Uzia menjadi
raja ketika berumur 16 Tahun. Anak
remaja yang masih “hijau” tersebut beruntung mempunyai panasehat seperti
Zakharia yang membimbingnya semenjak masa muda.
Raja muda tersebut melakukan tepat apa yang dinasihatkan kepadanya,
sehingga pada jaman tersebut Tuhan sangat memberkati kerajaannya oleh karena
Zakaharia yang menuruti kehendak Tuhan Allah.
Setelah
Zakharia meninggal, maka raja Uzia mulai menunjukkan sifat aslinya. Segala kemakmuran serta kehebatan kerajaannya
dianggap sebagai hasil dari kerja kerasnya sendiri. Raja muda itupun menjadi tinggi hati dan juga
arogan. Uzia lupa atas ijin siapa dia
memperoleh kerajaan tersebut.
Kesombongan Uzia membuatnya lupa akan campur tangan Tuhan Allah di dalam
tahun – tahun kepemerintahannya sebagai raja.
Bukan hanya
raja Uzia saja yang bisa tersandung oleh dosa “kespmbongan” maupun tinggi hati,
kita semua juga bisa saja mengalaminya.
Ketika kita tidak berada, mungkin kita berlindung hanya kepada Tuhan,
namun sebaliknya, di kala semu hal dalam kehidupan ini sudah berhasil diraih
bukan tidak mungkin Tuhan Allah sudah terlupkan. Pada saat kita mampu melakukan apa saja oleh
karena kekuasaan serta kekayaan kita, maka kita sudah otomatis melupakan campur
tangan Tuhan. Jadi muali saat ini
janganlah kita cepat tinggi hati atas segala keberhasilan kita, sebab tanpa
ijin serta campur tangan Tuhan Allah, segala kemampuan serta usaha kita tidak
akan menemui hasil yang terbaik!
Jangan mudah
tinggi hati hanya karena jantan sementara ataupun kekayaan sementara yang kita
miliki saat ini! Sebab mudah saja bagi
Tuhan Allah untuk mengambil kembali semuanya!
“Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati
Sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia
Kepada TUHAN, Allahnya
......................................................”
2
Tawarikh 26 : 16
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment