Jangan masuk ke hatiku!
Kita tentu
berhak untuk dapat menutup hati kita sendiri.
Kita berhak menutup hati kita dari hal – hal buruk, ataupun segala hal
yang dapat merugikan diri kita sendiri.
Kita juga memiliki “kunci” untuk membuka diri serta ahti kita terhadap
segala hal yang menyenangkan, baik dan berguana bagi diri kita ataupun sesama.
Satu hal yang
menarik adalah bahwa kita tidak bisa selamanya menutup pintu hati kita
selamanya, meskipun “kuncinya” berada di tangan kita sendiri. Tuhan Allah yang menciptakan manusia,
mempunyai hak tertinggi unutk membuka hati ataupun menutup hati seseorang. Jadi janganlah mengira jikalau hati kita
sudah tertutup maka sudah tidak ada yang dapat membukanya lagi dan begitu juga
sebaliknya jikalau hati kita sudah terbuka maka hanya kita seorang saja yang
mampu menutupnya.
Tuhan mempunyai
otoritas tertinggi unutk embuka ataupun menutup pintu apapun di dunia ini. Melalui Yesus Kristus, Tuhan memegang kunci
untuk semua hal termasuk membuka hati kita semua. Pertanyaanya mungkin hanya satu apakah kita
benar – benar mau merelakan hati kita dibuka – Nya? Atau kita sendiri justru
yang terus berusha memperbanyak “gembok” dalam hati kita?agar kita mengindari sentuhan
kasih – Nya. Jikalau kita terus menutup
hati, sampai kapaunpun Tuhan tidak akan pernah masuk, meskipun Tuha pasti bisa pembuka pintu hati kita.
Mengapa kita
menutup pintu hati kita rapat – rapat terhadap Tuhan, sedangkan Tuhan tidak
pernah menutup diri kepada kita, jikalau kita ingin datang kepada – Nya?
“Dan tuliskanlah
kepda jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang
kunci Daud
Apabila Ia membuka, tidak ada yang menutup
Apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka”
Wahyu 3 : 7
GOD Bless u
No comments:
Post a Comment