Monday, July 3, 2017

(ArBer)"Tradisi" saling menyalahkan


"Tradisi" saling menyalahkan



Kapan terakhir kita menyalahkan orang lain? Jawabanya bisa jadi kemarin, atau jangan – jangan barusan saja kita menyalahkan orang lain.  Terlepas siapapun yang bersalah, kita lebih suka menylahkan pihka lain dibandingkan mengoreksi diri sendiri.  Andai katapun benar orang lain bersalah, kita merasa sangat berbahagia oleh karena tuduhan kita benar.  Apakah kebiasaan tersebut sering kita lakukan?

Saling menyalahkan sudah menjadi “tradisi” dalam kehidupan sehari – hari.  Kita sulit sekali mengakui ataupun menerima jikalau kita bersalah. Kita suka sekali “melempar” tuduhan kepada orang lain.  Celakanya biasanya tuduhan – tuduhan kita akan terus berlanjut dari satu orang kepada orang berikutnya, sebab secara naruli tidak ada yang mau dipersalahakan yang ada hanya mau mempersalahkan.

Orang – orang percaya juga tidak jauh dari sikap yang demikian.  Sekalipun di lingkungan Gereja, tetap saja sikap seperti itu masih saja sering terjadi.  Firman Tuhan sebenarnya melarang keras sikap saling menuduh ataupun saling menyalahkan.  Sifat seperti itu hanya akan membuat seseorang menjadi pengecut karena tidak berani bertanggung jawab, intinya hanya melempar tanggung jawab.  Jadi belajarlah untuk berani bertanggung jawab, terlebih dari itu jika memang kita menemukan kesalahan orang lain, janganlah menambah rasa bersalah mereka denngan tuduhan ataupun menyalahkan secara agresif ataupun berlebihan.  Sebagai anak – anak terang, kita harus menjadi pendamai diantara sesama, dan jangan memperuncing setiap permasalahan yang terjadidengan menuduh ataupun saling menyalahkan)

Siapa yang gemar menuduh, berarti merasa diri paling benar dan juga merasa dirinya hakim atas orang lain!

“Saudara – saudara, janganlah kamu bersungut – sungut dan

Saling menyalahkan, supaya kamu jangan dihukum

Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu”

 Yakobus 5  : 9

GOD Bless u

No comments: