Diam belum tentu emas di mata Tuhan
Pepatah
yang mengatakan “dia adalah emas” sepenuhnya tidak bisa dibenarkan. Terutama dalam hal ini tidak juga dibenarkan
secara iman ke-kristenan. Sebab Iman ke –
Kristenan tidak mengenal hartus diam ataupun harus banyak bicara, yang jelas
apapun itu sesuai dengen kebenaran firman Tuhan.
Terkadang
dengan diam, kita bukannya menjadi “emas” namun malahan kiuta menjadi besi
berkarat, atau dalam kata lain menjadi logam paling tidak berarti. Bilamana itu terjadi? Itu terjadi ketika diam
saja ketika melihat etidak adilan disekitar kita. Atau bahkan lebih parah lagi yaitu kita diam
saja ketika orang disekitar kita belum mengenal Yesus yang adalah Juruselamat
dunia.
Anak
– anak Tuhan harus berani lantang untuk bersuara ketika melihat ketikda adilan
disekitarnya, apalagi jikalau ia seorang pemipin. Kasih juga tidak akan tersalur jika sebagian
dari kita memilih untuk diam agar terlihat seperti “emas”. Berani bersuara ditengah ketidak adilan dan
ketidak adaan kasih adalah sesuatu hal yang menyenangkan hati Tuhan. Konsekuensi yang akan terima dari sesama
tentu saja tidak selalu meng-enakkan, namun jukalau apa yang kita suarakan
sesuai dengan firman Tiuhan, maka Tuhan pasti akan kita senangkan! Jadi apakah pilihanmu? Terlihat seperti emas
di hadapan manusia, ataupun mendapat mahkota emas di hadapan- Nya?
Jikalau
syarat untuk menjadi terang dunia adalah berani bersuara, maka jangalah menutup
mulut kita lagi demi menjadi emas yang sementara!
“Bukalah mulutmu
ambilah keputusan secara adil
Dan berikanlah kepada
yang tertindas
Dan kepada yang
miskin hak mereka”
Amsal 31 : 9
God
Bless You
No comments:
Post a Comment