Friday, April 4, 2014

(ArBer)Tidak perlu berteriak keras.




Tidak perlu berteriak keras.

Sepanjang minggu ini, setiap hari kita disajikan berbagai aktivitas pastai politik peserta pemilu.  Salah satu kegiatannya yang banyak diikuti anggota masyarakat adalah kegiatan kampanye ataupun orasi partai.  Para tokoh – tokoh patai berlomba berorasi untuk mendapatkan serta menyakinkan masyarakat untuk memilih partai mereka masing – masing, namun kemudian pertanyaanya adalah apakah orasi politik tersebut efektif untuk mendapatkan simpati pubik?

Biasanya kegiatan kampanya selalu menimbulkan hiruk pikuk masyarakat.  Ada sebagaian yang antusias, ada pula yang hanya “ikut – ikutan”, dan yang lebih parah lagi ada yang datang oleh karena bayaran tertentu.  Saat juru kampanya memaparkan visi misi mereka, mungkin hanya sebagian kecil yang antusia ataupun menyimak, sisanya mereka mungkin memberikan dukungan sorakan, namun tentunya dengan tujuan tertentu(mendapatkan amplop atau barang – barangb tertentu).  Jadi sebetulnya kampanye yang disampaikan dengan teriakan penuh semangat, saat ini sudah tidak cukup efektif.

Penyampaian pendapat, orasi ataupun pidato yang disampaikan dalam ruang tertutup dengan suasana lebih tenang dan santai, biasanya memiliki dampak yang lebih besar.  Dengan suasana yang kondusif orang – orang yang mendengarkan segala bentuk orasi ataupun pidato bisa lebih mengerti materi yang coba dipaparkan para juru kampanya.  Sama halnya dengan itu dalam kehidupan keseharian kita, dituntut juga untuk bisa menyampaikan pendapat dengan cara yang baik serta bijak.  Segala maksud baik kita bisa jadi disalah mengertikan oleh orang lain, jika kita sampaikan dengan nada yang tidak baik(dengan nada tinggi).   Apalagi sebagai orang – orang percaya, kita juga dituntut untuk bisa mengendalikan perkataan kita, agar setiap kabar kebenaran firman Tuhan bisa diterima “telinga – telinga” awam yang belum mengenal keselamatan!  Jadi mintalah kepada Tuhan hikmat dan kebijaksanaan agar kirta bisa menyampaikan segala kebenaran firman Tuhan dengan baik!  Dan kita juga harus banyak belajar dari para rohaniawan – rohaniawan di sekitar kita, agar kita juga bisa belajar berbagai cara pendekatan ataupun penyampaian maksud yang baik dan mudah diterima orang lain!

Raja yang sering berteriak saat memerintah bawahannya, biasanya adalah raja yang jarang dituruti perintahnya oleh bawahannya!

“Perkataan orang berhikmat yang
Didengar dengan tenang,
Lebih baik dari pada teriakan orang
Yang berkuasa di antara orang bodoh”
Pengkotbah 9:17

GOD Bless u

No comments: