Terlalu memaksakan(overload)
Memaksakan adalah sebuah kata sifat. Paksa adalah kata bebas yang mempunyai berbagai arti tersendiri bila dipasangkan dengan imbuhan – imbuhan tertentu. Bila dipasangkan dengan awalan “ter” berarti sebuah tindakan kita lakukan dengan tidak sepenuh hati, sedangkan bila diberi awalan “me” berarti kita tidak memiliki pilihan lain. Kemudian apabila diberi awalan “me” dan akhiran “kan”, maka kata yang terbentuk akan menjadi memaksakan yang artinya adalah perbuatan tidak semestinya, namun tetap harus dilakukan baik dengan sepenuh hati ataupun tidak
Memaksakan saja sudah menjadi kata yang terlalu melanggar keharusan(bentuk ideal/seharusnya) apalagi kata memaksa ditambahkan dengan kata depan terlalu dan menjadi terlalu memaksakan.
Sebagai seorang manusia kita tahu kapasitas dan kemampuan tubuh kita. Mungkin jarang sekali kita terlalu memaksakan kerja organ tubuh kita, karena biasanya dampaknya akan kita rasakan langsung. Contohnya Apabila kita terlalu banyak memaksakan berlari maka kenyataanya kita akan merasakan sakit atau nyeri pada otot kaki. Hal yang sering kita paksakan adalah justru pada pikiran kita. Kita memang sering memaksakan hal – hal negatif (kekhawatiran, anggapan – anggapan orang lain, rencana – rencana jahat sampai pada pemukkan rasa egois demi kebanggan diri) masuk untuk ke dalam pikiran kita. Lalu hasilnya kita akan mengalami stress akibat hal – hal tidak penting yang terlalu memaksa pikiran kita mencari solusinya. Stress memang tidak langsung mengakibatkan sakit kepala, namun stress tanpa disadari akan menyebabkan berkembak biaknya bibit – bibit penyakit berbahaya seperti kanker. Tuhan menciptakan manusia dengan perhitungan yang matang, dan jangan sekali – kali kita justru melebihkannya, misalnya kapasitas pikiran kita yang sudah terbatas, jangan dibebani lagi hal – hal yang tidak perlu.
Jika manusia terbatas dalam kapasitas dalam berpikir, maka seharusnya manusia menyerahkan beban pikirannya kepada Tuhan yang tidak terbatas. Perisaklah apa saja isi pikiran kita, perbanyaklah hal- hal positif dan jangan terlalu memaksakan memikirkan hal – hal diluar kemampuan kita agar tidak overload dan akhirnya jatuh semua seperti gambar diatas
Memaksakan adalah sebuah kata sifat. Paksa adalah kata bebas yang mempunyai berbagai arti tersendiri bila dipasangkan dengan imbuhan – imbuhan tertentu. Bila dipasangkan dengan awalan “ter” berarti sebuah tindakan kita lakukan dengan tidak sepenuh hati, sedangkan bila diberi awalan “me” berarti kita tidak memiliki pilihan lain. Kemudian apabila diberi awalan “me” dan akhiran “kan”, maka kata yang terbentuk akan menjadi memaksakan yang artinya adalah perbuatan tidak semestinya, namun tetap harus dilakukan baik dengan sepenuh hati ataupun tidak
Memaksakan saja sudah menjadi kata yang terlalu melanggar keharusan(bentuk ideal/seharusnya) apalagi kata memaksa ditambahkan dengan kata depan terlalu dan menjadi terlalu memaksakan.
Sebagai seorang manusia kita tahu kapasitas dan kemampuan tubuh kita. Mungkin jarang sekali kita terlalu memaksakan kerja organ tubuh kita, karena biasanya dampaknya akan kita rasakan langsung. Contohnya Apabila kita terlalu banyak memaksakan berlari maka kenyataanya kita akan merasakan sakit atau nyeri pada otot kaki. Hal yang sering kita paksakan adalah justru pada pikiran kita. Kita memang sering memaksakan hal – hal negatif (kekhawatiran, anggapan – anggapan orang lain, rencana – rencana jahat sampai pada pemukkan rasa egois demi kebanggan diri) masuk untuk ke dalam pikiran kita. Lalu hasilnya kita akan mengalami stress akibat hal – hal tidak penting yang terlalu memaksa pikiran kita mencari solusinya. Stress memang tidak langsung mengakibatkan sakit kepala, namun stress tanpa disadari akan menyebabkan berkembak biaknya bibit – bibit penyakit berbahaya seperti kanker. Tuhan menciptakan manusia dengan perhitungan yang matang, dan jangan sekali – kali kita justru melebihkannya, misalnya kapasitas pikiran kita yang sudah terbatas, jangan dibebani lagi hal – hal yang tidak perlu.
Jika manusia terbatas dalam kapasitas dalam berpikir, maka seharusnya manusia menyerahkan beban pikirannya kepada Tuhan yang tidak terbatas. Perisaklah apa saja isi pikiran kita, perbanyaklah hal- hal positif dan jangan terlalu memaksakan memikirkan hal – hal diluar kemampuan kita agar tidak overload dan akhirnya jatuh semua seperti gambar diatas
“Jadi akhirnya saudara – saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci,
semua yang manis, semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah itu”
Filipi 4:8
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci,
semua yang manis, semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah itu”
Filipi 4:8
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment