Menghitung kebohongan
Gambar di atas
adalah sindiran halus bagi kita semua.
Berapa banyak kita bersaksi dusta? Apakah masih bisa dihitung dengan
jari, ataukah dibituhkan sebuah calculator untuk dapat menhitung banyaknya
perkataan bohong yang keluar dari mulut kita?
Kebohongan
memang sulit sekali untuk kita hindari.
Keturunan Adam dan Hawa sudah melakukan kebohongan pada jaman
mereka. Kain yang membunuh Habel
berusaha menutupi kesalahannya dengan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu
keberadaan saudaranya tersebut. Setelah
itu kebohongan lainpun berkembang mengikuti jaman hingga saat ini. Kejujuran sepertinya sudah menjadi suatu
sifat yang sangat langkah di muka bumi ini.
Kebohongan
dalam bentuk apapun adalah suatu perbuatan tercela. Setiap orang yang berbohong memang akan
merasa “aman”, namun demikian itu sifatnya hanya sementara, sebab cepat atau
lambat semuanya pasti akan terbongkar.
Ketika anda merasa berhasil membohongi seseorang, sebenarnya anda sedang
membohongi diri anda sendiri, sebab anda tahu bahwa kebenarannya tidaklah
seperti kata – kata bohpong anda. Jadi
mulai saat ini kendalikanlah perkataan mulut kita, jikalau ya katakanlah iay
jikalau tidak katakanlah tidak, janganlah terlalu lama berpikir, sebab akan ada
kemungkinan kita terbujuk rayuan Si jahat untuk berbohong.
Kebohongan
yang keluar dari mulut anda, sekilas mungkin terasa menyenangkan, namun hukuman
berat yang sudah menanti anda sungguh tidak menyenangkan.
“Saksi dusta tidak
akan luput dari hukuman,
Orang yang menyembur – nyemburkan kebohongan akan binasa”
Amsal 19 : 9
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment