Berliku - liku
Tangga yang berliku – liku tersebut
dibuat agar setiap orang tidak kelelahan saat menaiki anak tangga.(gambar di
atas) Selain itu setiap orang juga bisa
menikmati pemandangan disekitarnya dan tidak harus menatap monoton ke atas(pada
tangga yang lurus). Lalu minatklah anda
menempuh tangga berliku tersebut? Ataukah anda memang terbiasa dengan segala
jalan yang berliku - liku?
Jalan berliku yang dimaksudkan
bukanlan jalan berliku dalam arti sebenarnya, namun jalan “berliku” yang banyak
dilakukan orang – orang fasik. Bekerja
benar dan jujur saja, terkadang tidak menghasilkan kesenangan bagi umat
manusia. Kebahagian mungkin bisa
didapatkan dari hasil keringat jujur, namun kesenangan duniawi belum tentu bisa
dirasakan, oleh karena itu banyaklah orang juga menempuh “jalan berliku” (cara
curang, culas ataupun tidak jujur).
Meskipun berliku, akan tetapi mendapatkan kesenangan duniawi yang
diinginkan seperti kekayaan, nama tenar, kekuasaan dan lain sebagainya.
Saat ini semakin “berliku” jalan
seseorang maka akan semakin besar pula peluang mereka dapat menikmati segala
kenikmatan di dalam dunia ini. Kode
etik, aturan hukum, moralitas sudah tidak dipedulikan lagi. Ironisnya kekudusan juga sudah menjadi “barang”
langka di dalam kehidupan ini. Tidak ada
lagi ketakutan akan hukuman setelah meninggalkan dunia ini, andai adapun itu
setelah mereka mencapai umur setengah baya.
Sungguh irosis bukan? Lalu apakah kita juga sedang menempuh jalan
berliku? Atau kita masih setia dengan jalan lurus yang penuh kekudusan itu?
Manakah yang anda pilih menderita
menempuh jalan lurus yang berujung sukacita? Atau bersenang – senang di jalan
berliku namun menuju maut?
“Lebih baik orang
miskin yang bersih kelakuannya
Dari pada orang yang
Berliku – liku jalannya
sekalipun ia kaya”
Amsal 28 : 6
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment