Gambar di
atas adalah contoh dari sebuah candaan yang berakibat serius. Pemain sepakbola tersebit sebenarnya hanya
bercanda kepada teman satu timnya menngunakan media sosial, namun oleh karena
candaanya tersebut masuk dalam katagori penginaan serta rasisme, maka sang
pembuat konten tersebut mendapatkan hukuman dari asosiasi sepak bola setempat.
Sengaja atau
tidak saat ini mudah sekali kita terjebak dalam rasisme yang terbungkus rapi
dalam sebuah candaan belaka. Bagi kita
bisa jadi itu hanya candaan biasa yang tujuannya untuk menghibur, namun belum
tentu hal tersebut adalah candaan bagi orang laun yang mendengar atau
menyaksikannya. Apalagi sampai candaan
tidak berisi tersebut tersebar, dan semakin banyak ornag yang menkometarinya,
maka dampaknya adalah bukan terhibur melainkan tersakiti oleh karena
perpecahan.
Hal seperti
itu tentunya juga menjangkiti orang – orang percaya. Orang – orang percaya juga terkadang ikut
berkomentar ataupun ikut serta dalam menyebarkan candaan berbau rasisme. Kitab Amsal juga sudah menyatakan dan
memperingati kita semua agar lebih baik berdiam diri, jikalau tidak berakal
budi. Dari pada kita menghina sesama
oleh karena kebodohan kita sendiri, maka alangkah baiknya kita berdiam diri. Semakin kita diam, maka semakin besar juga
sumbangsih kita untuk mencegah terjadinya rasisme di dalam dunia nyata maupun maya!
Candaan yang
berbau penghinaan tidak pantas dilakukan kepada siapapun dan dengan tujuan apapun!
Sekalipun teman ataupun saudara terdekat kita serta dengan tujuan hanya untuk
menghibur saja!
“Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi
Tetapi orang yang pandai, berdiam diri”
Amsal 11 : 12
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment