Mendewakan idola
Seoarang idola bukan hanya dikagumi ketika melakukan
pekerjaanya saja, namun bagi fans apapun yang dilakukannya adalah sesuatu yang
luar biasa. Celakanya terkadang para
fans malahan memperlakukan idola mereka layaknya “dewa” yang membawa perubahan
bagi hidup meeka, dan banyak juga yang rela berkorban apapun demi sang idola
tersebut.
Kenyataanya seorang idoala adalah mereka yang profesional
melakukan pekerjaanya, sehingga mampu menarik “hati” para pemnggemarnya. Mereka sebenarnya juga adalah manusia biasa
yang pastinya mempuntai kesalahan dan tidak sempurna. Sayangnya para fans yang mengidolakan
berlebihan terkadang membuat mereka juga merasa layaknya”dewa” yang memang
pantas dipuja – puji.
Rasul Paulus dan Barnabas juga pernah dipuji oleh orang
Yunani bagaikan seorang dewa, namun demikian mereka tidak menanggapi ataupun
bangga, malahan mereka merasa terhina, sedih bahkan sampai berkabung oleh
karena sikap banyak orang tersebut.
Mereka sadar bahwa mereka hanyalah manusia biasa dan tidak pantas di”dewakan”
ataupun dipuji berlebihan, mereka hanya pelantara dari Dia yang sebenarnya
pantas dimulikan serta dipuji. Lalu
bagiamna dengan kita? Jikalau kita mempunyai banyak pendukung atau fans? Apakah
kita menikmati pujian serta ketenaran yang sudah kita raih? Atau justru kita
merendah sertya mengakui kelebihan kita adalah anugerah Tuhan yang lebih layak
dipuji dibandingkna kita?
Manusia tetaplah manusia, tak pantas didewakan!
“Hai kamu sekalian
mengapa kamu berbuat demikian?
Kami ini adalah
manusia biasa sama seperti kamu
Kami ada di sini
untuk memberitakan Injil kepda kamu,
Supaya kamu
meninggalkan perbiatan sia – sia ini dan
Berbalik kepada Allah
yang hidup, yang telah menjadikan
Langit dan bumi, laut
dan segala isinya”
Kisah Rasul 14 : 15
God
Bless You
No comments:
Post a Comment