Senang memuji diri sendiri.
Sikap narsisme
adalah suatu perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini
pertama kali digunakan dalam psikologi oleh seorang pakar psikologi bernama
Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus. Narcissus dikutuk sehingga ia mencintai
bayangannya sendiri di kolam. Suatu hari, tanpa sengaja ia menjulurkan
tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut
bunga narsis(sesuai dengan namanya).
Gambar
di atas mungkin merupakan sebuah contoh nyata dari seseorang yang memiliki
kebanggaan akan diri sendiri yang berlebihan.
Meskipun harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit, orang tersebut rela
mengirimkan karangan bunga ucapan selamat ulang tahun buat dirinya
sendiri. Ucapan dari teman dan
kerabatnya sepertinya belum cukup memuaskan telinga dan matanya, sehingga masih
perlu juga pujian dari diri sendiri.
Memuji
diri sendiri oleh karena keberhasilan dan kegigihan dalam meraih sesuatu hal
yang positif adalah sesuatu yang wajar saja.
Namun dibalik pujian tersebut biasanya terkandung makna egoistis dalam
diri yang berlebihan, dan bagi sebagian orang perasaan bangga yang timbul
harus dinikmati terus menerus.
Kebanggaan terhadap diri sendiri yang terus menerus dinikmati, pasti
menghasilkan bibit kesombongan. Apabila
bibit kesombongan telah bertumbuh, maka seseorang sudah tidak “memandang”
orang-orang sekitarnya lagi, apalagi Tuhan sang sumber berkat! Mulai saat ini belajarlah untuk mengendalikan
diri kita, bersyukurlah terlebih dahulu kepada Tuhan atas segala pencapaian
kita, lalu kemudian pujilah diri kita untuk sesaat saja.
Biarkanlah
orang lain yang memuji kita, dan jangan kita memuji diri sendiri, sebab segala
pujian dari dalam diri kita hanya layak bagi Dia yang Maha pengasih bukan kepada diri sendiri!
“Biarlah orang lain
memuji engkau
Dan nukan mulutmu
Orang yang tidak kau
kenal
Dan bukan bibirmu
sendiri”
Amsal 27:2
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment