Wednesday, April 30, 2014

(LaBer)Seputih Bulu Domba

Seputih Bulu Domba
Pengarang  : Jonathan P. & Fonny N
Nada Dasar : G




 
   G           Bm
Tak kau lupakan diriku
 
      Em      D        C
Kau ingat ku adalah debu
 Bm                   C
  Tetapi kau meninggikannya
 
 Am       Am7/G    F    D   D7
Di hadapan malaikat-Mu
 
         G            Bm
Tak kau hapuskan namaku
 
      Em    D         C
Dari kitab kehidupan-Mu
 
 Bm                    C
  Kau tak malu mengakuinya
 
 Am    Am7/G  D
Di hadapan Bapa

Reff:
G                 Em             G
Kau Allah yang tiada mengingat lagi
 
   C        D    G                Em      F  D   D7
Segala kesalahanku yang telah engkau ampuni
 
       C      Cm        G         Am        
Walau dosaku merah bak kain kesumba
 
     G    Bm/F# Em      C  D                G 
Engkau menjadikanku putih, seputih bulu domba
 
 
"........
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
Akan menjadi putih seperti salju;
Sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
Akan menjadi putih seperti bulu domba"
Yesaya 1:18
 
GOD Bless u 
 
 
 

Tuesday, April 29, 2014

(ArBer)Menjaga mulut

Menjaga mulut

Sesulit apapun mengendalikan mata kita untuk tidak melihatnya yang tidak – tidak, lebih sulit lagi mengendalikan ataupun menahan mulut dari kata – kata yang tidak – tidak(tak pantas).  Lidah terlalu elastis untuk dikekang, bahkan kelembutannya bisa menghasilkan kata – kata paling kasar, jadi waspadalah dengan “isi mulut” kita.

Kata – kata yang kelaur dari mulut seseorang bisa menimbulkan pertengkaran atau bahkan perang besar, namun demikian bisa juga menghasilkan perdamian dunia.  Intinya semuanya itu kembali lagi kepada si pengendali mulut.  Hanya saja tidak semua orang mampu mengendalikan mulutnya sendiri!  Butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar untuk bisa mengendalikan mulut seseorang.  Ironisnya lagi biasanya mulut yang terkendali jarang yang bertahan lama.

Pemazmur sendiri dalam Injil menyatakan ketidak mampuannya dalam mengendalikan mulut serta bibirnya.  Pemasmur bahkan memohon Tuhan untuk membantunya mengawasi setiap perkataan yang kelaur dari mulutnya.  Lalu bagaimanakah dengan kita? Apakah kita bersikeras bisa mengendalikan mulut kita seorang diri? Atau kita juga mengikuti teladan pemazmur yang merendahkan diri kita untuk meminta pertolongan Tuhan untuk menjaga setiap perkataan yang keluar dari mulut kita?  Yang jelas adalah semakin mulut kita tak terkendali, maka semakin tak terkendali jugalah sifat dan sikap hidup kita dalam menjalani kehidupan ini!

Tidak mudah mejaga serta mengendalikan mulut kita, oleh karena itu mintalah bantuan kepada ahlinya yaitu Dia yang menciptakan mulut kita!

“Awasilah mulutku, ya TUHAN
Berjagalah pada pintu bibirku!”
Mazmur 141:3

GOD Bless u

Sunday, April 27, 2014

(PuBer)Sadarilah!



Sadarilah!

Gagal sekali dianggap wajar
Jatuh terus  tidak belajar
Dosa kecil bisa berakar
Jiwa suci pasti terbakar

Tidak ada yang sesabar Tuhan
Meski manusia tak beriman
Tidak ada yang mampu bertahan
Jika hukum harus ditegakkan

Tuhan memangdang mereka yang kalut
Tuhan menggengam dengan lembut
Kepada siapapun yang takut
Dan manusia yang menurut

Bagaikan bapak yang mengajar anaknya
Tuhan sabar sampai pada akhirnya
Dia  berjanji selamatkan jiwa
Bagi semua yang kembali pada- Nya


Orang tua yang benar
Pasti mengajar dengan sabar

  
Maka haruslah engkau insaf,
Bahwa TUHAN Allahmu
Mengajari engkau seperti
Seseorang mengajari anaknya
Ulangan 8:5

GOD Bless u

Saturday, April 26, 2014

(LaBer)HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI

HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI
Do=F









    F                                       Bb
HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI


    F/A     Dm7               Gm7     C11
TAPI YESUS DI DALAMKU


    F                                       Bb
HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI


    F/A     Dm7               F
TAPI YESUS DI DALAMKU


      Bb       F/A                 Dm7  G        C11
YESUS HIDUP, YESUS HIDUP DALAMKU


    F                                       Bb
HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI


    F/A     Dm7               F
TAPI YESUS DI DALAMKU



(www.mansinam.com)


 "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi
Aku yang hidup sendiri,
Melainkan Kristus yang hidup 
Di dalam aku
............................."
Galatia 2:20

GOD Bless u

Friday, April 25, 2014

(ArBer)Bantuan yang sangat berarti



Bantuan yang sangat berarti

Bencana banjir tidak selamanya memaparkan pemandangan – pemandangan menyedihkan, namun tgambar di atas bukan termasuk salah satunya.  Gambar di atas lebih tepatnya dikatagorikan dengan pemandangan yang mengharukan oleh karena binatang saja akan saling membantu di kala musibah datang.

Sebenranya sekecil apapun perolongan kita terhadap orang yang membutuhkan akan sangat besar dampaknya.   Manusia memang adalah mahkluk sempurna, meskipun demikian, tetap saja manusia memerlukan penolong yang sepadan.   Tidak semua hal bisa dilakukan seorang diri, ada kalanya pertolongan dari orang lain sangat dibutuhkan.  Permasalahannya adalah terkadangbanyak orang yang lebih suka memerhatikan ataupun memikirkan saja kesulitan orang lain, dibandingkan menolong secara lansung!

Pertolongan yang sejati adalah pertolongan yang tulus tanpa pamrih, bahkan tanpa mengenal latar belakan apapun!  Tidak perduli seseorang kaya atau miskin, kawan atau lawan, kenal ataupun tidak, jika seseorang memerlukan bantuan, maka kita wajib mengulurkan tangan kita!  Ironisnya terkadang kita suka memperhatikan atau memberi perhatian , namun tidak membantu orang yang sedang terkena musibah, atau membutuhkan bantuan.  Yesus memberi perumpamaan tentang orang samaria yang “terkenal” dengan individualitasnya yang tinggi(jarang bergaul dengan kelompok lain”  saja bisa  dan mau mengulurkan tangannya membantu seseorang yang sedang tertimpa musibah, bahkan bersedia untuk rugi!  Dibandingkan orang – orang lainnya yang hanya memerhatikannya sejenak lalu melewati orang tersebut.  Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membantu orang lain yang sedang memebutuhkan bantuan.   Ingatlah satu hal bahwa semakin ringan tangan kita dalam membantu orang lain maka semakin mudah juga kita mendapatkan bantuan dari orang lain!

Bantuan sekecil apapun akan sangat berarti bagi orang yang membutuhkan bantuan, perhatian sebebesar apapun tidak akan berarti bagi mereka yang membuthkan bantuan lansung!

“Alangkah baiknya bantuanmu
Kepada yang tidak kuat,
Dan pertolonganmu kepada lengan
Yang tidak berdaya!”
Ayub 26:2

GOD Bless u

Wednesday, April 23, 2014

(ArBer)Bibit - bibit perceraian



Bibit - bibit perceraian

Angka perceraian kian hari kian meningkat.  Bukan saja di Negara – Negara barat, saat ini Negara timur yang kental dengan adat istiadat serta hubungan keluarga yang kuat, sudah menganggap perceraian adalah hal yang biasa, tidak terkecuali pasangan orang – orang percaya.  Saat perkawinan bukan lagi menjadi sesuatu hubungan yang sacral, maka manusia sebenarnya sudah terjerat perzinahan.

Penyebab perceraian memang amat kompleks dan bervariasi, namun sebagian besar hal tersebut terjadi oleh karena perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pasangan suami isteri.  Perselingkuhan tidak terjadi begitu saja, biasanya membutuhkan proses panjang.  Benih  -  benih perselingkuhan biasanya datang dikala hubungan ataupun komunikasi antar pasangan mulai mengalami hambatan.  Baik hambatan waktu oleh karena sibuknya dunia pekerjaan, ataupun hambatan karena pihak lain diluar suami isteri(misalnya kesibukan mengurus anak, dan anggota keluarga inti lainnya).  Intinya kurangnya frekuensi pertemuan ataupun komunikasi bisa menjadi penyebab pasangan saling mencari “tempat” lain untuk bisa memnuhi kebutuhannya tersebut.

Satu hal yang salah adalah, pada saat pasangan suami isteri mengalami masalah, sebaiknya mereka cepat – cepat berusaha memperbaikinnya bersama.  Jika masih tidak menemui jalan terang, maka mereka harus mencari mediaasi dengan pihak ke tiga.  Pihak ke tiga tersebut tentulah orang yang berkompeten dan bisa memposisikan dirinya di tempat yang netral, misalnya seorang penatua, guru injil ataupun pendeta.  Janganlah sekali – kali mencari pendapat kepada orang lain yang hanya mengenal satu pihak saja, sebab pendapatnya tersebut pasti akan banyak mengandung unsure subyektif.  Saat kita merasa dibenarkan oleh pihak lain, biasanya kita akan semakin sombong dan mempersalahkan pasangan kita, dan dengan demikian apapun akan kita lakukan oleh karena sudah merasa tidak cocok dengan pasangan.  Jadi mulai saat ini sediakanlah waktu lebih banyak untuk berkomunikasi bersama pasangan dan juga bersama Tuhan.  Saling terbuka dan saling menghormati di dalam Tuhan akan menjadikan kita lebih mengenal, mengasihi, mengerti satu dengan lainya, serta juga dapat menjauhkan diri dari godaan perselingkuhan.

Tuhan yang telah menyatukan pasangan suami isteri, jadi sebenarnya hanya Dia sendirilah yang berhak memisahkannya!
Hendaklah kamu penuh hormat terhadap perkawinan
Dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur,
Sebab orang – orang sundal dan
Penzinah akan dihakimi Allah
Ibrani 13:4


GOD Bless u