Monyet
tersebut sepertinya memiliki solidaritas tinggi terhadap temannya sesama
monyet(gambar di atas). Tanpa ragu
monyet tersebut siap mengusir atau bahkan memukul manusia yang terlihat sedang
“menjahati” monyet lainnya, meskipun sebenarnya belum tentu orang tersebut
benar-benar bermaksud untuk mencelakai monyet tersebut.
Pada
kenyataanya, anak – anak muda saat ini juga cenderung terjebak dalam
solidaritas “buta”. Saat teman ataupun
kerabat mengalami suatu kejadian buruk(dijahati), maka tanpa pikir panjang lagi
kebanyakan anak muda langsung melakukan aksi balas dendam. Ironisnya saling balas membalas biasanya
tidak akan berhenti samapi menimbulkan korban jiwa. (tawuran antar kampung/desa, tawurann pelajar
maupun tawuran antar mahasiswa)
Membela
ataupun membantu teman bukanlah sesuatu yang berdosa, namun kita harus
melakukannya sesuai dengan firman Tuhan!
Membalas dendam atau membantu teman dengan menggunakan kekerasan
sangatlah bertentantangan dengan hukum kasih Allah. Kejahatan ataupun ketidak adilan yang
diterima teman ataupun sahabat kita, tidak harus serta merta dibalas dengan
perlakuan yang sama. Memang cukup sulit
untuk memendam apalagi menghilangkan rasa dendam dan empati kepada merekayang
memdapat perlakukan jahat, namun tetap sebagai orang beriman, kita harus
menunjukkan kualitas diri yang sesuai dengan firman Tuhan yaitu dengan
memaafkan dan mendoakan mereka yang jahat dengan penuh kasih. Percayalah bahwa Tuhan Yesus mengajarkan
kasih untuk melawan kejahatan adalah dengan maksud tertentu yaitu agar
kejahatan tersebut bisa dihentikan penularannya!
Kekerasan
mungkin akan menhentikan sementara kejahatan, namun tidak bisa
menghilangkannya!
“Perhatikanlah, supaya jangan ada orang
Yang membalas jahat
dengan jahat,
Tetapi usahakanlah
senantiasa yang baik
Terhadap kamu
masing-masing
Dan terhadap semua
orang”
1 Tesalonika 5:15
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment