Hartamu untuk siapa?
Semakin kaya seseorang biasanya
semakin cemas juga hidupnya. Harta yang
sangat sulit sekali untuk di”jaga”. Tentunya
banyak yang mengincar harta tersebut, dari kolega bisnis, lawan bisnis atau
bahkan anggota keluarga sendiri, bukan begitu?
Baru – baru ini ada sebuah pimpinan
perusahaan besar yang sudah meninggal, namun harta warisannya diperebutkan anak
– anaknya yang nota bennya adalah masih anggota keluarga. Harta berlimpah
yang dikumpulkan sedikit demi sedikit ternyata tidak bisa sepenuhnya dinikmati
sendiri, dan nantinya akan menjadi milik orang lain. Bahkan setelah meninggalpun harta berlimpah
tersebut menimbulkan masalah bagi anggota keluarga lain yang sebenarnya tinggal
menerima tanpa harus bersusah payah.
Jadi benarlah apa yang dikatakan
Pengkotbah, bahwa harta yang berlimpah yang dimiliki seseorang bisa jadi adalah
suatu ke sia – siaan. Intinya adalah
bukan berapa banyak harta yang kita punyai, namun bagimana cara kita
mengelolanya dengan baik. Segala yang
kita punyai pasti akan kita tinggalkan ketika Tuhan Allah memanggil kita
kembali, namun teladan yang baik dalam mengelola segala harta akan menjadi
warisan yang terbaik bagi keturunan atau anggota kita lainnya.
Harta yang berlimpah bisa menjadi
bumerang yang mencelakan hidup kita ataupun anggota kita jikalau tidak
dikeloloa dengan sebaik mungkin!
“Orang
yang dikaruniakan Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan
Sehingga
ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya
Tetapi
orang itu tidak dikarunia kuasa oleh Allah untuk menikmatinya
Melainkan
orang lain yang menikmayinya!
Inilah
kesia – siaan dan penderitaan yang pahit”
Pengkotbah
6 : 2
God
Bless You
No comments:
Post a Comment