Kendalikan mulut = kendalikan keadaan
Bukan
saja intonasi suara saja yang harus diperhatikan, perkataan yang dengan suara
lembut juga haruslah manis di dengar dan menangkan. Sebab jikalau sedang beradu argumen, amarah
mudah sekali naik, dan harus dikendalikan dengan intonasi suara yang rendah
serta juga perkataan yang tidak “pedas”.
Suatu
forum diskusi dan dialog bisa saja menjadi perdebatan tiada akhir jikalau tidak
diarahkan dengan baik oleh para pembicara ataupun nara sumbernya. Dialog antar sesama yang awalnya berjalan
baik, bisa saja menjadi berdebatan berujung caci maki jikalau isi pembicaraan
hanya menjurus untuk menjatuhkan seseorang dengan kata – kata kasar.
Mulut
kita bisa jadi pembawa damai, bisa jadi juga penyulut peperangan. Semakin kita bisa mengekang mulut, maka hal –
hal dalam kehidupan kita juga akan semakin banyak berjalan dengan baik. Sebaliknya semakin mulut kita tidak
terkendali dalam mengeluarkan banyak kata – kata tidak bermakna dan bahkan
pedas menjurus kepada penghinaan. Jadi
pertengkeran, perselisiahan ataupun perdamaian bisa terwujud oleh apa yang
kelaur dari dalam mulut kita, jadi perhatikanlah perkataan mulut kita!
Semakin
kita sanggup mengendalikan mulut mita, semakin juga kita bisa mengendalikan
keadaan di sekeliling kita!
“Jawaban yang lemah
lembut meredakan kegeraman
Tetapi perkataan yang
pedas membangkitkan amarah”
Amsal 15 : 1
God Bless You

No comments:
Post a Comment