Ujian tahap
akhir yang biasa dikenal dengan ujian nasional bagi para siswa kelas 6, 9 dan 12,
pada tahun ini ditiadakan oleh karena penyebaran cirus corona. Ujian nasional kemudian digantikan metode
penilaian selama siswa/i menenmpuh pendidikan, lalu kira – kira bagiamana
perasaan siswa/i yang sebenarnya wajib mengikuti ujian tersebut? Apakah merasa
senang, atau juga jadi merasa sedih?
Sebagian besar
siswa/i sepertinya merasa senang oleh karena bisa santai sejenak tanpa harus
memutar otak unutk mengikuti ujian nasional.
Kita tentu juga akan senang jikalau bisa menghindari sebuah ujian, bukan
begitu? Bagi kita orang yang beriman,
menghindari ujian bukanlah suatu perkara yang baik unutk menguatkan mental
kerohanian kita! Kita wajib mengikuti
ujian kehidupan agar nantinya kerohanian kita bisa terus bertumbuh.
Raja Daud
yang sejak kecil banyak mengalami ujian kehidupanpun masih meminta Tuhan unutk
terus mengujinya. Inti dari ujian
tersebut tentunya bukanlah suatu kebanggaan ketika semuanya berhasil dilalui,
namun lebih kepada pengalaman berharga yang didapat ketika mengalami ujian
tersebut. Terlebih lagi hanya melalui
ujian kehidupanlah, kita dapat mengetahui apakah kita sudah benar – benar hidup
sesuai dengan kehendak- Nya. Jadi
janganlah takut atau menghindari ujian! Sebab pada saat mengikuti ujian, kita
bukan saja dinilai pihak lain, namun kita juga menilai diri sendiri!
Ujian
kehidupan dapat memurnikan iman kita, hati kita dan juga pikiran kita kepada
TUHAN yang kita yakini!
“Ujilah aju, ya TUHAN, dan cobalah aku;
Selidikilah batinkau dan hatiku.
Sebab mataku tertuju kepada kasih setia- Mu
Dan aku hidup dalam kebenaran- Mu”
Mazmur 26 : 2 - 3
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment