Terhormat = tidak gila hormat!
Seorang pemimpin yang terpilih oleh
karena pencitraan, biasanya suka sekali akan penghormatan dari pihak lain. Kesenangan untuk selalu dihormati, dipuji dan
tinggikan hanya akan melahirkan banyak penjilat - penjilat, yang sebenarnya tidak tulus dalam
memberikan hormat ataupun pujian.
Kita semua bersyukur kebiasaan gila
hormat mulai ditinggalkan pra pemimpin negeri ini. Perubahan mulai terjadi dikala pemimpin
tertinggi negeri ini(Presiden)memberikan contoh yang nyata untuk
mengenyampingkan segala “puja – puji” tidak penting bagi dirinya pribadi. Sesuatu yang terus dibuktikannya adalah
bekerja keras demi kemajuan bangsa ini.
Setali dua uang kemudian hal tersebut juga ditiru oleh banyak pimpinan
daerah yang juga mulai merakyat serta mengutamakan kinerja dari pada menjadi
pujaan belaka.
Rasul Paulus juga menekankan betapa
pentinganya perbuatan kasih, namun demikian segala perbutan kasih haruslah
didasarkan dengan kerendahan hati dan bukan untuk kesombongan belaka. Saat puji – pujian menyenangkan telinga kita,
maka hal tersebut akan menjadikan “candu” bagi pendengaran kita. Apabila sudah demikian maka hidup kita sudah
terfokus hanya kepada pujian orang lain dan celakanya akan terus mengharapkan
pujian tersebut dari orang lain(gila hormat).
Jika saat ini ada diantara kita yang mulai “gila hormat”, maka
berhentilah sesegera mungkin, sebab sifat tersebut bukan hanya berdampak buruk
bagi diri kita sendiri, namun juga orang lain(akan menimbulkan iri hati,
kedengkian, atau kecemburuan sosial).
Saat kita ingin dihormati lebih, maka
sebenarnya kita sudah sama sekali tidak layak untuk dihormati!(sebab sudah mulai
sombong)
“Dan janganlah kita gila hormat,
Janganlah kita saling menentang dan
Saling mendengki”
Galatia 5 : 26
GOD
Bless u
No comments:
Post a Comment