Berbahagialah,
jikalau kita pernah gagal. Kegagalan
tergadang memang tidak membahagiakan dan tentu saja sedikit banyak akan memakan
korban. Korban waktu, harta materi,
bahkan korban perasaan dan pikiran.
Dibalik itu semua pengorbanan yang berujung kegagalan tersebut tentu
tidak akan sia – sia, sebab pengalaman dari kegagalan tersebut tentunya jauh
lebih berharga.
Yudas bisa
dikatakan seorang murid yang gagal. Dia
adalah murid dari Yesus, yang adalah Tuhan dan Anak Allah. Tuhan Yesus hanya mengangkat dua belas murid
saja yang harus melayani setiap hari bersama dengan Dia. Yudas termasuk yang beruntung sebab Dia juga
dipilih langsung oleh Yesus sendiri.
Yudas memegang jabatan penting sebagai bendahara dari murid – murid Yesus,
namun jabatan tersebut tidak membuat Dia semakin dekat denagn Yesus, malahan
membuatnya gelap mata akan harta sehingga rela mengorbankan Yesus demi pundi –
pundi dinar yang ditawarkan orang Farisi.
Yudas akhirnya
menyadari kesalahannya, namun kemudian yang terjadi adalah dia “kalah” dari
rasa penyesalan lalu menghilangkan nyawanya sendiri. Dari hal tersebut apakah yang dapat kita
pelajari? Apakah ketika kita gagal kita
menyerah? Yudas adalah contoh buruk yang
berhubungan dengan kegagalan, sebab dia menyerah oleh karena kegagalan dalam
hidupnya. Marilah kita mengikuti teladan
Petrus yang tetap maju meskipun harus menahan rasa malu, bahkan harus “menjilat
ludahnya sendiri”! Dan pada akhirnya kita bisa melihat bahwa Petrus yang tidak
menyerah justru memberikan dampak yang besar kepada Iman orang – orang percaya
dari jamannya sampai dengan saat ini! Jadi jangan menyerah dan coba lagilah
bila anda gagal!
Kegagalan
bukan berarti pemberhentian total, kegagalan hanya pemberhentian sementara
untuk mengisi tenaga sebelum melangkah lebih yakin lagi!
“Maka iapun
melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci,
Lalu pergi dari situ dan menggantungkan diri”
Matius 27 : 5
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment