Kemerataan
ekonomi dalam kehidupan ini memang tidak mudah untuk diwujudkan. Bukan hanya negara berkembang, di negera maju
sekalipun tetap saja ada kaum tunawisma yang termarjinalkan. Mereka biasanya terkucil dari kehidpan sosial
perkotaan yang terbiasa dengan kehidupan individualisme.
Gaya hidup
individualistis yang menjangkit penduduk kota besar menyebabkan hilangnya rasa
simpati juga empati antar sesama.
Kelompok ekonomi mengengah keatas selalu sibuk dengan kegiatan bisnis
mereka, sedangkan kelompok ekonomi menengah juga tak kalah sibuknya. Mereka disibukkan dengan kegiatan untuk
memperoleh keuntungan yang banyak agar bisa masuk dikatagori orang – orang yang
berada. Lalu bagiamana dengan mereka
yang hidup berkekurangan?
Orang – orang percaya juga kerap menghadapi
tantangan hidup untuk berbagi dengan sesama.
Orang percaya yang berkelimpahan terkadang juga menutup mata dan juga
tangan(secara sengaja maupun tidak)terhadap mereka yang berkekurangan. Celakanya mereka terkadang berada di dalam
lingkungan gereja yang sama. Lalu apakah
hukum kasih dari Tuhan Allah sudah benar – benar terwujudkan di dalam dunia
ini, jikalau kita orang – orang percaya enggan berbagi kasih dengan sesama kita
yang berkekurangan? Segala sesuatu yang
Tuhan berikan dalam kehidupan kita jelas mempunyai setidaknya tiga manfaat,
yaitu untuk dan demi kemuliaan nama – NYA, demi kebaikan hidup kita serta juga
demi kebaikan orang – orang di sekitar kita, jadi janganlah ragu membuka tangan
kita demi kabiakan orang lain!
Tuhan tidak
pernah menutup tangan – Nya untuk memberkati kita, maka sepatutnya kita juga
bersedia membuka lebar – lebar tangak kita kepada sesama kita yang membutuhkan!
“Sebab orang – orang miskin tidak hentinya akan ada di
dalam negeri itu;
Itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian:
Haruslah engkau membuka tangan lebar – lebar bagi
saudaramu,
Yang tertindas dan yang miskin di negerimu”
Ulangan
15 : 11
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment