Monday, October 5, 2009

(Arber)Menuntun orang buta.


Menuntun orang buta.


Seorang wisatawan terlihat kebingungan saat berjalan. Kemudian dia menghampiri seseorang yang sedang duduk dipinggir jalan. Wisatawan tersebut kemudian menanyakan arah tujuaanya kepada orang yang sedang duduk tersebut. Walalupun terlihat sedikit agak kebingungan akhirnya orang yang sedang duduk menunjukkan arahnya, walaupun dia sendiri tidak terlalu yakin. Wisatawan yang tersesat tersebut akhirnya mengikuti petunjuk dari orang yang sedang duduk tersebut. Setelah beberapa saat, ternyata wisatawan tersebut masih belum bisa menemukan tempat yang ingin ditujunya. Kemudian dia bertanya lagi kepada seorang tukang es cendol. Tukang es tersebut kemudian memberitahukan bahwa dia sudah salah arah seharusnya arah yang dituju berlawanan dari tempat dia saat ini. Wisatawan tersebut kemudian sedikit memprotes serta mengatakan bahwa seseorang yang ditemuinya barusan mengatakan bahwa arah menuju tempat tujuannya melewati arah ini. Kemudian sang tukang es menanyakan cirri-ciri orang tersebut, si wisatawan pun menceritakan sosok yang menunjukkannya arah tersebut. Setelah itu si tukang es hanya tersenyum, dia mengatakan justru orang tersebut sudah lebih dulu tersesat, sebelum dia akhinya betemu dengan tukang es tersebut. Setelah diberi tahu arah tempat tujuannya dia tidak langsung pergi karena sudah lelah berputar – putar, dan mungkin pada saat dia duduk kelelahan itulah dia bertemu wisatawan tersebut.


Kesimpulan dari cerita tersebut adalah salah bertanya. Ada pepatah mengatakan “malu bertanya sesat di jalan” namun, setelah bertanya belun tentu kita bebas dari tersesat. Bisa jadi apabila kita salah bertanya orang, kita akan tambah tersesat. Sebagai seorang yang beriman serta berilmu, kita juga dituntut untuk benar dalam mengaplikasikannya kepada orang lain. Pertanyaan – pertanyaan sensitif tentang Kekristenan terkadang cenderung memicu perdebatan sengit, apalagi pemahaman kita masih tidak cukup kuat.


Berhati-hatilah dalam memberikan pandangan, terutama dalam hal kepercayaan yang kita yakini. Menjadi terang memang wajib kita lakukan sebagai anak – anak terang, namun bukan berarti kita bersaksi semau kita tanpa dasar pemahaman akan injilnya yang kuat. Berdoalah dahulu kepada Yesus, sebelum kita menasehati atau memberi petunjuk bagi orang lain, jangan sampai kita seperti orang buta yang ingin menuntun orang yang buta juga.


“Yesus mengatakan pula

suatu perumpamaan kepada mereka:

dapatkah orang buta menuntun orang buta?

Bukankah keduanya akan

Jatuh ke dalam lobang?”

Lukas 6:39


GOD Bless u

No comments: