Apakah anda termasuk seorang yang primitif?
Pemandangan
seperti gambar kartun di atas sudah biasa kita saksikan. Selain dapat disaksikan pada layar televisi,
hal seperti itu juga dapat kita saksikan melalui media masa lainnya seperti
surat kabar. Ironisnya kekerasan antar
sesama masyarakat juga dapat disaksikan secara langsung hampir disetiap harinya.(baik
tawuran pelajar, anata warga, maupun antar kelompok organisasi massa)
Peradaban
moderen seharusnya membawa pemikiran moderen dalam menyelesaikan perselisihan
ataupun persengketaan. Menyelesaikan
masalah dengan otot sebenarnya adalah cermin kedangkalan mental seseorang. Kekerasan fisik dengan mengandalkan otot
menggambarkan bahwa umat manusia masih primitif, sebab belum mampu memaksimalkan
fungsi otak. Lalu bagaimanakah menurut
pandangan pengajaran Kekristenanan?
Ajaran
kekeristenan secara umum sangatlah jelas menantang sekali penggunaan kekerasan
dalam penyelesaian suatu masalah ataupu perselisihan. Pada perjanjian lama memang dikatakan bahwa “mata
ganti mata, dan gigi ganti gigi”, akan tetapi konteks tersebut hanya berlaku
bagi Tuhan untuk manusia. Maksudnya
adalah agar manusia tidak melakukan dosa terhadap sesama, sebab akan
mendapatkan hukuman yang setimpal dari Tuhan Allah. Bahkan perjanjian baru justru menggenapkan
pentingnya peran kasih terhadap umat manusia.
Pengorbanan Yesus membuktikan bahwa kasih harus dikedepankan dalam hal
apapun dan tentunya hal ini juga berlaku terhadap hubungan sesama manusia. Jadi jelaslah sudah bahwa kekerasan fisik
tidak menjamin sebuah perselisiahan dapat diseselaikan dengan baik! Sebab
biasanya akan selalu muncul dendam lanjutan.
Hanya kasih yang mampu mewujudkan kedamian sebenarnya.
Meskipun harus menderita, Tuhan
Yesus rela menjadi contoh nyata peran kasih dalam dunia ini, oleh karenanya sebagai
manusia, kita pun wajib mempraktekkannya, jadi janganlah suka menggunakan
kekerasan fisik!
“Orang yang
menggunakan kekerasan
Menyesatkan sesama,
Dan membawa dia di
jalan
Yang tidak baik”
Amsal 16:29
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment