Tuesday, August 5, 2014

(ArBer)Jangan menambah utang!



Jangan menambah utang!

Mulut memang mudah membuat janji, namun belum tentu semua yang keluar dari mulut bisa atau m au dieujudkan.  Janji selalu berkaitan dengan pihak lain, namun juga bisa terhadap diri sendiri.  Apabila janji adalah utang, seudah berapa banyakkah utang kita kepada diri kita sendiri?

Janji biasanya terucap untuk menunjukkan kesungguhan hati seseorang untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang belum terjadi(mendatang, di masa depan).  Hanya saja terkadang seseorang mengucapkan janji bukan untuk ditepati, melainkan untuk menyenangkan pihak lain.  Akhirnya yang terjadi adalah penagihan janji dari pihak yang dijanjikan tersebut, jadilah janji itu seperti utang yang belum dibayar.  Lalu bagaimanakah jika kita telah berjanji pada diri sendiri namun belum ditepati? Atau kepada Tuhan?

Bangsa Israel pada perjanjian lama juga dijanjikan berbagai berkat yang melimpah termasuk menempati tanah perjanjian.  Meskipun prosesnya sulit, akan tetapi TUHAN tidak lalai dengan segala janji- Nya!  Semua ditepati TUHAN sesuai dengan waktu- Nya.  Sebagai anak – anak Tuhan, kita juga harus meneladani hal tersebut, yaitu untuk selalu berussaha menepati janji yang telah terucap dari mulut kita, baik kepada orang lain diri sendiri atau bahkan kepada Tuhan sekalipun! Hambatan mungkin banyak menghadang segala usaha kita untuk menepati janji tersebut, namun demikian janji tetaplah utang yang harus kita lunasi, bagaimanapun caranya.  Jadi dari pada kerap mengingkari janji lebih baik kita tidak mengumbar janji atau dengan kata lain tidak memberikan harapan palsu!

Mewujudkan segala janji, sama saja dengan menunjukkan bahwa sang pemberi janji adalah pihak yang dapat dipercaya sepenuhnya!
 “Dari segala yang baik
Yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel,
Tidak ada yang tidak dipenuhi;
Semuanya terpenuhi.”
Yosua 21 : 45

GOD Bless u

No comments: