Memberi dengan tulus hati.
Pembagian zakat, sumbangan atupun sembako gratis kepada orang-orang tak mampu merupakan suatu perbuatan mulia. Akan lebih mulia lagi apabila proses pemberiannya dilakukan dengan metode yang tepat serta tidak menimbulkan kerepotan bagi para penerima sumbangan(harus mengantri panjang serta berdesak-desakan)
Dengan menggunakan metode yang baik dan benar, pemberian sumbangan tentunya akan sangat bermanfaat, namun ada satu hal yang tidak kalah pentingnya dari metode pemberian sumbangan tersebut, yaitu maksud dari sang pemberi sumbangan. Saat ini mudah sekali ditemui orang-orang yang tidak dengan tulus dalam mempedulikan orang-orang miskin. Sumbangan memang diberikan, namun dibalik itu ada “pesan” terselubung. Bisa jadi kepedulian terhadap orang miskin hanyalah “alat” untuk meningkatkan popularitas, atau untuk kepentingan bisnis tertentu.
Kitab Yohanes juga mencatat sebuah kenyataan tentang seseorang yang mengatasnamakan orang-orang miskin demi kepentingan pribadinya. Yudas Iskariot menegur perempuan yang menuangkan minyak wangi mahal untuk mengurapi Yesus. Perkataan Yudas memang benar, namun kenyataannya belum tentu demikian, karena jika dia diberikan banyak uang, tentu bukanlah nasib orang misikin yang dipikirkannya. Apakah kita pernah melakukan hal serupa? Periksalah hati dan pikiran kita terlebih dahulu sebelum kita tergerak memberikan bantuan kepada orang lain(terutama orang-orang yang tak mampu). Sebesar atau sekecil apapun yang kita berikan akan sangat berarti apabila kita memberikannya dengan tulus tanpa mengharapkan “imbalan” tertentu.
Berilah dan jangan mengharapkan apa-apa dari orang-orang miskin! Dengan demikian Bapa kita yang di Sorga pasti melihat ketulusan kita serta akan membalas segala perbuatan kita
“Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar
Dan uangnya diberikan kepada
Orang-orang miskin?
Hal itu dikatakannya bukan karena ia
Memperhatikan nasib orang-orang miskin
…………………”
Yohanes 12:5-6
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment