Siapa yang meniru?
Meniru bukanlah hal yang buruk. Apa yang ditirulah yang menjadi esensinya. Apabila kita meniru hal-hal positif, maka secara otomatis akan mempengaruhi sikap dan tindakan kita untuk melakukan hal-hal baik yang terpuji. Sebaliknya jika kita menirukan hal – hal negatif yang kurang baik, maka cepat atau lambat diri kita sendiri akan hidup dalam keadaan tidak tertib, tidak sopan dan hal-hal buruk lainya.
Meniru bisa dilakukan siapa saja di usia berapa saja, bahkan saat ini sudah banyak binatang yang sudah mampu meniru dengan sempurna suara, bahkan tingkah laku manusia. Hampir segala gerak – gerik kita bisa jadi juga merupakan tiruan dari orang-orang yang kita lihat. Baik dari cara makan, memegang sendok, menulis bahkan berdoa pun terkadang kita meniru kata-kata yang pernah kita dengar dari doa seseorang. Kemudian apakah tingkah laku kita juga ditiru orang lain? Jika iya, maka bagaimanakah seharusnya kita bersikap?
Kita yang mengakui iman kita sebagai iman seorang Kristiani, harus memberikan contoh-contoh teladan dalam bertingkah laku didunia ini. Belajarlah untuk tidak mudah “meleburkan” diri dengan pergaulan dunia. Pergaulan dunia hanya memandang apa yang dapat diterima panca indera, sedangkan terang kasih Tuhan mengajarkan kita melihat apa yang tersimpan didalam hati Bertingkah lakukah yang sopan ddan hiduplah dengan penuh kasih kepada sesama kita tanpa terkecuali. Jangan membeda-bedakan dalam bergaul dan terlebih penting dari itu adalah hiduplah dengan rendah hati serta menunjukkann kasih secara nyata. Tingkah laku dan perbuatan-perbuatan tersebut adalah sesuatu yang patut kita tularkan kepada sesama, agar mereka juga dapat menirunya demikian, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.
Janganlah meniru pergaulan dunia, akan tetapi berilah contoh nyata akan terang kasih Kristus agar, teladan kitalah yang ditiru mereka!
“Saudara-saudaraku, ikutlah teladanku
Dan perhatikanlah mereka
Yang hidup sama seperti kami
Yang menjadi teladanmu”
Filipi 3:17
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment