Sunday, August 12, 2018

(ArBer)Simpati saja tidak cukup.



Orang percaya diharapkan bukan hanya bisa bersimpati tetapi juga berempati.  Empati sendiri adalah perasaan yang dalam serta tulus yang merupakan emosi untuk ikut merasakan emosi yang dirasakan orang lain.  Singkatnya empati bukan sekedar bersimpati ataupun mengutarakan kata – kata penghiburan saja, akan tetapi lebih dalam sampai ikut merasakan emosi orang lain.

Beberapa dari kita terkadang hanya berhenti sampai menyatakan simpati saja, namun tidak mau berempati dengan mereka yang sedang mengalami luapan emosianal seperti pada saat mengalami kedukaan.  Kita orang percaya terkadang selalu berlomba – lomba untuk mengucapkan simpati secara verbal saja, namun malas untuk mendampingi mereka melewati masa masa sulit.  Bahkan dengan perkembangan teknologi yang moderen seperti saat ini, terkadang kita hanya mengucapkan salam hanya melalui pesan singkat ataupun melaui sosial media di dunia maya.

Rasul Paulus menginkan kita menjadi orang – orang percaya yang bukan hanya nyata dalam menyatakan smpiati saja, namun juga dalam menunjukkan empati.  Sentuhan kasih dalam empati akan membuat seseorang merasakan kelegaan atas beban yang sedang dipikul mereka.  Jadi mulailah untuk bersedia unutk mengunjungi atau melakukan pelawatan terhadap orang – orang disekitar kita yang memang sedang membutuhkan sentuhan kasih kita secara nyata.  Semakin kita terlibat secara emosi dengan mereka yang membutuhkan, maka akan semakin mudah juga mereka mearasakan kasih Kristus. 

Bersimpati adalah hal yang baik, namun jika ingin menunjukkan kasih yang sempurna, maka kita juga harus berempati!

 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
Dan menagislah dengan orang yang menangis!”
  Roma 12 : 15
GOD Bless u

No comments: