Amos yang tetap membumi.
Memalui Amos, kita harus menerima fakta bahwa Tuhan Allah
bisa memilih siapa saja untuk melakukan pekerjaan- Nya. Seorang yang biasa saja bisa dipakai Tuhan
untuk melakukan kehendak- Nya, sebaliknya mereka yang tampak berkharisma,
pintar ataupun memiliki kekuasaan belum tentu dipakai Tuhan.
Karakter Amos yang cukup menarik untuk dibahas adalah
kerendah hatiannya. Amos tahu diri dan
menyadari bahwa dia bukan siapa – siapa ketika berhadapan dengan Imam besar
Israel pada waktu itu yaitu Amazia. Amos
mengaku dia hanyalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menubuatkan tentang bangsa Israel
yang telah rusak pada saat itu. Amos
tidak merasa bangga dipakai Tuhan ataupun menyombongkan dirinya di depan banyak
orang, sebaliknya Amos hanya melakukan kehendak Tuhan dengan tetap menyadari
siapa dirinya sebenarnya dalam hal status soisal, keturunan maupun pekerjaan aslinya.
Manusia kerap kali “lupa” diri ketika dipercayakan
tanggung jawab besar. Tidak semua orang
bisa tetap “down to earth” ataupun “membumi” ketika memiliki sesuatu hal khusus
yang tidak dimiliki orang lain. Manusia
kerap sombong jikalau memang mendapat berkat lebih ataupun anugerah “lebih”
dari Tuhan Allah. Melalui Amos seharusnya
kita belajar bahwa segala seauatu adalah berasal dari Tuhan, dan kita harus
selalu tahu diri! Jangan merasa paling
hebat ataupun sombong, sebaliknya akuilah keadaan kita sesungguhnya! Dan biarlah
nama Tuhan yang dipermuliakan!
Semakin kita sadar akan anugerah Tuhan, maka seharusnya
kita akan semakin “membumi”!
“Jawab Amos kepada
Amazia
Aku ini bukan nabi
dan aku ini tidak termasuk golongan nabi
Melainkan aku ini
seorang peternak
Dan pemungut buah ara
hutan”
Amos 7 : 14
God
Bless You
No comments:
Post a Comment