Siapa yang bersalah, dialah yang dihukum!
Walaupun
masih tergolong balita, anak kecil tersebut tetap mendapatkan sanksi tilang
disebabkan membawa kendaraan tanpa surat maupun segala perlengkapan
keselamatan.(gambar di atas). Tentu
gambar tersebut hanyalah lelucon belaka, namun paling tidak menunjukkan bahwa
hukum tidak pandang bulu, siapapun yang berbuat salah, dialah yang pantas
menerima hukuman.
Peraturan
hukum seperti itu sudah ada sejak jaman nabi Musa. Keadilan menurut hukum taurat adalah ketika
si pelanggar melanggar hukum, maka hukuman tidak bisa diwakilkan kepada anggota
keluarga lain ataupun pihak lain. Hal
tersebut dipelihara turun temurun sebagai suatuu kebudayaan bangsa Yahudi. Jadi jika sudah demikian janganlah lagi
diantara kita yang saat ini, mengatakan bahwa, penderitaan kita saat ini,
adalah akibat dari kesalahan orang tua kita atau nenek moyang kita!
Kebanyakan
dari kita selalu berusaha menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam
atas kesulitan hidup yang saat ini kita hadapi.
Ada juga yang justru melakukan apa saja dengan sesuka hati tanpa
memikirkan generasi penerus kita salanjutnya.
Kita kerap egois memikirkan diri sendiri, dan membiarkan penerus kita
menerima”hukuman” yang seharusnya kita terima saat ini(seperti menghabisi
sumber daya alam). Dihadapan manusia
tentu masih ada kemungkinan bagi kita untuk “mempermainkan” hukum, akan tetapi
dihadapan Tuhan, semuanya terbuka jelas.
Tuhan telah menyelamatkan manusia sekali dengan mengorbankan Yesus Anak-
Nya yang tunggal, jadi tidak mungkin lagi mennanggung dosa manusia untuk kedua
kalinya. Jadi saat ini siapa yang berdosa,
maka dialah yang akan menanggung akibatnya.
Kesalahan
ataupun dosa tidak bisa diturnkan dan juga bukanlah warisan dari nenek moyang! Semua kesalahan ataupun dosa berasal dari
dalam diri sendiri!
“Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya,
Janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya;
Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri”
Ulangan 4 : 16
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment