itu mulai saat ini perbaikilah sikap dan perilaku kita didunia ini, menjadi orang penting didunia ini tidak akan berarti apabila tidak mendapat tempat dalam kerajaan-Nya. Tuhan Yesus tidak mati untuk orang-orang tertentu agar mereka bisa memiliki Sorga, akan tetapi DIA berkorban bagi kita semua, agar kita semua bisa menempati kerajaan-Nya.


Kita tidak bisa “menyuap” untuk bisa mendapatkan tempat dalam kerajaan Sorga, hanya anugerah-Nyalah yang bisa membuat kita menjadi penghuni utama dalam kerjaan-Nya.


“Sebab tidak ada perbedaan antara

Orag Yahudi, dan orang Yunani

Karena, Allah yang satu ini adalah

Tuhan dari semua orang

Bagi semua orang yang berseru kepada-Nya”

Roma 10:12


GOD Bless u

Thursday, May 27, 2010

(ArBer)Susunlah dengan rapi!


Susunlah dengan rapi!


Motto yang tepat untuk gambar diatas sepertinya adalah “asal masih berfungsi dengan baik, saling silangpun gak masalah”. Lilitan kabel-kabel tersebut terlihat sangat berantakan, namun sepertinya hal tersebut tidak menjadi masalah selama kabel-kabel tersebut masih berfungsi dengan baik.


Dalam menata kehidupan dan kegiatan kita, terkadang kita juga mengalami masalah seperti itu. Banyak sekali jadwal kegiatan, keinginan, janji, serta kewajiban-kewajiban lainnya yang belum kita susun dan tata dengan baik. Setiap hari apa yang mampu dikerjakan, selalu dikerjakan terlebih dahulu, tanpa menyusunnya secara sitematis. Apabila skala prioritas diabaikan, maka yang terjadi adalah timbulnya permasalahan atau pekerjaan baru yang sudah semaikn banyak. Ujung-ujungnya pikiran akan menjadi bertambah kacau, oleh karena timbulnya masalah-masalah, atau pekerjaan baru yang tumpang tindih serta harus diselesaikan.


Untuk mengahdapi 24 jam waktu yang Tuhan sediakan kepada semua mahkluk hidup, kita harus menyuun suatu strategi agar mampu memanfaatkanya secara optimal. Segala proses pertumbuhan tertunya berjalan secara bertahap. Semua proses pastilah tersusun secara tahap demi tahap sesuai dengan skala prioritas. Sama halnya dengan kehidupan ini, proses kita menuju dewasa pun berjalan setahap demi setahap. Oleh karena itu alangkah baiknya kita menyusun segalanya dengan baik. Susunan yang baik akan memudahkan kita mengorganisasikan segala kemampuan kita sesuai dengan skala prioritas dalam mencapai tujuan hidup. Mintalah dan datanglah kepada Tuhan, agar Dia mau ikut campur tangan atas segala keinginan kita, serta susunan kegiatan atau cara untuk mencapai keinginan tersebut. Hanya dengan hikmat dari-Nya lah kita dapan mewujudkan segala rencana-rencana yang tersusun rapih dalam pikiran kita.


Dengan menyusun rapih segala rencana dan kegiatan kita, sebenarnya kita telah menjalankan setengah rencana kita untuk mencapai tujuan hidup.


“Didalam Dia

Tumbuh seluruh bangunan,

Rapih tersusun

…..”

Efesus 2:21


GOD Bless u

Wednesday, May 26, 2010

(ArBer)Fokus sampai akhir


Fokus sampai akhir


Fokus terhadap sesuatu yang kita kerjakan adalah hal mutlak untuk mencapai hasil maksimal. Tanpa fokus, tujuan kita akan berubah seiring perjalanan waktu. Tidak bisa dipungkiri dalam mengerjakan sesuatu hal, sering kali banyak sekali pilihan yang “menganggu”. Pilihan-pilihan itulah yang bisa “menggeser” tujuan kita apabila kita tidak fokus benar-benar dengan apa yang ingin kita capai. Bahkan terkadang tinggal selangkah lagi kita sampai pada tujuan, tetap saja terbuka kemungkinan untuk “melenceng” dari tujuan jika kita tidak fokus.


Apapun yang kita kerjakan sebaiknya dimulai dengan perencanaan yang matang. Mulailah degan tujuan akhir yang ingin kita hasilkan. Setelah menentukan visi dalam mencapai hasil akhir tersebut, maka barulah kita bisa mentukan misi-misi ataupun rencana-rencan praktis yang harus segera dilaksanakan. Pada proses bagian inilah terkadang, kita mudah “tergeser” oleh karena pengaruh perubahan situasi ataupun kondisi. Saat – saat seperti inilah kita harus membulatkan tekad kembali untuk tetap fokus terhadap apa yang sudah kita rencanakan dan tujuan akhir yang ingin kita capai.


Mengikuti Tuhan juga bukanlah hal mudah, tanpa fokus, kita saja menyerah ditengah perjalanan, atau bahkan tidak mencapai “finis”, oleh karena “gangguan” kecil(kenikmatan dunia). Setiap hari kita harus terus mempertebal keimanan kita dengan membaca firman-Nya serta bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Kekutan iman kita kepada-Nyalah yang mampu menjaga fokus kita untuk hidup dan melayani berdasarkan kehendak-Nya. Jadi mulai saat ini marilah kita hidup dengan mata tertuju kepada-Nya, serta jangan biarkan fokus kita bergeser hanya karena hal sepele yang sifatnya sementara!


Orang tersebut(gambar diatas) tentunya akan mencapai garis finis serta memenangkan perlombaan, apabila dia tetap fokus mengayuh sepedanya sampai tujuan akhir yaitu memasuki garis finis.


“Marilah kita melakukannya dengan mata

Yang tertuju kepada Yesus

Yang memimpin kita dalam iman,

Dan yang membawa imam kita itu kepada kesempurnaan

…….. ”

Ibrani 12:2


GOD Bless u

Tuesday, May 25, 2010

(ArBer)Minta tolong dengan benar.


Cara minta tolong benar.


Gambar diatas termasuk gambar humor yang cukup menggelitik. Bagaimana tidak, seorang yang terdampar di sebuah pulau kecil yang akan meminta tolong, tidak di gubris oleh sebuah pesawat yang melintasinya. Bahkan pesawat tersebut malah memberikan syarat kepada orang yang meminta tolong tersebut agar mereka mau menolongnya.


Meminta tolong adalah sebuah kesadaran akan ketidak mampuan diri sendiri. Kesadaran tersebut akhirnya membuat kita harus mendapatkan bantuan dari orang sekitar kita. Permasalahannya adalah bagaimanakah cara kita dalam meminta bantuan? Walaupun hal tersebut sepele, oleh karena timbul secara spontan, akan tetapi perlu juga etika khusus dalam meminta tolong. Etika dalam meminta tolong tidaklah diatur dalam suatu aturan tertulis, namun etika tersebut lebih bersifat moralitas ataupun kebiasaan dalam lingkungan tertentu. Tidak ada aturan baku seperti harus mengankat tangan pada saat meminta tolong, bersalaman dahulu ataupun menunduk pada saat meminta tolong, kesemuanya itu kembali kepada kebiasaan serta adat istiadat masyarakat tertentu. Lalu pertanyaan selanjutnya bagaimanakah sikap kita jikalau ingin meminta tolong kepada Tuhan?


Tentu saja ada aturan – aturan khusus pada saat jaman perjanjian lama, dalam hal meminta tolong kepada Tuhan. Akan tetapi setelah Yesus hadir ke dalam dunia ini, Dia mencoba untuk mendekatkan diri lagi dengan manusia ciptaan-Nya. Kehadiran-Nya membuat segala sesuatunya lebih sederhana, tak perlu ada cara-cara khusus untuk datang kepada-Nya selain hati penuh percaya serta keberserahan. Dengan demikian kapanpun serta dimanapun kita bisa datang meminta tolong kepada-Nya, hanya tentunya dengan syarat sedeharhana yaitu berserah seluruhnya kepada-Nya dan bukan “memaksa”-Nya agar kehendak kita yang jadi.


Jika memminta bantuan kepada sesama memerlukan cara-cara khusus, maka datanglah serta minta tolonglah kepada-Nya. Tidak peduli kapan, dimana dan cara kita meminta tolong Dia pasti akan mendengarkannya jika kita datang hati tulus ikhlas serta penuh keberserahan.


“Karena itu masrilah kita menghadap Allah

Dengan hati yang tulus ikhlas

Dan keyakinan iman yang teguh

……”

Ibrani 10:22


GOD Bless u

Monday, May 24, 2010

(ArBer)Takut kehilangan.


Takut kehilangan.


Tentu saja ada alasan khusus kenapa sepasang sandal tersebut digembok(gambar diatas). Sandal jepit tersebut digembok/dikunci oleh karena pemiliknya takut kehilangan salah satu sandal jepitnya. Jadi agar salah satunya tidak hilang malah keduanya digembok sepasang. Lalu pertanyaan lucu kemudian timbul, dengan gembok seperti itu, maka yang akan hilang bukan salah satu sandal jepit tersebut, melainkan kedua-duanya(sepasang).


Banyak sekali hal dalam kehidupan ini yang tidak berjalan selalu seperti keinginan kita. Terkadang kita bersusah payah mempertahankan atau menjaga sesuatu yang kita senangi, namun bisa saja usaha tersebut malah membuat ssesuatu yang kita ingini itu hilang atau pergi. Bahkan ada pepatah mengatakan “semakin pasir digengam erat, maka akan mudah semakin mudah kita kehilangan pasir tersebut”. Jika demikian adanya, kita sebagai manusia juga harus mengetahui bahwa semakin kita mempertahankan apa yang kita miliki maka sebenarnya kita akan mengalami penyesalan yang lebih menyakitkan apabila kita kehilangan.


Satu hal yang pasti jika kita kehilangan oleh karena Tuhan, kita pasti akan mendapatkan yang lebih baik. Apapun itu, asal kita melakukannya dengan iman dan demi kehendak-Nya, kehilanganpun tidak akan mengecewakan kita. Misalnya kita kehilangan orang-orang terdekat, waktu ataupun bayak materi hanya kerena kita melakukan pekerjaan Tuhan, maka kita sebenarnya tidak benar-benar kehilangan, karena Tuhan pasti akan memberikan kembali apa yang hilang, bahkan memberikan yang lebih baik lagi. Mulai saat ini belajarlah untuk tidak mempertahankan mati-matian segala hal yang bersifat fana dalam dunia ini, akan tetapi kejarlah segala hal yang berkenan dihadapan-Nya, karena hal tersebut tidak akan hilang karena Tuhan menjamin keabadiannya.


Penyeselan akan datang dua kali lipat, jika kita kehilangan sesuatu yang selalu kita jaga, namun kita tidak akan merasakan penyesalan ketika kita kehilangan sesuatu yang sudah kita serahkan kepada Tuhan untuk menjaganya.


“Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya

Ia akan kehilangan nyawanya;

Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya

Karena Aku dank arena Injil,

Ia akan menyelamatkannya”

Markus 8:35


GOD Bless u

Friday, May 21, 2010

(ArBer)Membelenggu diri sendiri


Membelenggu diri sendiri


Gambar diatas merupakan suatu gambar 3 dimensi. Dalam bambar tersebut sebenarnya sang pelukis melukis sebuah bola rantai besi, namun dengan sedikit sentuhan dan tekhnik gambar tertentu, maka yang terjadi adalah seolah – olah bola besi tersebut terikat oleh rantai yang menghubungakn ke tangan sang pelukis tersebut. Jadilah bola besi tersebut seolah-olah membelenggu dan membatasi gerakan tangan sang pelukis.


Banyak sekali kejadian atau trauma masa lalu yang menghalangi “gerakan” kita dalam kehidupan sehari-hari. Mau melakukan ini takut, mau ke arah sana tidak berani, bahkan sampai mau berbicara dengan orang lain pun, terkadang gugup akibat keslahan yang sudah pernah kita buat. Hal-hal tersebut bukan hanya membelenggu pikiran kita akan tetapi sebenarnya sduah membelenggu tubuh dan jiwa kita secara keseluruhan. Jika kita tidak melepaskan secepatnya belnggu-belenggu tersebut, maka melangkah satu langkah ke dsepan saja akan membuat kita ragu.


Bersyukurlah, karena kita mempunyai Tuhan yang pengasih dan penyabar. Dia bahkan telah mati untu melepaskan belenggu paling besar didunia ini, yaitu belenggu dosa yang maut hukamannya. Sudah semestinya kita juga melepaskan belenggu-belenggu kecil yang tidak berarti tersebut. Trauma, kesalahan dan dosa masa lalu adalah penghambat utama kita untuk melangkah ke depan. Datanglah kepada Tuhan, dan akuilah segala kesalahan kita serta mintalah kasih anugrahnya untuk melepaskan kita dari segala belenggu tersebut. Tuhan tidak menghitung atau memilih siapa yang akan dihapus dosanya, akan tetapi kematiaan-Nya di tujukkan kepada semua umat manusia yang terbelnggu dosa, termasuk kita.


Lepaskanlah dirimu dan jangan membelenggu diri sendiri lagi! karena sebenarnya Tuhan sudah lama melepaskan kita dari belenggu kehidupan yang paling berat yaitu dosa.


“Lepaskanlah dirimu seperti kijang

Dari pada tangpakan

Seperti burung

Dari pada tangan pemikat”

Amsal 6:5


GOD Bless u

Wednesday, May 19, 2010

(ArBer)Bukan sekedar bekerja.


Bukan sekedar bekerja.


Banyak sekali diantara kita yang terbiasa bekerja dengan motto “mengerjakan sebaik-baiknya apa yang diperintahkan atasan”. Apapun yang menjadi tugas kita memang sudah selakyaknya dikerjakan dengan sebaik mngkin, namun sebenarnya itu belum selesai, kita juga harus mengetahui dengan jelas apa yang kita kerjakan, serta manfaatnya, agar selain bekerja dengan baik, kita juga bisa mempertanggung jawabkan segala perkerjaan kita.


Paradigma dalam bekerja memang sudah terbentuk dari jaman penjajahan, yaitu bekerja dengan sebaik-baiknya apa yang diperintahkan atasan, atau kita tidak mendapatkan upah yang layak. Terkadang bahkan tanpa memperdulikan kerjaan atau perintah apa yang diberikan kepada kita. Apabila atasan memberikan perintah melakukan hal buruk yang merugikan orang lain, maka hal itu juga kita lakukan demi mendapatkan upah. Jaman modern seperti ini sejatinya kita dituntut bukan hanya bisa bekerja sesuai dengan job desk , tapi juga berani mempertanggung jawabkan apa yang kita kerjakan. Tidak hanya mengerjakan dengan rapi segala administrasi yang datanya langsung dari atasan, akan tetapi kita juga harus tahu apakah data tersebut asli atau sebenarnya rekayasa. Jika data tersebut rekayasa, maka suatu saat jika terjadi maslah maka nama kita juga akan ikut terseret, karena berperan dalam menyusun data-data tersebut.


Mengerjakan dengan baik memang bagus, namun akan menjadi sempurna jika kita mengetahui apa yang kita kerjakan, agar siap bertanggung jawab atas segala pekerjaan tangan kita. Kita memang membutuhkan upah, akan tetapi kita juga harus tahu bahwa prinsip serta integritas kita tidak bisa dihargai dengan uang apapun. Tuhan melengkapi kita dengan akal dan pengetahuan sertajuga hikmat dan kebijaksanaan, oleh karena itu kita harus hidup dengan penuh hikmat dalam melakukan apapun. Bukan sekedar bekerja, kita juga harus mmemegang prinsip hidup yang berdasarkan iman kita kepada-Nya dalam melakukan pekerjaan. Kita diharuskan bekerja sesuai dengan kemauan pimpinan untuk mendapatkan materi yang banyak, akan tetapi belum tentu segala pekerjaan kita berkenan dihadapan-Nya. (pemalsuan data pajak, mark up harga dan lain sebagainya) Kelak setelah kita puas menikmati dunia ini, maka kita harus mempertanggung jawabkan segala pekerjaan kita yang tidak sesuai dengan kehendaknya-Nya di dalam api nereka yang abadi.


Jika anak tersebut bekerja penuh dengan hikmat maka dia tidak akan ceroboh saat memotong batang pohon tersebut!

“……

Sedang akal budiku tetep memimpin dengan hikmat

Dan dengan memperoleh kekebalan sampai aku

Mengetahui apa yang baik bagi anak-anak

Manusia untuk dilakukan

……..”

Pengkotbah 2:3


GOD Bless u

(ArBer)Siap untuk bekerja keras.


Siap untuk bekerja keras.


Dalam sebuah sesi wawancara pertanyaan terakhirnya adalah “apakah anda siap kerja keras dan siap lembur?”, Mendengar pertanyaan seperti itu, seorang pelamar pekerjaan mengatakan “saya siap kerja keras dan lembur asal bayaran saya cukup”.


Berapa banyak dari kita yang terkadang melakukan hal yang sama yaitu siap bekerja keras apabila mendapat imbalan yang sepadan. Siap lembur apabila uang lembur sepadan. Bahkan dalam hal pekerjaanpun demikian, hal – hal sederhana yang bisa kita lakukan(seperti buang sampah, merapikan meja yang berantakan, ataupun merapikan koran/surat kabar yang telah dibaca) terkadang malas kita lakukan, karena itu semua adalah pekerjaan office boy. Selalu saja ada alasan untuk menolak pekerjaan – pekerjaan sederhana yang sebenarnya berguan bagi kepentingan bersama.


Untuk meraih gelar dan ketrampilan tertentu kita memang membutuhkan banyak pengorbanan, termasuk pengorbanan waktu, materi maupun pikiran. Oleh karena itu kita seharusnya mendapatkan upah yang layak pada asat kita bekerja. Akan tetapi bukan berarti semua kerja tangan kita harus dihitung dengan materi yang masuk, bahkan buat hal-hal kecil yang bisa kita kerjakan. Sebagai seorang yang beriman, kita harus mengerjakan segala sesuatu seperti mengerjakannya untuk TUHAN. Jika kita bekerja maka fokus kita haruslah demi kemajuan perusahaan dan seluruh staffnya. Jika perusahaan mengalami masalah, maka kita harus rela membantu, tanpa harus memperhitungkan bayarannya. Percayalah TUHAN maha adil, dan tidak pernah berhutang pada mereka yang rajin bekerja keras dengan tidak bersungut-sungut. Mungkin perusahaan kita belum atau tidak sanggup menghargai dengan materi segala kerja keras kita, namun yakinlah TUHAN melihat segala kerja tangan kita, dan akan memberkati kita tepat di saat kita membutuhkannya.


Kita dapat menolak bekerja keras dengan beribu alasan, namun untuk mau rajin dalam bekerja keras kita hanya membutuhkan 1 alasan yaitu bekerja sebaik mungkin seperti bekerja kepada TUHAN.


“Tangan yang lamban membuat miskin,

Tetapi tangan orang rajin

Menjadikan kaya”

Amsal 10:4


GOD Bless u

Tuesday, May 18, 2010

(ArBer)Salah siapa?


Salah siapa?


Siapa yang harus disalahkan, apabila dari telur ayam muncul sekor anak gajah? Kesalahan ayam jantankah atau kesalaha induk ayam betina?(pada gambar diatas). Yang jelas keduanya tidak ada yang salah, karena hal tersebut tidakm mungkin terjadi.


Gambar diatas hanyalah gambar ilustrasi biasa, dan sesuatu hal yang bisa dikatakan mustahil terjadi. Dalam kehidupan rumah tangga sering juga terjadi hal yang identik dengan gambar tersebut, misalnya pada saat seorang anak mempunyai sifat dan karekter yang berbeda dengan kedua orang tua mereka, maka yang terjadi adalah keributan antar kedua orang tua mereka. Biasanya dalam mendidik anak kedua orang tua akan salang melempar tanggung jawab, namun setelah pertumbuhan sang anak tidak sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka akan saling menyalahkan.


Dalam mendidik anak alagkah baiknya kedua orang tua berperan serta aktif. Jangan saling melempar tanggung jawab hanya karena kesibukan masing-masing. Waktu untuk anak-anak tidak bisa digantikan dengan apapun. Mungkin kita menyepelekan mereka dengan alasan bekerja untuk memenuhi kebutuhan masa depan mereka, akan tetapi pernahkah kita berpikir sebanyakm apapun persedian keuangan kita untuk mereka, jika mereka tidak bia memanfaatkanya sama saja hal tersebut adalah sia-sia. Anak-anak sangat membutruhkan perhatian orang tua, dibandingkan membutuhkan warisan materi dari orang tua. Jika anak-anak tumbuh penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan maka kita tidak perlu repot-erepot menyediakan harta materi untuk kehidupan mereka. Apa yang mereka dapatkan dari kita akan menjadi bekal hidup yang lebih baik dari pada modal harta meteri.


Orang tua Kristiani harus bekerja sama dalam mendidik anak, dan bukan sebaliknya yaitu saling menyalahkan jika terjadi hal-hal buruk terhadap anak mereka yang sebenarnya terjadi akibat kesalahan mereka(orang tua) masing-masing.


“Disiklah anakmu,

Maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu

Dan mendatangkan

Sukacita kepadamu”

Amsal 29:17


GOD Bless u

Monday, May 17, 2010

(ArBer)Sempatkan waktu untuk berdoa!


Sempatkan waktu untuk berdoa!


Rata – rata kita berbicara sebanyak 60 menit dengan orang lain melalui telepon seluler. Bercakap dengan sesma kita sebanyak 540 menit, itu pun bisa lebih, tergantung jenis pekerjaan kita(sales,marketing atau guru, bisa melebihi 540 menit/hari). Lalu pertanyaannya adalah berapa lamakah kita menyediakan waktu untuk berbicara kepada Tuhan Sang pencipta alam semesta?


Manusia selalu terlihat sibuk dengan segala aktivitasnya sepanjang hari. Apabila ada waktu kosongpun, pastilah dimanfaatkan untuk berisitirahat. Apabila ada waktu sisa lagi, biasanya dimanfaatkan untuk berekreasi atau pun berkumpul bersama sanak saudara. Kira-kira seperti itulah rutinitas orang-orang duniawi. Hal serupa juga terkadang terjadi kepada kita sebagai orang-orang beriman. Hampir setiap hari ada kegiatan bersama-sama hamba Tuhan di Gereja, sedangkan hari minggu seluruh tenaga dan perhatian terfokuskan pada pelayanan dalam kebaktian. Tidak jarang kesibukan pelayanan kita membuat waktu kita terpakai habis, sehingga waktu untuk saat teduh dan berdoa “terpotong” oleh kegiatan pelayanan.


Memang tidak mudah untuk menyempatkan diri pergi ke tempat sunyi untuk berdoa dan bercira kepada Tuhan. Namun sebenarnya berbicara dengan Tuhan tidak memerlukan cara-cara khusus dalam situasi atau kondisi yang khusus pula. Dimana-dimana kita bisa berbicara dalam hati dengan-Nya. Kita bisa bernyanyi dan memuji dia dalam hati, lalu kita melanjutkan dengan mencurahkan isi hati dan rencana kita sepanjang hari ini. Jika kita memang perlu menutup mata, tutuplah mata kita agarkita bisa berfokus pada saat kita berdoa, akan tetapi jika memang kita harus membuka mata kita ,tetap saja kita tidak dilarang untuk berbicara dengan-Nya. Berbicara kepada Tuhan tidak memerlukan tarif khusus(seperti pulsa handphone), ataupun jam-jam khusus(seperti menelpon klien pada jam kerja). Kapanpun, dan bagaimanapun caranya jika kita ingin berbicara dengan-Nya, Dia selalu siap mendengarkannya. Bahkan Yesus Kristus pun menyempatkan diri untuk berdoa, di saat kesibukannya melayani dan memberitakan firman kepada banyak orang.


Jika kita menyediakan waktu kita untuk berbicara kepada-Nya, maka Dia juga pastinya akan memberikan waktu lebih bagi kita untuk menyelesaikan segala pekerjaan dan pelayanan kita. Dialah yang menguasai waktu diduniai ini, oleh karena itu Dia bisa dengan mudah membuat kita berhasil atau gagal sesuai dengan waktu-Nya


“Dan setelah orang banyak itu

Disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit

Untuk berdoa seorang diri

…..”

Matius 14:23


GOD Bless u

Saturday, May 15, 2010

(ArBer)Demi kepentingan bersama.


Demi kepentingan bersama.


Apabila toko tersebut menyediakan kursi yang cukup, mungkin kedua anak(gambar diatas)tidak perlu bergantian untuk memberikan punggungnya diduduki. Kedua anak yang sudah ketagihan akan sebuiah permainan games rela salaing membantu agar dapat menikmati permainan tersebut. Mereka dengan sukarela bergantian menjadi “kursi”demi kepentngan bersama untuk menikmati permainan tersebut. Kedua bocah tersebut bekerja sama demi kepentingan yang sama, yaitu kenyamanan dalam bermain games.


Walaupun sesdikit ironis(karena mereka ketagihan akan sebuah permainan, bahkan rela punggungnya diduduki), akan tetapi ada hal positif yang bisa kita tarik dari gambar diatas. Mereka memang masih kecil, akan tetapi mereka cukup cerdik dalam menyiasati suatu kondisi. Di saat tidak ada kursi, mereka tidak lantas duduk dibawah, akan tetapi mereka bekerja sama untuk saling memanfaatkan punggung mereka untuk menjadi “kursi”. Dengan demikian mereka akan merasa lebih nyaman dalam menikmati permainan games tersebut. Siapa yang pertama menjadi “kursi” sepertinya bukan masalah bagi keduanya, asalkan mereka dapat bergantian menikmati permainan tersebut, mereka akan secara suka rela bekerja sama.


Dewasa ini gereja-gereja sepertinya telah meninggalkan kerja sama mereka anatara satu dengan yang lainnya. Banyak sekali yang menjadi alasan mereka “bergerak” sendiri-sendiri. Mulai dari aliran yang berbeda, sudut pandang serta target yang berbeda, akhirnya semuanya itu bukan saja membuat gereja-gereja sulit bekerja sama namun terkadang membuat mereka malah saling bertentangan. Jika visi gereja adalah satu yaitu sebagai penyalur kasih Allah dan sebagai Penyalur berita keselamatan melalui firman-Nya, maka seharusnya gereja-gereja bisa saling membantu dan bekerja sama. Perbedaan pasti akan selalu ada dalam peribadatan, sudut pandang, ataupun budaya lokal pada setiap gereja, namun jika sudut visinya disatukan yaitu visi yang berdasarkan firman dan kehendak-Nya, maka seharusnya gereja- gereja dapat bekerja sama, oleh karena visi adalah prioritas utama diatas misi-misi kecil suatu gereja.


Agar kerja sama kita menghasilkan bukti nyata, maka dibutuhkan sebuh tim yang solid, untuk menjadi anggota tim yang solid kita harus mempunyai kepentingan yang sama, dan untuk menyatukan kepentingan dibutuhkan pritoritas utama yang harus segera dilakukan. Jika prioritas kita adalah kasih Tuhan, maka kita akan mudah bekerja sama dengan hamba-hamba Tuhan lainnya.


“…..

Tunjukkanlah kasihmu

Dalam hal salig membantu”

Efesus 4:2


GOD Bless u

Friday, May 14, 2010

(ArBer)Menjaga kesehatan


Menjaga kesehatan


Dalam seminggu kita bisa menghabiskan waktu 60 jam hanya untuk beraktivitas, dan hanya sekitar 42 jam untuk beristirahat. Sisanya mungkin kita gunakan untuk kegiatan lain seperti bersosialisasi, makan, membersihkan tubuh ataupun menghabiskan waktu di jalan. Jika ini berlangsung terus menerus, maka tubuh ini akan terkuras energinya., yang mengakibatkan melemahnya organ-organ tubuh. Dibutuhkan waktu untuk melatih tubuh ini bergerak dengan rileks ataupun santai. Maksudnya adalah otot serta organ tubuh ini tetap bergerak ringan namun tidak dipengaruhi kerja otak yang berlebihan. Contoh sederhananya adalah olah raga, dimana seluruh organ tubuh bergerak dengan rileks, tanpa adanya beban pikiran dari otak.


Mungkin kebanyakan orang merasa dengan pola makanan yang teratur serta istirahat yang cukup saja sudah memenuhi syarat badan sehat. Sebenarnya selain itu kita juga memerlukan olah raga untuk melatih raga ini. Tubuh yang teratur mengeluarkan keringat akan membuat metabolisme tubuh meningkat. Kotoran-kotoran sisa pembuangan ataupun proses pencernaan akan keluar melalui keringat pada saat kita berolah raga. Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah “dibalik tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat”


Sudah berapa lama kita tidak berolah raga? Mungkin hari libur seperti ini kita lebih memilih memulihkan diri dengan beristirahat, asmbil tidur-tiduran untuk memulihkan stamina kita. Hal tersebut memang tidak salah, namun pola hidup sepertyi nantinya tidak akan membuat tubuh kita benar-benar segar, bisa jadi istirahat yang berlebihan akan membuat tuibuh ini, tyidak siap untuk emnghadapi aktivitas di awal minggu nanti. Sama seperti kehidupan rohani kita yang perlu kita latih kepekaannya terus menerus setiap hari, maka tubuh jasmani ini juga harus terlatih untuk memngahadapi segala aktivitas yang mendukung pekerjaan, kehidupan sosial serta pelayanan kita!


Tubuh yang sehat adalah salah satu syarat penting bagi kita untuk bisa beraktivtas serta melayani-Nya!


“Tetapi aku melatih tubuhku

Da menguasainya seluruhnya

……”

1 Korintus 9:27


GOD Bless u