Thursday, October 4, 2012

(ArBer)Perlukah menekan“panic button”?



Perlukah menekan“panic button”?

Kira – kira apa fungsi  “panic button”  pada gambar di atas?  Apakah setelah menekan tombol tersebut, kepanikan ataupun kegelisahan kita akan segera hilang? Atau jangan – jangan tombol tersebut justru malah menambah kepanikan?

Setenang apapun karakter kepribadian seseorang, pasti ada saja yang bisa membuat orang tersebut panik.  Kepanikan biasanya timbul oleh karena sesuatu hal yang datangnya tiba-tiba dan tidak siap untuk dihadapi.  Bisa juga sesuatu yang belum terjadi, namun hal tersebut menimbulkan kekhawatiran yang berkepanjangan, sehingga jiwa dan mental tidak dapat merasa tenang.  Satu hal yang pasti adalah jika seseorang ingin mengatasi kepanikan diri, tentu tombol tersebut bukan solusinya!

Raja Daud dengan segala keperkasaan dan kepintarannya, ternyata sering juga merasakan kepanikan yang luar biasa.  Meskipun dia tahu tidak akan mati di tangan musuhnya (janji Allah), tetap saja dia sering merasa panik.  Hal positif yang bisa kita pelajari dari Raja Daud adalah bahwa saat ia panik, ia tahu apa solusinya.  Daud hanya percaya dan berpengharapan kepada Tuhan.  Dia tidak mencari isteri, penasehatnya ataupun panglima- panglimanya yang gagah perkasa, sebab dia tahu hanya  Tuhanlah sumber ketenangan jiwa.  Lalu pertanyaannya kemudian adalah, kemanakah kita saat kita panik ataupun khawatir?  Apakah kita juga berusaha mencari “panic button”  , atau kita justru hanya berlutut dengan memejamkan mata untuk berdoa kepada Tuhan?

Percayalah hanya Tuhan yang mampu mengalirkan ketenangan bagi hati dan jiwa kita! Di dunia ini tidak mungkin ada yang bisa!


“Hanya pada Allah saja
Kiranya aku tenang,
Sebab dari pada- Nyalah
harapanku”
Mazmur 62:5


GOD Bless u

No comments: