Mr. Miyagi
Pat Morita, atau yang kita kenal
sebagai Mr. Miyagi dalam sebuah film layar lebar legendaris yang berjudul Karate
Kid, memang sudah meninggalkan kita semua, namun kenangan akan konsistensi dan
aktingnya masih jelas dalam ingatan kita.
Salah satu peran yang diperankan dengan sempurna, adalah sebagai
seorang guru Karate yang mengajarkan ilmu bela diri tersebut kepada seorang
remaja kulit putih. Dia bukan hanya
mengajarkan karate, namun justru mengajarkan hal lain dari ilmu karate.
Alkisah remaja dari negeri barat
tersebut berkunjung ke negara Jepang, di sana Dia bertemu dengan seurang yang
sudah paruh baya bernama Mr. Miyagi. Mr
Miyagi tahu benar keingunan sang remaja untuk mempelajari karate,(untuk pamer),
dan dengan bijak dia justru mengajarkan bahwa ilmu beladiri bukan untuk
berkelahi melainkan satu bagian dari unsur seni yang seharusnya membawa
kedamaian serta menciptakan keindahan bagi semua pihak. Intinya
dengan umur yang sudah tidak muda lagi Mr. Miyagi berhasil memberikan contoh
yang baik kepada generasi penerus yang masih “hijau”
Sosok seorang tua yang seperti
Mr. Miyagi dalam film Karate Kid itulah mungkin yang saat ini dibutuhkan negeri
ini. Di tengan – tengah berbagai gejolak
kawaula muda yang mulai terjerumus arus moderanisme, sangat diperlukan nasihat
berhikmat dari mereka yang dituakan.
Hanya saja tidak semua dari para tua – tua di negeri ini bisa memberikan
nasihat bijak untuk membangun negara ini.
Contoh sederhananya adalah, dalam dunia politik, mererka yang sudah
dianggap senior atau berpengalaman menjalankan engara ini, justrulah mereka
yang terkadang mengeluarkan statemen yang bisa memecah bangsa. Jadi bagi kita yang masih muda, carilah
mereka yang sudah senior serta berpengalaman.
Mintalah pendapat mereka dan belajarlah dari mereka, hanya saja tetaplah
kita harus mengutamakan mereka yang mempunyai prinsip hidup berdasarkan firman
Tuhan. Segala nasihat mereka yang
ebrdasarkan kebanran firman Tuhan itulah yang wajib kita contoh dan lanjutkan,
dan hal lain selain itu haruslah segera kita abaikan!
Untuk menjadi seorang yang bijak,
pengalaman hidup saja kurang, tetapi dibutuhkan kedekatan dengan Dia yang Maha
bjiaksana!
“Pikirku : biarlah yang sudah lanjut usianya
berbicara,
Dan yang sudah banyak
bicara
Dan yang sudah banyak
jumlah tahunya memeparkan hikmat
Tetapi Roh yang di
dalam manusia
Dan yang nafas yang
Mahakuasa,
Itulah yang memberi kepadanya
pengertian”
Ayub 32 : 17
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment