Berhentilah obral janji.
Berapa kali
sehari kita mengucapkan janji? Berapa kali kepada pasangan? Kepada teman
ataupun kolega bisnis? Kepada anggota keluarga lainya? Atau berapa kalika kita
berjanji kepada Tuhan? Berapakalipun
kita berjanji itu tidaklah masalah, namun berapa banyak yang bisa kita tepati itu
adalah permasalahannya.
Manusia
cenderung suka akan janji, sebab janji adalah “mata uang” yang dapat membeli
apapun, atau mendapatkan apapun sesuai dengan keinginan hati. Jikalau janji bisa ditepati, maka hal
tersebut adalah perbuatan terpuji, namun jika sebaliknya, maka sudah pasti
janji adalah sebuah perbuatan tercela yang diucapkan dengan maksud untuk menipu. Jadi pernahkan kita inkar akan segala janji
kita? Atau pernahkan kita menepati segala janji kita?
Musa mengajarkan
bangsa Israel ketika di padang gurun berbagai macam hukum yang mengatur antar
sesama dan juga antara manusia dan Tuhan.
Salah satu peraturan tersebut adalah tentang nazar, ataupun
seumpah. Setiap orang yang sudah
mengucapkan nazar, sumpah dari mulutnya udah dianggap mengikat suatu
perjanjian, dan perjanjian tersebut harus dilaksanakan. Janji yang diinkari baik kepada Tuhan maupun
sesama manusia akan menyebakan dosa, dan pastinya akan mendapat hukuman ataupu
konsekuensinya. Jadi mulai detik ini
belajarlah untuk menahan mengucapkan janji palsu! Janganlah memandang rendah
suatu janji, sebab janji adalah bentuk kejujuran serta komitmen hati! Jikalau tidak mampu menepati janji, lebih
janganlah berjanji!
Janji tidak
bisa dibatalkan, dan hanya ada dua pilihan setelah janji tersebut diucapkan,
ditepati ataupun dilanggar! Jikalau dtepati, berkat sukacita akan segera anda
rasakan, dikalau dilanggar, hukuman kekal sudah menunggu anda!
“Apabila seorang
laki – laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN
Sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji,
Maka janganganlah ia melanggar perkataan itu; haruslah ia
Berbuat tepat seperti yang diucapkannya”
Bilangan 30 : 2
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment