Thursday, April 8, 2010

(ArBer)Dibelakang keadilan



Dibelakang keadilan


Indonesia saat ini sedang terguncang dengan, penanganan kasus korupsi “berjamaah”. Banyaknya mafia kasus juga memperburuk citra hukum serta keadilan pada bangsa ini. Bukan saja terjadi pada institusi keuangan, korupsi juga sebenarnya telah lama berakar di institusi hukum seperti kepoilisan, kejaksaan dan kehakiman. Apabila penyakit ini sudah kronis lambaga mana lagi yang bisa dipercaya rakyat untuk menuntut keadilan?


Masalah pengaturan kasus, memang sudah lama dipraktekan oleh lembaga-lembaga hukum di Negara ini, namun modusnya tersusun secara rapih, sehingga sulit sekali mencari bukti konkretnya. Diperlukan pengakuan lebih dari satu orang atau kelompok agar dapat membongkar praktek-praktek kotor di lingkungan lembaga hukum Negara. Namun apakah kesalahan semua terletak pada oknum atau lembaga-lembaga tersebut? Apabila tidak ada yang menyuap, spertinya mereka juga tidak akan melakukan praktek-praktek kotor tersebut. Semua praktek pengaturan kasus dalam persidangan memang tidak mungkin dilakukan oknum tertentu saja. Semua pihak secara sistemik ikut berperan serta merencanakan kejahatan tersebut, dan tentunya menikmati hasilnya. Akan tetapi akar dari semaunya pasti datangnya dari sang “tersangka/terdakwa”. Beliaulah yang mengucurkan dana(menyuap) agar kasusnya dapat diselesaiakan tanpa hukuman. Mungkin dengan kemampuan keuanagan yang kuat, akhirnya beberapa oknum mafia kasus menawarkan cara-cara khusus agar sang “tersangka/terdakwa” bebas dari jerat hukum.


Kita sendiri bisa jadi mungkin juga melakukan hal serupa, di saat kita memiliki kemampuan finansial, hal apapun akan kita lakukan dengan proses cepat atau ekspress dengan sedikit mengorbankan harta kita. Intinya segala prosedur dan peraturan bisa dinegosiasikan. Belajarlah untuk hidup bersih dan mengikuti aturan yang berlaku. Jangan pernah mau memberikan kepada oknum-oknum tertentu sesuatu yang tidak pantas mereka terima. Kita sendiri juga harus belajar menguasai diri kita agar tak tergoda “suapan” oknum – oknum tertentu, untuk memperlancar rencana mereka. Iman kuat dan pikiran yang jernih adalah kunci untuk menghindari salah satu godaan terberat dalam hidup ini(harta)


Seharusnya asas kejujuran, kebenaran serta kesamaan hak asasi manusialah yang berada dibelakan keadilan, bukan asas keuntungan dan kekayaan bersama.


“Suap janganlah kau terima, sebab suap membuat buta mata

Orang-orang yang melihat

Dan memutarbalikkan perkara

Orang-orang yang benar”

Keluaran 23:8


GOD Bless u

No comments: