Bukan orang terakhir
Qouetes di
atas selalu dipakai agar seseorang tidak hidup terlalu “lurus”. Mereka yang hidup
jujur, dan tulus, atau bahkan kerap bersikap baik terhadap sesama, malahan akan
menjadi orang terakhir yang akan sukses.
Begitulah kira – kira maksud dari pepatah kuno di atas.
Apa yang
nampak benar menurut dunia ini, belum tentu benar di mata Tuhan Allah. Memang orang yang hidup benar tidak selamanya
menjadi sukses, namun setidaknya mereka dianggap sukses di mata Tuhan. Tuhan menghendaki umat- Nya hidup benar dan
lurus dihadapan- Nya, apapun keadaanya.
Jadi berbuat baik, terhadap sesama adalah salah satu keharusan bagi
orang – orang percaya.
Apakah
berbuat baik terhadap sesama akan mendapatkan balasan yang setimpal dari
sesama? jawabannya tentu saja tidak, namun di mata Tuhan kita sudah melakukan
kehendak- Nya. Tidak masalah jikalau dunia menilai kita
lemah, dan bodoh oleh karane kita menjalankan hukum kasih dan berbuat baik
terhadap sesama. Kita juga bisa saja
sulit menjadi sukses oleh karena kebiasaan baik tersebut, namun janganlah
takut, sebab upah besar di kerajaan- Nya yang melebihi kesuksesan dunia sudah
Tuhan sediakan bagi kita!
Orang mungkin menilai kita menjadi orang terakhir yang sukses jikalau berbuat baik dan benar, namun di mata Tuhan kita
sudah menjadi pemenang dahulu!
“Janganlah jemu –
jemu kita bebruat baik,
Karena apabila sudah
datang waktunya
Kita akan menuai,
jika kita tidak menjadi lemah”
Galatia 6 : 9
God
Bless You
No comments:
Post a Comment