Monday, April 15, 2013

(ArBer)Pantaskah disebut dewasa?


Pantaskah disebut dewasa?

Gambar di atas sama sekali tidak indah untuk dilihat.  Bukan karena pakaian atau wajah orang tersebut terlihat jelek, melainkan keberadaan orang tersebut dalam tempat tidur balita itulah penyebabnya.  Orang dewasa bukan berarti tidak boleh bermain layaknya anak – anak, namun jika sifat kekanak-kanakan tersbut diperlihatkan setiap waktu,(keinginan bermain sepanjang waktu) maka sejatinya orang tersebut memang belum bisa dikatakan dewasa. 

Sifat utama anak – anak adalah selalu ingin merasakan kesenangan.  Apabila kesenangan tersebut bisa didapatkan dari bermain, maka anak – anak akan menghabiskan waktu untuk bermain.  Saat anak – anak tidak mendapatkan kesempatan bermain, maka yang bisa dilakukan adalah merengek kepada orang tua mereka agar bisa “mengusahakan” terwujudnya segala keinginannya, termasuk keinginannya untuk mendapatkan kesenenagan dengan bermain.  Intinya hanya mau menerima tanpa usaha yang signifikan, akan tetapi jika tidak mendapatkan keinginannnya, maka satu –satunya usaha adalah dengan merengek, ataupun meminta sambil menangis.

Sadar ataupun tidak, kadang – kadang kita yang sudah dewasa secara rohanipun kerap kali bertingkah layaknya “anak-anak”.  Kita selalu menuntut Tuhan untuk mengabulkan segala keinginan kita tanpa tindakan nyata dari kita.  Bukan hanya itu, kita juga kerap kali lupa waktu dalam menikmati segala kesenangan kita!  Misalnya ketika kita lupa waktu beribadah, saat kita sedang senang – senangnya bekerja untuk mengembangkan usaha kita, ataupun lupa mengucap syukur saat berkat berlimpah “masuk” ke dalam keluarga kita.  Saat ini bukan waktunya lagi bagi kita untuk mempunyai iman yang kerdil seperti anak – anak! Tantangan bagi orang – orang percaya akan semakin berat dan banyak dihari-hari mendatang!  Jadi pereratlah lagi hubungan kita dengan Tuhan! Dan setelah kita makin mengenal- Nya, tinggalkanlah segera segala kebiasan buruk kita! Terutama kebiasaan kerohanian yang layaknya seorang anak kecil!(selalu protes, tidak sabar, hanya mau menerima yang baik, lupa bersyukur, dan lain - lain)

Satu – satunya cara menjadi sewasa adalah dengan meninggalkan kebiasaan seperti anak- anak!

 “Ketika aku kanak – kanak,
Aku berkata seperti kanak – kanak
Aku merasa seperti kanak – kanak
Aku berpikir seperti kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa
Aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu”
1 Korintus 13:11

GOD Bless u

No comments: