(Arber)
Kehilangan Moment
Suatu hari pada sebuah keluarga terdengar dentingan piano yang harmoni. eluarga tersebut hari ini sedang kedatangan tamu. Sebastian baru berumur 12 tahun, namun bakatnya sudah terlihat dari permainanya. Hari ini keluarganya mendapat kunjungan dari Opa dan Omanya yang jauh - jauh datang dari desa. Sebastian yang sudah mengetahui kunjungan mereka tersebut beberapa hari sebelumnya berlatih keras untuk menunjukkan kebolehannya bermain piano. Berbeda dengan saudara kembarnya, Sabrina tidak sibuk sama sekali. Sabrina juga handal memainkan alat musik gesek biola. Sejak kecil kedua anak ini telah dibekali dengan latihan/ les - les untuk mendukung hobi mereka terhadap alat musik. kemampuan mereka berdua setara pada alat musik masing - masing. Sebastian selalu ingin berkompetisi dan menunjukkan kepada semua anggota keluarga jika dia lebih baik dari Sabrina, terutama kepada Opa dan Omanya yang jarang mereka temui. Biasanya hanya 1 x dalam sebulan mereka dikunjungi Opa - dan Oma mereka, karena memang jaraknya tempat tinggalnya yang jauh.
Setelah hari yang ditunggu datang Sebastian tidak membuang banyak waktu. Baru saja Opa dan Oma masuk ruang tamu, Sebastian langsung memamerkan kebolehannya bermain piano. Sabrina sendiri mengandeng kedua orang yang dihormatinya ke ruang tamu. Hampir setengah jam berlalu, Sebastian terus memainkan musik- musik Jazz favorit opa, namun tetap saja perhatian opa dan oma justru ditujukkan kepada Sabrina yang duduk ditengah mereka sambil berbisik - bisik dengan mereka. Sebastian akhirnya sadar, dia kurang diperhatikan Sebastan lalu menghentikan permainannya lalu mendekati Opa lalu bertanya"apakah Opa mendengarkan permainan saya? kenapa Opa sibuk berbisik dan tertawa kecil dengan Sabrina?" tanyanya?
Opa kemudian menjawab "Sebastian yang pandai, sejak kecil Opa sudah tahu kau mempunyai bakat yang luar biasa, dan Opa yang menyarankan kedua orang tuamu untuk melatih dan mengembangkan bakatmu". Sebastian terdiam, lalu Opa meneruskan kata-katanya "begitu juga dengan saudaramu Sabrina yang juga memiliki bakat bermain biola, tapi tahukah kamu apa perdeaandiantara kamu berdua?" tanya Opa. Sebastian hanya menggelengkan kepalanya. "Sabrina memilih saat yang tepat untuk menunjukkan kemampuannya kepada kami, sedangkan kau selalu menggebu-gebu ingin menunjukkan kebolehanmu kepada Opa dan Oma"jelas Opa lagi dengan senyum. "Hari ini Opa dan Oma mungkin hanya bisa berkunjung sekitar setu jam, karena setelah ini kami akan pergi ke berangkat ke tempat om kamu diluar negeri, untuk alasan itulah Opa dan Oma menghabiskan waktu untuk berbagi cerita dan pengalaman bermain musik dengan Sabrina bukan meminta Sabrina mempertunjukkan kebolehannya" tambahnya lagi, yang spontan membuat Sebastian memeluknya dan memintamaaf karena telah meminta waktu Opa da Omanya untuk menyaksikan kebolehannya, dan bukannya memberikan waktunya untuk mereka.
Sebagai seorang Kristen kita juga sering kehilangan moment, kta sering sibuk dengan pelayanan kita, dan kerapkehilangan saat - saat berharga dalam persekutuan dengan Tuhan. Contohnya Pada saat kita menghadiri kebaktian dengan teman kita terus bercapak- cakap disepanjang kebaktian membicarakan kegiatan kita setelah kebaktian, atau kita sibuk membicarakan paduan suara yang tampil kurang maksimal pada saat menyanyikan pujian. Pada saat kebaktian kita memang boleh duduk dengan sahabat/anggota keluarga kita namun bukan berarti kita konsenterasi kita tertuju pada hal - hal lain dan bukan kepada pujian dan penyembahan kita kepada-Nya.
kita juga bisa menikmati segala rangkaian acara peribadatan, namun tujuannya untuk memperdalam rasa cinta kita kepada-Nya, dan bukan hanya menyksika pertujukan orang - orang yang sudah diberikan tugas, sehingga tidak perlu kita komentari setiap rangkaian acara tersebut. Belajarlah menghormati suatu kebaktian dan Janganlah kita kehilangan moment untuk menyambut kebaktian yang intinya merupakan persekutuan kita dengan-Nya.
"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!
Aku ditinggikan diantara bangsa - bangsa
ditinggikan di bumi"
Mazmur 46:11GOD Bless u