Thursday, March 5, 2009

(ArBer) Bayangan siapa?


Bayangan siapa?


Pada suatu sore terdengar suara Rudi kecil menangis histeris. Sang Ibu dengan segera mengahmpiri suara yang dikenal tersebut dengan cepat. “Kamu kenapa nak menangis?”, tanya Ibu. “aku tadi jatuh mah”, jawab Rudi sambil terisak. “Oh jatuh, sini Ibu lihat”, Ibu lalu mendekati dan memeriksa luka Rudi. “Kamu kenapa kok bisa jatuh, kamu tadi lari yah? Tanya Ibu pelan, “iya mah, aku lari karena ada bayangan yang besar mengikuti terus dibelakangku”jawabnya polos.


Tentu saja yang dimaksud Rudi kecil tersebut adalah bayangannya sendiri. Matahari sore memang memantulkan bayangan Rudi yang lebih tinggi atau panjang dari bentu tubuh Rudi, walaupun bayangan tersebut lebih tinngi darinya, yang jelas itu tetaplah bayangan dirinya dan bukan bayangan orang lain. Bayangan selalu “mengahntui” kehidupan ini, dan biasanya anak – anak slalu hidup dalam “bayang – bayang” orang lain, misalnya sejak anak – anak kecil, mereka sudah dituntut harus menjadi seperti siapa, menjadi apa setelah dewasa, harus mengikuti pilihan orang tua dan lain sebgainya yang sifatnya adalah kewajiban dan bukan pilihan. Terkadang bahkan dalam hal mengikuti Yesus, para orang tua memaksa anak – anaknya untuk percaya, tanpa menjelaskan dan mengenalkan lebih lagi siapa Yesus.


Sebenarnya orang tua sudah melakukan hal yang benar dengan mengenalkan tentang kekristenan kepada anak – anaknya, namun terkadang orang tua terlalu berobsesi agar anak – anaknya bisa secepatnya dibapts dan melayani dalam Gereja. Orang tua seharusnya sadar bahwa beriman kepada Yesus harus bersumber dari kerinduan pribadi anak itu sendiri untuk lebih dekat dengan Yesus, dan bukan karena kewajiban dan target dari orang tua atau orang lain. Sebagai orang tua ,kita sendiri harus memberi contoh yang baik dalam mempraktekan kehidupan yang berkenan kepada Yesus, dengan demikian anak – anak akan meniru, serta tampa paksaan akan ikut melakukan segala hal baik yang kita lakukan didalam Yesus.


Anak – anak yang meniru segala perbuatan baik kita didalam Yesus, akan mengalami pertumbuhan iman yang kuat didalam Yesus. Lalu jika iman sang anak sudah kuat, maka “bayangan” yang nantinya akan dihasilkan adalah “bayangan” pribadi mereka yang menyerupai Yesus. Rudi kecil mungkin tidak akan takut melihat “bayangan” dirinya, jika dia sudah tau menyerupai siapa “bayangan” dirinya tersebut.


“Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah,

dan yang dapat kamu anggap

serupa denagan Dia?”

Yesaya 40:18

GOD Bless u

No comments: