Siap jadi "hakim"?
Yesus pernah
“dipancing” untuk menjadi seorang hakim,
Suatu jabatan yang dianggap paling dihormati dan disegani, sebab bisa
menentukan nasib seseorang bersalah ataupun tidak. Yesus tidak bergeming dan menyadari bahwa
waktu-Nya belumlah genap unutk menjadi hakim.
Lalu apabila anda diangkat Cuma – Cuma menjadi seorang hakim apakah anda
bersedia?
Kenyataannya
kebanyakan dari kita senang sekali menjadi “hakim”, meskipun tidak ada yang
mengangkat kita. Mudah sekali kita
menyalahkan orang lain atau membenarkan yang lainnya. Terkadang kita bahkan tidak membutuhkan saksi
dan hanya menilai berdasarkan sudut pandang kita saja secara subyektif. Kepeutusan hakim yang salah ataupun tidak
adil tentu akan membawa konsekuensi jangka panjang bagi semua pihak termasuk
juga sang hakim itu sendiri, karena dianggap bertanggung jawab langsung kepada
Tuhan.
Kita semua
harus belajar menahan diri unutk bisa menjadi “hakim”, atau bahkan main hakim
sendiri. Semua keputusan yang
dikeluarkan seorang hakim haruslah adil berdasarkan fakta dan juga saksi yang ada. Tidak mudah unutk benar-benar bisa seorang
diri menghakimi orang lain, bahkan Salomo saja meminta hikmat serta
kebijaksanaan unutk dapat menjadi hakim yang benar bagi bangsa Israel. Lalu bagiamana dengan kita? Alangkah baiknya
kita menghindari menjadi hakim dadakan, hanya karena alasan subyektif
tertentu. Jangan terjebak untuk menjadi
mudah menyalahkan orang lain ataupun membenarkan orang lain!
Benar atau
salah perlu pembuktian yang benar – benar obyektif! Jangan terlalu cepat menyalahkan
orang lain!
“Tetapi Yesus berkata kepadanya:
Saudara – saudara siapakah yang telah mengangkat Aku
Menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”
Lukas
12 : 14
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment