Bukan ratapan melainkan harapan!
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari paling bersejarah bagi seluruh rakyat
Teks Proklamasi yang dibacakan Bung.Karno bukan hanya berisi tentang pernyataan akan kemerdekaan R.I saja, akan tetapi juga berisi tentang harapan selanjutnya setelah meraih kemerdekaan(pemindahan kekuasaan). Uninknya lagi dalam naskah teks tersebut juga berisikan jangka waktu(tempo sesingkat-singkatnya) untuk mewujudkan harapan(pemindahan kekuasaan) ke depan bangsa yang sudah merdeka ini. Kemudian timbulah pertanyaan, mengapa teks tersebut tidak memuat juga akan segala jerih payah yang dilakukan untuk meraih kemerdekaan?
Untuk bisa meraih kemerdekaan memang cukup teramat sulit, namun setelah meraihnya alangkah baiknya kita berlama-lama untuk meratapi segal penderitaan yang baru sja kita lalui. Akan lebih baik jika kita semua langsung mengfokuskan diri untuk membangun harapan – harapan baru secepatnya untuk mengisi kemerdekaan yang tela diraih. Saat ini banyak sekali diantara kita yang lebih suka meratapi apa yang terjadi dalam bangsa ini, dibandingkan mempunyai harapan akan adanya perubahan. Sebagai orang-orang yang beriman, kita juga sudah seharusnya mengisi kemerdekaan dengan harapan akan adanya suatu perubahan, yang tentunya disikapi secara nyata dalam perbuatan sehari-hari. Isilah kemerdekaan dengan harapan positif yang disetai tindakan nyata untuk membangun bangsa ini dalam kurun waktu yang secepat-cepatnya!
Nabi Musa juga menghadapi bangsa yang lebih suka meratapi nasib mereka, dibandingkan untuk meyakini pengharapan yang Tuhan Allah berikan, namun sebabagai pemimpin, Musa tetap berpegang teguh pada pengharapan Tuhan bukan ratapan bangsa Israel, Jadi berhentilah meratap dan raihlah harapan di dalam nama-Nya!
“Karena masa depan sungguh ada
Dan harapanmu
Tidak akan hilang”
Amsal 23:18
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment