Jangan terlalu pinggir…
Tidak orang tua yang tidak kuatir jika melihat anaknya yang baru belajar berjalan. “Jangan cepat – cepat nak, jangan terlalu tengah, jangan terlalu pinggir, hati – hati, jangan melompat” dan masih banyak lagi teguran dari orang tua untuk anak – anak mereka. Mereka sangat menyayangi anak – anak mereka, sehingga selalu mengawasi dan sering sekali memberi arahan pada saat melihat buah hati mereka yang masih kecil ingin berjalan sendiri. Anak – anak adalah tanggung jawab orang tua, apalagi bila sang anak masih terhitung balita, dan belum bisa melangkah dengan pasti.
Kehidupan keimanan kita mungkin masih sama seperti anak – anak kecil, sering sekali kita terpeosok dalam dosa. Walaupun akhirnya kita sadar dan bertobat, namun tidak jarang kita masih jatuh dan jatuh lagi pada kesalahan yang sama. Hari ini mungkin bisa tahan terhadap godaan – godaan Iblis, namun kemungkinan esok lusa kita sudah jatuh lagi dalam dosa. Kita tidak mungkin terus hidup seorang diri, dan bertahan dari godaan – godaan Iblis yang menawarkan dunia kenikmatan dunia. Kita membutuhkan Tuhan
Tuhan selalu mengawasi, memperhatikan,menasehati kita dan memperingati kita setiap saat. Tapi kenapa sering sekali kita tidak sadar? Jawabannya adalah karena kita merasa apa yang kita lakukan itu benar, dan kita tidak takut karena kita merasa sudah mampu “berjalan” sendiri. Firman Tuhan diberikan kepada kita untuk dibaca, direnungkan dan di lakukan. Kita sering bersekutu dengan saudara seiman, dan mungkin melalui kotbah yang kita dengar dari hamba Tuhan juga menegur kita, tetapi semuanya kembali kepada kita. Iman yang masih “balita” sangat rentan akan kejatuhan, oleh sebab itu belajarlah peka terhadap perintah Tuhan kita, jangan keraskan hati apabila kita sudah mengerti akan firman – firmannya, itu adalah teguran paling ringan dari Tuhan agar kita tidak “berjalan” terlalu tengah, terlalu cepat, atau terlalu pinggir.
“Seperti bapa sayang anaknya,
demikianlah TUHAN sayang
kepada orang – orang
yang takut akan Dia”
Mazmur 103:13
GOD Bless u