Memilih untuk tetap “happy”
Tidak selamanya hidup bisa
berjalan baik serta mendatangkan kebahagian.
Begitu juga sebaliknya hidup ini juga tidak melulu menghadirkan
kesedihan dengan berbagai penderitaan, akan tetapi jika memang terjadi
demikian(mengalami kehidupan yang menyedihkan) kira – kira apakah rekasi kita? Marah
kepada Tuhan, marah kepada keadaan sekitar atau marah kepada diri sendiri?
Rasul – rasul pada zamanya juga
kerap mengalami kesedihan, penderitaan serta kekecewaan. Menariknya meskipun banyak terdapat catatan “keluh
kesah” mereka, pada akhirnya mereka tetap bersukacita dalam segala pelayanan
mereka. Apabila segala penderitaan tak mungkin mereka
hindari selama pelayanan mereka, maka sukacita adalah pilihan utama dalam
keberserahan mereka di dalam kehendak Tuhan, lalu bagaimankah dengan kita
semua? Apakah kita memilih untuk menghindari segala permasalahan, ujian ataupun
masalah hidup? Atau justru menerimanya dangan hati penuh sukacita dalam
keberserahan kepada Tuhan?
Wajar saja apabila kekecewaan
menghampiri kita semua, di kala kesulitan dalam kehidupan ini datang bertubi –
tubi tanpa henti – hentinya, hanya saja sebaiknya kekecewaan tersebut harus
segera ditanggapi. Kekecewaan yang
timbul tersebut janganlah terlalu lama kita nikmati! Datanglah secepatnya kepada Tuhan dan bawalah seluruh
kekecewaan tersebut kepada- Nya! Setelah itu, pilihlah untuk bersuka cita serta meninggalkan
kekecewaan dan kesedihan tersebut!
Mungkin kita tidak dapat memilih
untuk menghindari penderitaan hidup, namun kita tetap masih bisa memilih untuk
tetap bersukacita dalam keadaan terburuk sekalipun!
“Bersukacitalah
senantiasa”
1
Tesalonika 5 : 16
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment