Sukacitamu harus tetap meluap!
Tidak mudah untuk tetap bersukacita dengan tersenyum dikala anda sudah tidak
mempunyai apa-apa. Ketika anda lapar dan
tidak punya unag, apakah anda akan tetap tersenum? Atau bisa jadi anda bengeluh
bahkan menyalhkan Tuhan atas apa yang terjadi di dalam hidup anda, bukan
begitu?
Pandemi yang sudah “merankul” umat manusia lebih dari
setahun memang menimbulkan berbagai dampak yang buruk bagi kehidupan manusia,
selain dampak rohani. Pekerjaan bisa
hilang, penghasilan berkurang, sampai dnegan utang yang tak terbanyangkan banyaknya. Belum lagi kerinduan untuk berkumpul bersama
sesama yang harus dihindari dahulu, termasuk persekutuan dengan saudara se-
iman. Lalu apakah penderitaan dalam
kehidupan sudah ebnar – benar menghacurkan iman kita? Atau justru malahan kita
semakin kuat di dalam-Nya?
Jemaat mula – mula di kota Korintus kurang lebih juga
menghadapi berbagai cobaan serta penderitaan yang cukup berat juga, namun
dibalik itu semua reaksi mereka sangat berbeda dengan orang – orang duniawi. Paulus bahkan memuji mereka oleh karena
mereka tetap sukacita dalam menjalani kehidupan mereka yang sama sekali tidak
mudah. Mereaka yangmiskin bahkan juga
tetap memperlihatkan kekayaan mereka melalui berbagai tindakan serta sikap yang
murah hati. Lalu bisakah kita sebagai
orang percaya yang saati ini juga menderita, mampu mempertontonkan apa yang
dahulu jemaat Korintus lakukan? Jikalau anda
belum mampu, maka hal tersebut berarti anda belum membuka mata hati iman anda!
Kita saat ini mungkin menderita, mungkin kita juga
msikin,namun bukan berarti kita tidak dapat bersukacita di dalam Tuhan, sebab
sukacitalah yang nantinya akan secara perlahan mengankat beban hidup kita!
“Selagi dicobai
dengan berat dalam pelbagai penderitaan
Sukacita mereka
meluap dan meskipun
Mereka sangat miskin
Namun kaya dalam
kemurahan hati”
2 Korintus 8 : 2
God
Bless You
No comments:
Post a Comment