Kartini yang sebenarnya.
Dibalik segala perjuangannya terhadap
emansipasi wanita saat itu, Ibu Kartini tetaplah seorang isteri dan juga
sekaligus ibu rumah tangga. Ibu Kartini
tidak pernah melupakan segala kewajibannya di dalam rumah tangga, meskipun dia
sibuk dalam memperjuangkan hak – hak atas wanita pada saat itu.
Wanita masa kini sudah mendapatkan “hak
– hak” yang pada saat itu diperjuangkan oleh Ibu Kartini.
Wanita saat ini bisa mengenal ilmu
pengetahuan, bias mengerjakan banyak hal dan bahkan menduduki posisi penting
dalam organisasi maupun ruang lingkup pekerjaan. Dari berbagai hal yang bias dikerjakan oleh
seorang wanita, ada suatu pekerjaan “alami” yang sudah pasti melekat dalam
kehidupannya, ketika mereka memutuskan untuk hidup berumah tangga, yaitu
sebagai isteri dan juga ibu rumah tangga.
Emansipasi wanita saat ini bias dikatakan
berhasil, namun juga bias dikatakan dengan gagal. Berhasil dalam bidang kehidupan sosial, namun
gagal dalam bidang kehidupan berumah tangga.
Kegagalan yang dimaksud adalah, jikalau seorang wanita terlalu sibuk
dengan segala kegiatannya namun melupakan “jabatan” terpenting dalam berumah
tangga, yaitu menjadi isteri yang caakap ataupun seorang ibu yang penuh dengan
kasih sayang. Karir, pendidikan ataupun
materi sebenarnya adalah pekerjaan “sekunder” bagi seorang wanita yang telah
menikah, sebab pekerjaan utama adalah tetap menjadi seorang isteri yang cakap,
dan dapat mendukung seorang suami, serta juga menjadi seorang ibu yang penuh
kasih sayang dalam membesarkan para penerus bangsa. Intinya kartini modern janganlah lupa akan
tugas khusus yang sebenarnya diberikan langsung diberikan dari Tuhan yaitu
menjadi pendamping yang dapat membantu suami
dalam segala bidang dalam kehidupan berumah tangga.
Kartini modern harus bisa menaklukkan
dirinya sendiri dari segala keinginan duniawinya, dan dapat memprioritaskan
hidup kepada Tuhan dan keluarga!
“Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkanya?
Ia lebih berharga dari pada permata”
Amsal 31 : 10
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment