Sengaja atau
tidak, terkadang kita lupa kalau ada kata – kata kita yang menyinggung
sesama. Entah itu fisik maupun hal
lainnya, kita suka sekali membicarakan sesama kita yang kita anggap”aneh” atau “berbeda”
dengan kita. Sampai urusan kepercayaan,
juga terkadang menjadi “bahan” olokan kita kepada sesama kita, bukan begitu?
Kita semua
tentu tidak terima jikalau dihina oleh orang lain, namun sebaliknya lidaj kita
mudah sekali”terpeleset” untuk menghina sesama kita. Di manapu serta dalam kondisi apapun, kita
cenderung untuk melihat kelemahan sesama kita sebagai suatu “komoditi” untuk
dibicarakan. Jikalau hal tersebut
berlanjut maka sebenarnya kita bukan saja sekedar menghina manusia, namun juga
Tuhan Allah yang menciptakan manusia.
Orang
percaya juga tidak lepas dari pembicaraan – pembicaraan yang kerap meremehkan orang
lain ataupun juga menghiannya. Jikalau
benar lidah kita sulit untuk kita kendalikan, maka satu-satunya cara adalah
dengan menutup mulut kita, agar lidah tidak bekerja maksimal dan kata – katanya
tertahankan di dalam mulut sendiri.
Semakin kita membuka mulut, maka akan semakin terbuka kesempatan juga
bagi lidah kita unutk terpeleset, jadi alangkah baiknya kita menahan mulut
kita! Jika tidak mau mulut kita menyakiti sesama kita!
Orang yang
banyak bicara belum tentu pandai berkata – kata, bisa jadi justru hanya pandai
menhina sesama.
“Siapa menghina sesamanya tidak berakal budi,
Tetapi orang yang pandai, berdiam diri”
Amsal 11 : 12
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment