Benih yang dimakan burung
Menanggapi
ayat di dalam Injil Matius 13 : 4, tentunya kita berfokus pada burung –
burung yang datang memakan habis benih yang disebar di bebatuan keras pinggir
jalan. Padahal apabila ditelaah lebih
lanjut kesalahan tidak sepenuhnya disebabkan oleh burung – burung tersebut.
Menyalahkan
burung yang memakan habis benih tersebut tidaklah salah, namun ada hal mendasar
yang lebih utama, yaitu kenyataan bahwa benih tersebut tidak dapat tumbuh oleh
karena kerasnya permukaan tanah. Benih
yang tidak berakar dan bertumbuh tersebut akhirnya menarik perhatian burung,
yang kemudian dengan mudah memakannya.
Sebenarnya benih yang jaruh ke tanah gemburpun bisa dipatok burung,
namun memakan benih dari dari tem[at yang rata seperti bebatuan keras lebih
memudahkan si burung.
Inti
dari anologi tersebut adalah terkadang firman Tuhan yang ditaburkan dalam hati
kita tidak berkembang sebagian besar oleh karena sikap hati kita yang
keras. Kekerasan hati termasuk prinsip,
logika maupun rasional manusialah yang akhirnya membuat benih firman Tuhan sia –
sia. Kita mudah saja menyalahkan
lingkungan, budaya ataupun keadaan disekitar kita, namun sebenarnya hati kita
yang keras itulah yang menolak firman- Nya.
Jadi lembutkanlah hatimu agar firman Tuhan tidak berakhir sia – sia ataupun
“dipatok burung”
Benih
firman yang kita tolak hanya akan merugikan diri kita sendiri, namun bisa jadi menguntungkan pihak lain!
“Pada waktu ia
menabur
Sebagian benih itu
jatuh di pinggir jalan
Lalu datanglah burung
dan memakannya sampai habis”
Matius 13 : 4
God
Bless You
No comments:
Post a Comment