Pantaskah
disebut dewasa?
Gambar di atas
sama sekali tidak indah untuk dilihat.
Bukan karena pakaian atau wajah orang tersebut terlihat jelek, melainkan
keberadaan orang tersebut dalam tempat tidur balita itulah penyebabnya. Orang dewasa bukan berarti tidak boleh bermain
layaknya anak – anak, namun jika sifat kekanak-kanakan tersbut diperlihatkan
setiap waktu,(keinginan bermain sepanjang waktu) maka sejatinya orang tersebut
memang belum bisa dikatakan dewasa.
Sifat
utama anak – anak adalah selalu ingin merasakan kesenangan. Apabila kesenangan tersebut bisa didapatkan
dari bermain, maka anak – anak akan menghabiskan waktu untuk
bermain. Saat anak – anak tidak
mendapatkan kesempatan bermain, maka yang bisa dilakukan adalah merengek kepada
orang tua mereka agar bisa “mengusahakan” terwujudnya segala keinginannya,
termasuk keinginannya untuk mendapatkan kesenenagan dengan bermain. Intinya hanya mau menerima tanpa usaha yang
signifikan, akan tetapi jika tidak mendapatkan keinginannnya, maka satu –satunya
usaha adalah dengan merengek, ataupun meminta sambil menangis.
Sadar
ataupun tidak, kadang – kadang kita yang sudah dewasa secara rohanipun kerap
kali bertingkah layaknya “anak-anak”.
Kita selalu menuntut Tuhan untuk mengabulkan segala keinginan kita tanpa
tindakan nyata dari kita. Bukan hanya
itu, kita juga kerap kali lupa waktu dalam menikmati segala kesenangan kita! Misalnya ketika kita lupa waktu beribadah,
saat kita sedang senang – senangnya bekerja untuk mengembangkan usaha kita,
ataupun lupa mengucap syukur saat berkat berlimpah “masuk” ke dalam keluarga
kita. Saat ini bukan waktunya lagi bagi kita untuk
mempunyai iman yang kerdil seperti anak – anak! Tantangan bagi orang – orang percaya
akan semakin berat dan banyak dihari-hari mendatang! Jadi pereratlah lagi hubungan kita dengan Tuhan! Dan
setelah kita makin mengenal- Nya, tinggalkanlah segera segala kebiasan buruk
kita! Terutama kebiasaan kerohanian yang layaknya seorang anak kecil!(selalu protes, tidak sabar, hanya mau menerima yang baik, lupa bersyukur, dan lain - lain)
Satu
– satunya cara menjadi sewasa adalah dengan meninggalkan kebiasaan seperti
anak- anak!
“Ketika aku kanak – kanak,
Aku berkata seperti
kanak – kanak
Aku merasa seperti
kanak – kanak
Aku berpikir seperti
kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku
menjadi dewasa
Aku meninggalkan
sifat kanak-kanak itu”
1 Korintus 13:11
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment