"Debat kusir"
Istilah “debat kusir” dalam bahasa sederhananya adalah
perdebatan yang tidak ada ujungnya serta tidak menghasilkan suatu eksimpulan
atau bahkan suatu solusi. Tidak jarang
juga perdebatan seperti ini berakhir dengan adu fisik ataupun adu jotos
diantara mereka yang bersikukuh mempertahankan argumen mereka masing – masing.
Orang – orang percaya juga kerap terjebak dalam “debat
kusir” kala berhadapan dengan mereka yang belum percaya. Kebiasaan lama yang menganggap diri lebih “unggul”
oleh karena telah menerima anugerah keselmatan dari Tuhan Yesus Kristus, kerap
menjadi senjata makan tuan bagi orang – orang percaya. Orang – orang percaya memulai pembicaraan
tentang betapa Tuhan mengasih mereka yang telah bertobat, padahal sebenarnya
Tuhan mengasihi semua manusia ciptaan- Nya(bertobat ataupun belum).
Untuk berkomunikasi dengan mereka yang belum percaya,
kita harus memulainya dengan berbagai metode sistematis yang sesuai dengan
firman Tuhan. Kita harus menghargai dan juga menempatkan posisi setara dengan lawan bicara kita. Satu hal yang sangat penting adalah tahu
kapan harus berhenti dalam mengutarakan argumen atau bahkan sama sekali tidak memulai perdebatan. Dalam perdebatan jikalau sekiranya keadaan sudah tidak memungkinkan, maka kita harus berhenti dan memberi waktu untuk jedah untuk
ketenangan hati serta pikiran masing – masing.
Jadi janganlah terus menjelaskan apa arti kasih Tuhan, sedangkan kita tak mampu berargumen dengan penuh kasih. Alangkah bijaksana lagi jikalau kita mengalah dalam suatu perdebatan yang sudah mulai memanas, sebab bisa jadi kerelaan hati kita untuk mengalah adalah awal dari kemenangan yang sesungguhnya.
Intinya percuma berdebat, jikalau kedua belah pihak sudah saling tidak percaya sebelum memulai berkata - kata ataupun berargumen.
“Lalu Sadrakh,
Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar:
Tidak ada
gunanya kami memberi jawab
Kepada tuanku dalam
hal ini”
Daniel 3 : 16
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment