Perlu atau tidak perlu disinari?
Seseorang yang masuk ke dalam hutan
lebih mementingkan sebuah senter atau alat penerangan dibandingkan makanan
ataupun minuman. Bukannya tidak penting,
akan tetapi makanan dan minuman bisa ditemui dimana saja, apalagi di dalam
hutan, namun cahaya penerangan hanya ada pada saat matahari bersinar saja,
dikala matahari terbenam maka gelaplah semuanya.
Dunia ini juga menawarkan banyak
hal yang bisa menghalangi pandangan kita.
Bukan hanya pikiran kita yang “diserang”, hati kitapun bisa kehilangan
terang. Saat kegelapan berhasil
mengambil ahli jiwa kita, maka sudah pasti kita menjadi bagian dari dunia ini,
dan akan terpisah oleh kekudusan kasih Tuhan.
Hebatnya Tuhan mengerti akan segala penderitaan kita, dan Dia tetap
menyertai kita, dan bahkan menjadi terang itu sendiri untuk menuntun jalan
kita.
Yesus Kristus adalah terang dunia
yang dijanjikan Tuhan Allah bagi kita semua.
Bukan hanya bagi orang – orang percaya namun juga bagi semua umat
manusia yang sudah tersesat dalam kegelapan pekat dunia ini. Kemudian pertanyaanya sedeharhana yang muncul
adalah apakah kita mau dipimpin terang tersebut? Untuk menyusuri kegelapan
dunia ini? Ataukah kiita justru berusaha beradaptasi dengan kegelapan dunia
ini? Dan akhirnya menjadi bagian dari kegelapan abadi? Jadi intinya adalah saaat kita tersesat dalam
kegelapan, terang selalu ada apabila kita mau menggunakannya, maukah anda?
Mata yang sudah terbiasa dengan
kegelapan akan sulit beradaptasi dengan cahaya, meskipun hanya seberkas saja,
jadi janganlah terlalu lama hidup dalam kegelapan!
“Suruhlah terang- Mu dan
kesetiaan – Mu datang
Supaya aku dituntun dan dibawa
Ke gunung – Mu yang kudus dan ke tempat kediaman- Mu”
Mazmur 43 : 3
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment