Perlukah menekan“panic button”?
Kira
– kira apa fungsi “panic button” pada gambar di
atas? Apakah setelah menekan tombol tersebut,
kepanikan ataupun kegelisahan kita akan segera hilang? Atau jangan – jangan tombol
tersebut justru malah menambah kepanikan?
Setenang
apapun karakter kepribadian seseorang, pasti ada saja yang bisa membuat orang
tersebut panik. Kepanikan biasanya
timbul oleh karena sesuatu hal yang datangnya tiba-tiba dan tidak siap untuk
dihadapi. Bisa juga sesuatu yang belum
terjadi, namun hal tersebut menimbulkan kekhawatiran yang berkepanjangan,
sehingga jiwa dan mental tidak dapat merasa tenang. Satu hal yang pasti adalah jika seseorang ingin
mengatasi kepanikan diri, tentu tombol tersebut bukan solusinya!
Raja
Daud dengan segala keperkasaan dan kepintarannya, ternyata sering juga
merasakan kepanikan yang luar biasa.
Meskipun dia tahu tidak akan mati di tangan musuhnya (janji Allah),
tetap saja dia sering merasa panik. Hal
positif yang bisa kita pelajari dari Raja Daud adalah bahwa saat ia panik, ia tahu apa solusinya. Daud hanya
percaya dan berpengharapan kepada Tuhan.
Dia tidak mencari isteri, penasehatnya ataupun panglima- panglimanya
yang gagah perkasa, sebab dia tahu hanya Tuhanlah sumber ketenangan jiwa. Lalu pertanyaannya kemudian adalah, kemanakah
kita saat kita panik ataupun khawatir? Apakah kita juga berusaha mencari “panic button” , atau kita justru hanya berlutut dengan
memejamkan mata untuk berdoa kepada Tuhan?
Percayalah
hanya Tuhan yang mampu mengalirkan ketenangan bagi hati dan jiwa kita! Di dunia
ini tidak mungkin ada yang bisa!
“Hanya pada Allah
saja
Kiranya aku tenang,
Sebab dari pada-
Nyalah
harapanku”
Mazmur 62:5
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment