Suka dengan si mulut manis?
Istilah mulut manis adalah istilah untuk seorang yang
suka merayu ataupun meudah melempar pujian.
Kata kata yang keluar dari si “mulut
manis” selalu enak untuk dinikmati setiap indera pendengaran manusia. Sayangnya inti ataupun makna dari kata – kata
yang enak didengar tersebut belum tentu semanis dengan kata – katanya.
Rasul Paulus merupakan seorang yang cukup
terpelajar. Kata – kata retorika bisa
saja selalu keluar dari mulutnya.
Uniknya Rasul Paulus tidak banyak menggunakan kata – kata retorika yang
enak didengar dalam memberitakan kebenaran firman Tuhan. Rasul Paulus tidak banyak membalut firman
Tuhan dengan kata – kata serta harapan – harapan manis, namun sebaliknya beliau
mengatakan dengan lantang apa yang harus dirubah dari orang – orang fasik serta
juga hukuman atas dosa – dosa. Paulus
tidak banyak menjanjikan yang baik, namun lantang membeberkan hukuman atas
tindakan mereka yang tidak baik.
Sebagai orang percaya kita juga tidak boleh mengandalkan
mulut manis untuk menarik orang datang kepada Tuhan. Suka atau tidak suka kita harus siap
meberitakan juga akibat jiwa mereka yang belum terselamatkan, sebab meskipun tidak enak didengar namun maksudnya adalah baik. Hanya saja dalam mengemas kata – kata tersebut
kita perlu mempertimbangkan tempat dan waktu yang tepat.
Kita tidak perlu banyak beretorika dalam pemberitaan kesalamatan, sebab
sekali jiwa mereka tidak selamat maka tidak ada lagi “kemanisan” yang dapat
dijanjikan.
Kata – kata manis akan menjadi percuma saja jikalau tidak
menyelamatkan jiwa!
“Karena kami
tidak pernah bermulut manis
Hal itu kamu
ketahui--dan tidak pernah mempunyai
maksud loba
yang tersembunyi -- Allah adalah saksi -- ”
1 Tesalonika 2 : 5
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment